Selesai dengan kegiatan pengenalan, para mahasiswa baru kembali disibukkan dengan malam keakraban sebagai puncak dari semua kegiatan orientasi yang berlangsung selama dua minggu lamanya. Malam inagurasi dilakukan terpisah setiap jurusan sehingga Gemini harus rela ditinggal suaminya selama dua malam berturut-turut.
"Gem, udah ih gelendotannya, malu sama Bian, noh!" Protes Fourth mengusir suaminya yang terus menempelinya kemanapun ia pergi ke setiap sudut apartemen.
Malam ini Bian yang sudah masuk ke sekolah dasar itu diminta menginap menemani Gemini di unit. Permintaan Fourth sih agar suaminya ingat makan, karena Bian selalu mengoceh tentang makanan di jam-jam makannya sehingga secara tidak langsung Gemini juga ingat makan, Fourth juga ingin Bian menginap agar pantatnya selamat, ekhem. Fakultas Gemini sudah lebih dulu melakukan inagurasi minggu lalu.
Sejak sore tadi, Gemini terus bergelayut manja pada Fourth yang tengah mengemas pakaiannya, kemudian merengek meminta dimandikan, disuapi makan malam, persis seperti anak kecil. Jika bukan Fourth, siapa lagi yang tahan?
"Sayang, ini cuma dua malem, hari senin aku pulang, kok! Lagian cuma ke Bogor, nggak jauh-jauh amat, ya?" Bujuk Fourth dengan sabar menghadapi Gemini yang merajuk, memajukan bibirnya sejauh yang ia bisa.
Cup!
"Gemes banget gini, maunya apa sih?" Goda Fourth setelah mencuri sebuah kecupan singkat pada lelaki jangkungnya.
Gemini melirik Bian sekilas, bocah itu masih larut dalam cerita yang ia eja di balik sofa yang membelakangi meja dapur. Lelaki yang lebih tinggi itu memeluk pinggang ramping suaminya, "Mau ciuman sampe pingsan," lirihnya diiringi seringai tipis.
"Eum...anu..."
Gawat!
***
"Fourth, buka kek maskernya! Jakarta panas banget emang lo nggak gerah?" Protes Bimbeam sambil terus menyalakan kipas elektriknya yang sudah bekerja semaksimal mungkin tetapi belum bisa mengalahkan udara panas yang mencekik.
Namun Fourth menggeleng keras, mempertahankan masker yang menutupi wajahnya.
Perjalanan pagi ini diikuti oleh satu fakultas, jadi Satang dan Bimbeam juga ikut serta, ketiga mahasiswa baru tersebut juga berbagi kursi bus yang berisikan tiga orang. Pagi ini bus akan berangkat tepat jam sembilan pagi.
"Biarin aja Beam, kasian dia kalo di buka maskernya, seksi banget!" Celetuk Satang yang baru sampai.
Bimbeam mengerutkan keningnya tidak mengerti, "Maksudnya?" Lalu Satang membisikkan sesuatu pada gadis tersebut hingga membuatnya berseru heboh, "Wah! Gila si Fourth nih!" Komentar Bimbeam tidak percaya.
"Hai Beam! Lo di bis berapa?"
Acara Bimbeam meledek Fourth itu terpaksa berhenti karena sapaan orang yang selama ini Bimbeam hindari. Ryu Abimana, seorang putra dosen senior yang katanya akan mengajar kelas Satang dan Bimbeam di semester pertamanya. Katanya, sih. Hingga mau tidak mau dengan ancaman nilai yang anjlok karena menolak Ryu, Bimbeam terpaksa menuruti semua kemauan lelaki brengsek yang selalu memaksakan keinginannya.
"Gue di bis lima," Jawab Bimbeam dengan wajah masam, berusaha melepaskan tangan Ryu yang hinggap di bahunya. Satang yang melihat raut tak nyaman dari Bimbeam itu tersulut emosi, sejak awal Satang sudah tidak menyukai lelaki tersebut.
Akhirnya Satang maju mendekat, melepaskan Bimbeam dari Ryu, "Temen gue nggak nyaman, lo buta apa gimana, sih?!" Sungut Satang sambil menyembunyikan Bimbeam di punggungnya.
"Lo...
"Perhatian! Semua maba diharapkan berkumpul di depan bus masing-masing!"
Mendengar panggilan tersebut, Ryu menarik Bimbeam kembali dalam rangkulannya, "Biarin dia sama gue, atau lo tau sendiri akibatnya," ujarnya lalu pergi sambil menarik Bimbeam yang jelas menampakkan raut tidak nyaman, meninggalkan Satang yang tersulut emosi.
Tepukan ringan di bahu Satang diberikan Fourth sambil mendesah pasrah, "Turutin aja lah, daripada lo nggak lulus,"
***
Perjalanan empat jam terlewati dengan banyak drama, muntah-muntah, masuk angin, dan masalah kejompoan lainnya khas remaja jompo yang bisa dijadikan kenangan kelak nanti. Dan Fourth yang sengaja tidur dengan ponselnya yang dinonaktifkan karena pasti suaminya akan terus menghubungi sepanjang perjalanan ini.
Sedangkan Satang terus menggerutu karena Bimbeam yang tidak bisa ia tolong dari monopoli Ryu sehingga perasaan khawatir terus menghantui pikirannya.
"Tang, yuk turun, udah sampe!"
Gitaris itu tersentak pelan, melamun sepanjang perjalanan sehingga menyadari teman-temannya sudah berbondong-bondong keluar bus. Fourth menarik ujung bahu sahabatnya mengantre keluar bus.
Udara dingin menyeruak begitu saja menembus kulit wajah Fourth yang kering tersebut. Meskipun begitu, antusias dari para manusia kota yang panas tidak surut begitu saja hanya karena udara dingin.
Sebuah penginapan berkapasitas hampir lima ratus orang di perbukitan menjadi tempat Fourth dan teman-temannya meluruskan pinggang yang harus duduk selama empat jam di dalam bus. Pemandangannya nampak menakjubkan, sejenak Fourth terpana akan pemandangan asri yang ia lihat di sini. Satu dua foto ia ambil, lalu mengirimkannya pada Gemini yang sudah sibuk memebuhi ruang obrolan mereka.
'Udah sampe ya, aku kasih pap biar diem kamunya' -Tulis Fourth di akhir pesan teks nya.
Bahu Fourth ditepuk pelan, lelaki tersebut menoleh dan mendapati seorang gadis yang ia ketahui adalah teman Bimbeam di program studi yang sama dengan dirinya, "Iya? Kenapa, Flo?"
Gadis itu tersenyum gugup, "Anu... lo, eh kita maksudnya, dipanggil kating," ujarnya terbata dengan malu-malu. Namun bukan Fourth namanya jika mengambil pusing tentang sikap gadis di depannya ini.
"Oh, ayo,"
Keduanya berjalan beriringan melewati koridor kamar yang berjajar, menuju aula serbaguna yang berada di ujung koridor, tempat para panitia inagurasi berkumpul.
Kemudian salah satu senior melihat Fourth dan Flo mendekat, ia langsung melambai senang, "Sini!" Serunya semangat. Fourth dan Flo mempercepat langkahnya, lalu dengan sopan duduk di antara para mahasiswa seniornya itu, menunggu apa yang ingin dibicarakan.
***
"Oke, jadi Fourth sama Florie paham?"
Kedua mahasiswa baru tersebut ternyata mempunyai tugas dadakan, yaitu menjadi perwakilan program studi untuk sebuah penampilan akustik. Flo akan bernyanyi diiringi Fourth yang memetik gitar hasil pinjaman dari senior.
Fourth dan Flo akan tampil di malam penutupan inagurasi yang jatuh pada esok hari. Keduanya hanya mempunyai waktu beberapa jam saja untuk latihan di sela-sela kegiatan mahasiswa baru.
"Paham, kak!"
Sang kakak tingkat tersenyum lega, "Ya udah, makasih banyak ya kalian udah mau bantuin kita, sekarang kalian bisa balik ke kamar buat istirahat. Sampe ketemu nanti malem di prasmanan!"
Bersambung, hari ini mau double up!
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahsa : Next Chapter Begin [GeminiFourth]
Teen FictionBabak baru dimulai! GeminiFourth Uni-era, makin dewasa makin banyak masalah, tapi selama Fourth punya Gemini, ngapain Fourth takut? Sebagian besar karakter author ambil dari artis Thailand dan beberapa karangan author sendiri. Karya ini murni milik...