10. Author - Dibalik malam itu....

5.2K 469 24
                                    

Oke, sebelum lanjut aku ingin memperbaiki sesuatu.. Di part sebelumnya aku melakukan kesalahan dengan bilang kalau usia bayi Aulia baru beberapa minggu.. Nah kemarin aku sudah merubahnya menjadi beberapa bulan lebih muda dari zila-zilo.

Jadi.. Usia bayi Aulia udah sekitaran 5-6 bulanan ya.. So.. Happy reading guys... Ikon bintangnya jangan lupa di klik juga...

😘

***

"Anak itu akan pulang bersama kita. Kita akan mengadopsinya."

Percekcokan kecil itu masih berlanjut. Azhar keras kepala tidak mau membawa anak itu, sedang Emi tidak mau kalah dengan tetap menginginkannya untuk ikut bersama mereka.

Beruntung, anak-anak sudah diambil alih oleh yang lain, bermain bersama anak-anak di sini. Sedang Azhar dan Emi hanya berdua, tinggal di dalam ruangan yang sama seperti sebelumnya.

Emi juga sudah menjelaskan maksud dari isi surat yang ditulis Aulia. Aulia menginginkan Emi untuk membalas jasanya yang telah menyelamatkan Emi dulu.

Memang benar, wanita yang mendorong Emi ke sungai adalah Aulia. Tetapi Aulia terpaksa melakukannya, karena kalau tidak melakukannya, nyawanya sendiri yang menjadi taruhannya.

Selain itu, sebelum mendorong Emilia, Aulia sudah berjanji pada Emi akan menyelamatkan Emi nantinya. Kalau Emi tidak berhasil diselamatkan olehnya, maka Aulia juga akan ikut bunuh diri.

Keadaan itu terjadi atas perintah Bram. Meski lelaki tua itu sudah mendekam di dalam penjara, tetapi anak buahnya masih berkeliaran dengan bebas. Bram tidak bisa berhenti untuk menghancurkan siapapun yang menjadi penghalangnya dalam mendapatkan Emilia, termasuk menghancurkan Aulia. Anak tirinya sendiri.

Andai saat itu Aulia tidak meninggalkan Azhar dengan pergi ke luar negeri, pernikahan Bram dan Emi masih bisa dilaksanakan. Aulia melanjutkan hidup bersama Azhar, dan Bram bisa berbahagia bersama Emilia. Namun, akibat kebodohan anak tirinya tersebut, pada akhirnya semua usaha Bram untuk mendapatkan Emilia berakhir sia-sia.

Kesabaran Bram telah habis. Kalau ia berakhir tragis, maka kehidupan orang-orang yang tertawa di atas penderitannya pun harus berakhir lebih tragis juga. Salah satunya kehidupan Azhar. Dari sanalah rencana penculikan pada Emi dilakukannya, hanya untuk membuat Azhar menderita.

Bram memanfaatkan Aulia dalam rencananya. Membuat seolah-olah Aulia yang melakukannya supaya laki-laki yang mencintai wanita itu membencinya setengah mati. Bak sambil menyelam minum air, Bram bisa mendapatkan dua keuntungan sekaligus dari satu pekerjaan. Azhar mendapat kehancuran dan Aulia mendapat kebencian.

Bram tidak akan hancur sendiri, semua akan merasakan kehancuran yang sama seperti dirinya. Dan rencananya ... Berhasil.

Pada malam itu dua orang suruhannya membawa Emilia, memasukkannya ke dalam mobil yang sudah terdapat Aulia juga di dalamnya. Berbeda dengan Emi yang sudah tidak sadarkan diri, justru Aulia masih sadar sepenuhnya. Tetapi dirinya tidak bisa bergerak bebas karena ikatan telah melilit di sekujur tubuhnya. Selain itu bibirnya juga sudah tersumpal dengan segulung kain.

Tiba di suatu hutan, ikatan pada tubuh Aulia dilepaskan. Aulia di bentak dan dipaksa untuk membawa Emi ke atas sebuah jembatan kayu. Supaya mendorong wanita itu dari atas sana, dan selama itu terjadi kedua laki-laki yang membawa Aulia tadi sudah merekam aksinya.

Tanpa mereka sadari. Sebelum Aulia mendorong tubuh Emi, waita itu sempat membisikan kata-kata maafnya, dan berjanji akan menyelamatkan Emi nantinya. Sedangkan aksinya ini dilakukan, semata-mata untuk membuat Bram puas atas rencananya, karena melakukan pemberontakan juga hanya akan berakhir sia-sia.

Pernikahan Wasiat 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang