15. Author - Berdua Bersamamu

489 26 9
                                    

Dimana bayi Aulia? Emi mengernyit.

Melalui pantulan kaca rias, Ia memerhatikan Azhar yang memasuki kamar dengan menggendong serta kedua anak mereka.

"Katanya Bunda akan menjaga Bayi Aulia untuk sementara waktu, jadi kita bisa keluar hanya dengan anak-anak saja," ucap Azhar menjawab rasa penasaran Emi seraya meletakkan Azila dan Azilo ke atas ranjang.

"Kok gitu?" Emi berbalik, menghentikan sejenak aktivitasnya yang tengah memoleskan bedak secara tipis-tipis.

"Biar kita gak terlalu keteteran jagain ketiganya. Lagipula kita pergi bukan untuk bersenang-senang kan? Kita bisa bawa pergi bayi itu dilain waktu."

"Pilih kasih," gerutu Emi tanpa suara.

"Kamu lanjut aja dandannya, biar anak-anak Kakak yang urus." Benar saja, setelahnya Azhar mengambil pakaian Azila dan Azilo kemudian mengganti pakaian keduanya secara bergantian.

Begitu Emi selesai, kedua anaknya pun sudah siap. Sementara Azhar tidak perlu berganti apa-apa, karena mengenakan setelan kerja pun sudah cukup baginya. Setelahnya mereka turun, dengan Azhar yang menggendong Azila dan Azilo di tangan Emi.

Melewati ruang keluarga, Emi cukup tertegun melihat Fatma yang tengah memberikan susu pada Bayi Aulia. Bisa-bisanya, hanya karena bayi Aulia tidak boleh ikut, Ibu mertuanya itu sampai rela melakukan hal demikian. Salahkah jika Emi memiliki pikiran yang sedikit negatif terhadap Ibu mertuanya itu?

***

Malam Pesta pernikahan pun tiba, semua terlihat sesuai permintaan Emi dengan dekorasi yang didominasi warna putih dan abu. Kursi-kursi sudah disusun melingkari meja yang dipasang sebuah lilin di tengahnya. Di atas sana, Langit malam dihiasi oleh hamparan bintang yang seakan turut berbahagia atas pesta pernikahan malam ini.

Ini benar-benar momen paling mengharukan bagi Emi. Dimana Ia dan Azhar, disibukan dengan menyalami setiap tamu undangan, kemudian memamerkan senyum pada setiap mereka yang meminta foto bersama.

Disana hadir juga Kakak-kakak Emilia yang turut meramaikan. Diantaranya ada Ares, Banyu, Chandra, Darren beserta kedua orangtua mereka. Suasana semakin hangat oleh tawa anak-anak panti yang dibawa oleh Nenek Sari. Mereka turut diajak serta untuk merasakan kebahagiaan ini.

"Selamat ya Em, semoga anak ketiga segera hadir disini." Datang-datang Diandra Langsung melontarkan kalimat tersebut dengan tangan yang mengusap perut Emi.

"Harusnya ke empat dong," Emi segera menyela candaan Diandra dengan pikiran yang otomatis menghitung kembali kapan terakhir kali Ia mendapatkan menstruasi.

Jika dihitung-hitung harusnya...

"Oh iya deh, ke empat. Aku lupa tadi. Pokoknya selamat, semoga kamu sabar menghadapi sikap kekanakan Azhar."

Emi tersenyum tulus menanggapinya. Sudah banyak yang berubah dari perempuan yang biasa Emi panggil Bibi Dii ini. Tidak hanya penampilan yang semakin terlihat dewasa, tetapi Diandra juga jadi perempuan yang sangat hangat. Dia datang bersama Fathan yang kini tengah mengobrol kecil bersama Azhar.

"Bayi Aulia mana, Bunda?" bisik Emi pada Fatma yang turut menghampiri untuk memberikan Azila dan Azilo pada pasangan pengantin. Seperti biasa, Azila di tangan Azhar dan Azilo di tangan Emi.

Sekarang sudah saatnya mengambil foto bersama anak-anak mereka. Tapi sedari tadi, pandangan Emi tidak menemukan keberadaan bayi Aulia disudut manapun.

"Dia udah tidur. Gapapa, foto sama Zila Zilo aja. Kasihan juga kan bayi itu kalau digendong paksa, gimana kalau kebangun coba? Kamu tahu sendiri Em, kalau dia udah bangun, tangisannya sekenceng apa."

Pernikahan Wasiat 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang