12-Bapak

720 65 8
                                    

Apa kabar, kakek Krist?

Maaf Fourth kabarin lewat surat begini padahal harusnya Fourth bisa dateng ke rumah kakek atau telpon, tapi Fourth masih takut, maaf ya kakek. Fourth cuma mau kasih tau kalo sebentar lagi kakek Krist sama nenek Fah bakalan punya cicit, copy-an fotonya Fourth sengaja buat biar kakek sama nenek lihat.

Hehe, langsung sekali tiga kek, salahin Gemini aja pokoknya ya!

Kita sehat-sehat di sini, udah empat bulan Fourth ngerasain ada cicit-cicit kakek di dalem perut Fourth. Doain ya kek, semoga kami sehat sampe cicit-cicit kakek lahir nanti. Walaupun Fourth udah lepas nama, tapi kakek masih anggep Fourth cucu kakek, kan?

Oh iya kek, sekalian Fourth mau undang kakek sama nenek ke resepsi pernikahan Fourth sama Gemi, kami nggak berharap kakek sama nenek dateng, kami cukup tau diri kok buat itu. Undangannya Fourth kasih juga, nanti jangan lupa di bawa, soalnya ini privat, jadi kakek harus scan kode, hehe.

Segitu aja ya kek dari Fourth, kakek udah mau baca surat ini aja Fourth udah seneng, kok! Terima kasih banyak kakek Krist.

Fourth nattawat

-------

Krist menyeka air mata yang menetes di sudut matanya, memandangi kertas yang tercetak buram itu dan sebuah undangan bernuansa hijau toska di tangan kirinya. Seutas senyum tercipta diantara kerutan usia tua, Krist menghela nafas lega, karena Fourth tidak bernasib sama dengannya di dalam keluarga Jira.

"Surat apa itu, mas?" Suara seorang wanita paruh baya itu membuat Krist menoleh. Lalu dengan semangat menunjukkan foto janin-janin milik Fourth, "Kita mau punya cicit, Fah! Fourth hamil!" Seru Krist bahagia.

Euforia kebahagiaan tercipta diantara pasangan senja tersebut, Krist dan Fah berpelukan erat, kebahagiaan juga tercipta di sini.

"Fah, menurutmu kado apa yang pas buat anaknya Fourth? Rumah? Mobil? Asuransi? Apa kita kasih..."

"Mas, ini janin, lho! Bukan direktur!" Peringat Fah memotong, lalu wanita itu terkekeh pelan.

Fah terdiam sejenak berpikir, jemarinya mengetuk-ngetuk tulang pipi yang telah berkeriput itu, "Kasih emas aja, nanti kan bisa Fourth simpen dan pake buat kebutuhan anak-anaknya kalo udah besar nanti," sarannya.

"Kalo begitu kasih aja asuransi,"

Fah mendengus, "Karepmu ae, mas!" Gerutunya, lalu ia menilik surat undangan atas nama Fourth dan Gemini, "Mas mau dateng ke resepsi mereka?"

Krist hanya mengendikkan bahunya.

***

Setelah Gemini mendapatkan pukulan manja dari kedua ibunya, akhirnya berita kehamilan Fourth menyebar di kedua keluarga. Euforia bahagia tentu tak terhindarkan lagi. Sama seperti ketika Ford mengandung, kakek Singto langsung memberikan hadiah berupa pelayanan rumah sakit sampai melahirkan dengan dokter pilihan Fourth sendiri.

Sementara sang papi langsung menyarankan untuk menggelar resepsi pernikahan setelah mendengar ujaran Fourth untuk mempublikasikan hubungan asli mereka. Maka terjadilah resepsi itu, dengan Fourth yang menentukan ini dan itu, Gemini dan semua orang akan menurutinya dengan senang hati. Hal-hal seperti ini telah terjadi beberapa kali di keluarga Jira.

"Bee, bang Phu udah ngirim list ke email kamu, udah di buka belum? Nanti katanya suruh ngasih balesan," Ujar Gemini seraya meletakkan segelas susu di atas nakas Fourth.

Yang lebih muda tersenyum tipis, berterima kasih sebelum menenggak habis susu yang sedikit membuatnya mual itu hingga habis, "Ini lagi aku beresin list-nya, aman," jawab Fourth lalu kembali fokus dengan laptopnya.

Gemini memperhatikan suaminya, kini tengah memakai kaus tanpa lengan ditengah ruangan berpendingin, lalu Gemini menyelipkan kepalanya diantara perut suaminya yang telah membuncit sedikit.

"Anak-anak ayah lagi ngapain di dalem? Suruh papa istirahat, gih! Udah malem!" Sapa Gemini seraya membelai perut Fourth.

Sementara sang pemilik perut terkekeh pelan mendengar celotehan suaminya yang kini telah menjadi rutinitas Gemini setiap malam saat hendak tidur. Saat Gemini telah mulai berbicara kepada calon anak-anak mereka, saat itulah Fourth harus benar-benar bersiap untuk istirahat, karena Gemini tak akan pernah selesai bercerita sampai Fourt benar-benar terlelap nyaman.

"Kenapa suka banget ngajak mereka ngobrol sih, Hon?" Tanya Fourth heran seraya ikut membelai perutnya bersama Gemini.

Yang lebih tua tersenyum, "Aku dikasih tau bang Joong, katanya kalo aku sering ngajak ngomong mereka, nanti mereka jadi kenal suara bapaknya," Jelas Gemini sambil terus mengusap-usap perut suaminya, namun tatapannya tak berpaling dari suami kecilnya itu.

"Eh? Kalo aku di panggil bapak kayaknya bagus, deh! Pengen deh di panggil bapak," Celetuk Gemini kemudian dengan senyum berbinar, lalu kembali berbicara kepada calon anak mereka, "Anak-anak, sekarang ganti ya panggilnya jadi bapak... bapak!"

Fourth terkikik geli mengamati interaksi intens Gemini dengan calon anak mereka. Namun di samping itu, Fourth juga bersyukur, di masa-masa beratnya kini ada Gemini di sisinya, Gemini menepati janjinya untuk sama-sama berusaha belajar untuk menjadi orang tua yang baik.

"Bapak, I love you," Ujar Fourth tiba-tiba, tangannya kemudian mengusap surai Gemini.

Siempunya panggilan pun membeku, ia tersipu dengan tanda wajah yang merona. Fourth selalu penuh kejutan.

Fourth lalu merengek, "Pak, yang diajak ngobrol anaknya terus, aku loh juga mau dikelonin," protes Fourth manja. Dengan ekspresi memohon, wajah yang bersinar terkena pantulan sinar bulan, Fourth yang mempesona, apa bisa Gemini menolak?

Gemini tersenyum jahil, "Udah dulu ya anak-anak bapak, ternyata ada yang pengen dikelonin, nih!" Kata Gemini lalu merebahkan dirinya di sisi kosong tempat tidur.

Segera, Fourth masuk ke dalam dekapan hangat sang suami, tak hanya itu, hatinya jua menghangat karena afeksi yang Gemini berikan.

"Dah, tidur ya! Aku pelukin sampe pagi,"

"Iya, selamat malam, bapak,"

















Bersambung, ayo bantu Vee cariin panggilan gemes "ayah" buat Fourth😁

Rahsa : Next Chapter Begin [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang