B a b _ e n a m

19.8K 1.2K 150
                                    

"Bagaimanapun akhirnya, berjuanglah dulu."

. . . . .

Hiii . . .belum bosan kan?

.
.

.

Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 2 jam. Akhirnya Gala dan sekertarisnya, Shandy sampai juga di Bali dan langsung menuju ke hotel dimana keduanya akan menginap untuk waktu 1 Minggu kedepan.

Meski ini bukan yang pertama kalinya Gala menginjakan kakinya di Pulau Dewata. Biasanya ia akan langsung kembali ke Jakarta setelah urusannya selesai. Namun kali ini Gala memutuskan untuk tinggal lebih lama, sekalian untuk meredakan isi kepalanya yang rasanya kian hari kian penuh. Nyaris saja ia putus asa dan mati muda jika saja laki-laki itu tidak ingat bahwa itu akan membuat kerja kerasnya hanya akan berakhir sia-sia tanpa sempat Renja menikmatinya.

Sial. Hanya membayangkannya saja bahkan sukses membuat kedua sudut bibir Gala berkedut menahan senyum. Senyum samar yang berubah menjadi getir ketika ingatan dimasa lalu langsung menyerbunya, membuat Gala tersentak akan kenyataan bahwa masihkah ia memiliki kesampatan?

Rasa perih kembali mendominasi hatinya dengan sesak yang terasa kian mencekik leher. Perih yang tidak pernah hilang hingga lagi-lagi Gala harus segera mengalihkannya, atau ia akan mati karena patah hati.

 Perih yang tidak pernah hilang hingga lagi-lagi Gala harus segera mengalihkannya, atau ia akan mati karena patah hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadwal saya hari ini apa saja?" Pertanyaan yang diajukan Gala secara tiba-tiba membuat Shandy terkesiap.

"Untuk hari ini Pak Gala tidak memiliki agenda apapun." Jawab Shandy cepat. "Setelah nanti sampai di hotel, bapak bisa langsung untuk istirahat. Atau jika Pak Gala ingin berjalan-jalan, saya siap menjadi guide bapak." Tawar Shandy percaya diri seraya tersenyum lebar. Tentu saja Bali bukan tempat asing baginya melainkan kampung halamannya. Lagipula, jarang-jarang atasannya ini mau tinggal di Bali sedikit lebih lama.

"Nggak perlu. Saya nanti hanya ingin istirahat." Tolak Gala.

"Baik Pak." Shandy mengangguk.

Sampai disana, tidak ada lagi percakapan yang keluar. Gala sibuk melihat setiap jalanan yang mereka lewati dan Shandy sibuk kembali mengecek kembali jadwal atasannya. Takut-takut ada yang terlewat.

Hingga kemudian ponsel milik Gala berdering memecah keheningan. Segera laki-laki itu morogoh saku jaketnya, wajahnya yang selalu nampak datar dibuat berdecak ketika melihat siapa orang yang menelponnya . Tanpa perlu berpikir dua kali, laki-laki itu langsung menolak panggilan tersebut dan kembali memasukan ponselnya ke saku jaktenya.

Baru saja Gala berniat untuk memejamkan matanya, suara ponselnya kembali berdering dan ketika dilihat masih orang yang sama dengan orang yang tadi menelponnya. Abai, Gala meletakan ponselnya di dashboard dan membiarkan telponnya terus berdering hingga mati dengan sendirinya.

Kisah Yang Belum Usai (Lengkap) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang