3

3.4K 342 22
                                    

~Enjoy it guys~

Dua mobil audi berwarna hitam memasuki basement rumah sakit. Setelah memastikan mobil telah terparkir dengan benar, mesin pun dimatikan.

Tama yang pertama keluar lalu disusul Elisa dan Kaivan. Sementara Garvi berada di mobil yang berbeda.

Keempat orang itu memasuki lift, menekan angka lima dan kotak besi itu bergerak naik.

"Selamat Pagi." Salam Tama, ia menjabat tangan orang didepannya.

Pria dengan jas putih itu balas tersenyum. "Selamat Pagi, silahkan masuk."

"Hai, Kaivan. Bagaimana kabarmu?" Sapa Dokter Noval.

Kaivan tersenyum singkat "Baik."

"Bisa kita melakukan pemeriksaan sekarang?" Dokter Noval mengedarkan pandangan. Meminta persetujuan dari orangtua pasiennya.

"Lebih cepat, lebih baik." Sahut Tama.

Kaivan berjalan mengikuti Dokter Noval, naik keatas brankar dan mengikuti interuksi dari pria yang sudah ia kenal lumayan lama itu.

Jarum suntik menembus punggung tangan kiri Kaivan, meringis sedikit karena demi apapun dirinya tak pernah familiar dengan sensasi itu.

Tahap terakhir adalah injeksi vitamin. Kaivan sudah tertidur bahkan sejak setengah jam saat pemeriksaan dimulai.

Garvi memasuki ruangan, jujur saja ia tak terlalu suka dengan bau tempat serba putih itu. Jadi saat memastikan Kaivan sudah terlelap, ia berlalu pergi.

"Apa sudah selesai?" Tanya Garvi. Ia mengambil duduk disebelah mamanya.

"Sebentar lagi." Jawab Elisa setelah melirik jam tangan miliknya.

Tirai putih dibuka, Dokter Noval keluar dengan buku catatan miliknya. Ia duduk diharapan Tama, Elisa, dan Garvi.

"Secara keseluruhan, keadaan Kaivan sudah lebih baik daripada satu bulan yang lalu. Hanya saja ada beberapa obat yang ditingkatkan dosisnya."

"Untuk obat pereda nyeri dan suplemen, tolong pastikan jika Kaivan mengomsumsinya tanpa terlewat." Jelas Dokter Noval.

"Lalu, untuk terapinya dalam bulan ini saya jadwalkan Kaivan untuk melakukan terapi fisik dan konseling." Lanjut pria itu.

Tama mengangguk paham.

"Terapi fisiknya tetap bersepeda dan berenang kan?" Tanya Tama.

"Benar. Tapi tolong pastikan Kaivan tidak terjatuh atau terbentur benda keras."

"Apa Kaivan masih tidur?" Tanya Elisa.

Dokter Noval mengangguk "Mungkin setengah jam lagi, Kaivan bangun."

"Aku bisa menemani Kaivan untuk seminggu kedepan." Kata Garvi.

"Itu memang tugasmu." Balas Tama lalu beranjak pergi dari ruangan.

✨️

Langit berubah jingga saat Jessie baru sampai di rumah. Perempuan itu melangkah kearah pintu dengan high heels berwarna hitam mengkilat miliknya.

KALOPSIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang