(Angin Sedang Berhembus)
Sepulangnya dari Korea, Yuki sempat kesulitan mencari pekerjaan di Jepang. Hal itu membuat Yuki ingin menemui Taka. Karena Taka masih berbaik hati dan menganggap Yuki bagian penting di masa lalunya. Taka mengenalkan Yuki pada manajernya, Ryu. Kebetulan istri Ryu adalah seorang guru dan akan merekomendasikan Yuki menjadi guru musik di sekolah tempatnya bekerja.
Namun kembalinya Yuki ke Jepang juga membawa fakta yang baru diketahui Taka. Fakta sebenarnya mengapa Yuki mengakhiri hubungan dengannya waktu itu. Sosok pria bule yang dia posting rupanya adalah anak dari salah satu dosen di universitas Yuki menimba ilmu. Yuki memanfaatkan pria bule itu untuk kepentingannya selama kuliah di sana. Membantunya mendapatkan nilai baik, membantunya berlatih vokal di luar jam kuliah, dan hal lain yang menguntungkan baginya.
Saat Yuki berhasil menyelesaikan pendidikannya di Universitas Korea itu, di saat itu pula Yuki mengakhiri hubungannya dengan pria bule yang diketahui bernama Dave. Hal yang sama yang dilakukan Yuki pada Taka dulu. Ya, Yuki yang sempat menolak Taka, namun akhirnya menerimanya hanya karena Taka berasal dari keluarga artis kondang.
Yuki sendiri yang tanpa sengaja mengatakan hal itu pada Ayumi -istri Ryu. Saat itu Ayumi sedang mengobrol dengan Yuki di jam istirahat mengajar. Mereka bicara banyak hal lantaran Ayumi yang penasaran dengan perkuliahan di Korea. Dan Yuki pun mulai bercerita.
"Semua akan mudah kalau kau punya orang yang bisa diandalkan, entah itu di Korea atau Jepang." Begitu kata Yuki yang membuatnya malu sendiri. Meskipun kemampuan Yuki bisa dibilang bagus, entah apa yang dipikirkan bocah itu sampai-sampai memanfaatkan orang lain untuk mencari keuntungannya sendiri.
Dan sekarang, saat Yuki ingin kembali pada Taka. Pria itu sudah tidak mempercayainya lagi. Meskipun mungkin di hati kecilnya masih ada sedikit rasa untuk Yuki. Namun baginya Yuki akan tetap sama. Hanya akan memanfaatkannya saja untuk karir Yuki di Jepang.
Taka sangat berterima kasih pada Ayumi karena menceritakan hal ini padanya. Karena Taka bisa tahu, mana orang yang benar mencintainya dan mana orang yang hanya memanfaatkan ketenarannya untuk keuntungan pribadi. Apalagi sekarang karir Taka bisa dibilang sedang naik.
*
Aku terlalu malas menceritakan kejadian semalam pada Aya dan memintanya untuk tidak mengkhawatirkan hal itu. Taka terus menghubungiku sejak pagi tadi. Mungkin dia sudah mengetahui berita itu. Dia memintaku menemuinya namun aku menolak karena tidak mau terlibat lagi dengannya.
"Aku tidak mau kau dalam bahaya." Begitu ucapnya sebelum memutus sambungan telepon tadi. Berlebihan sekali, apanya yang bahaya?
Namun bukan Taka namanya kalau tidak bersikap seenaknya. Dia sudah menungguku di depan asrama saat aku baru pulang bekerja. Kaca mobil hitam mengkilat itu terbuka, menampakkan hidung mancung Taka di kursi kemudi. Dia memberi gestur memintaku untuk masuk. Aku menggeleng malas.
"Mau kau yang masuk atau aku yang keluar?" Ucapnya seraya melongokkan kepalanya di atas kaca mobil yang kini hanya terbuka separuh. Rambut hitamnya menari diterpa angin sore. Aku memutar bola mata jengah dan mulai melangkah memutari kap. Rasanya ingin ku tekan tombol otomatis di dalam mobil agar kepalanya terjepit kaca.
"Kau ini apa-apaan sih?! Bagaimana kalau ada berita lagi? Aku tidak akan memaafkanmu kalau universitas menendangku ke luar sebelum menyelesaikan program studi ini!" Semprotku saat sudah memosisikan pantatku di kursi sebelah. Dia hanya memandangku sekilas sebelum melajukan mobil.
"Hei sejak kapan kau bisa menyetir?!" Semprotku lagi yang hanya dibalas cengiran.
"Kau sudah bisa betul? Tidak sedang belajar kan? Jangan bikin panik deh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nagai Hikari | Takahiro Moriuchi [ON GOING]
Fanfiction[MENGIKUTI PROGRAM PERTUKARAN MAHASISWA DI JEPANG MEMBUATKU HARUS BERTEMU DENGAN COWOK BERISIK DAN BERURUSAN DENGANNYA] Kau adalah bintang. Seorang bintang di atas panggung. Seorang bintang di kalangan penikmat lagumu. Dan satu-satunya bintang yang...