14-Hari Bahagia

625 55 0
                                    

Fourth menggulir ponselnya, berselancar di sosial media miliknya untuk beberapa saat setelah mempublikasikan foto resepsi pernikahan sekaligus potret stik pemeriksa kehamilan pada akunnya. Seutas senyum tercipta, Fourth pikir dengan pengumuman pernikahan dan kehamilannya, akan banyak komentar negatif yang menyerang akun media sosialnya. Namun nyatanya, para penggemar berlomba mengisi kolom komentar dengan kalimat positif untuknya, bahkan untuk meredam komentar negatif, mereka juga menambahkan resep makanan dan minuman acak, atau tata cara membuat sesuatu.

Ada-ada saja kelakuan penggemarnya. Tetapi Fourth akhirnya tahu, bahwa masih lebih banyak orang yang mendukungnya daripada orang yang memberikan komentar negatif pada dirinya.

"Senyam-senyum aja, ngeliat apa?" Tegur Gemini yang datang dengan susu yang harus Fourth minum sebelum tidur.

Papa hamil itu terkikik, "Aku lagi bacain kolom komentar, lucu deh," Lalu Gemini mendekat ketika Fourth memintanya, "Nih, isinya resep makanan sama tutor DIY semua hahaha!" Ujar Fourth semangat, memberikan ponselnya pada Gemini, mengizinkan suaminya itu memeriksa apa yang Fourth tunjukkan.

"Ternyata lebih banyak orang yang sayang sama kita, daripada hatters itu sendiri," Gumam Fourth kemudian, ia tersenyum cerah, "Iya kan, hon?"

Yang lebih tua mengangguk saraya mengusap surai suaminya lembut, senyumnya begitu meneduhkan hati Fourth, "Makasih ya Fou, udah berani keluar zona nyaman buat aku, padahal kamu belum siap," Ujar Gemini lalu mencuri satu kecupan di bibir.

Dan kecupan tersebut juga mengingatkan Fourth tentang pertengkarannya tadi siang dengan Gemini. Segera Fourth mendorong dada suaminya, "Aku baru inget, kalo harusnya malem ini kamu tidur di luar," monolog Fourth dengan senyum mengerikan.

Tiba-tiba saja Gemini terdorong sampai keluar, "Bee? Jahat banget?" Rengek Gemini.

"Siapa suruh usil, kasian deh Gemi junior, good night, little Gem! Jangan nyusahin bapakmu," Ledek Fourth sambil melirik bagian bawah suaminya, "Duh, tegak banget lagi tuh, semangat!"

Brak!

Gemini menghela nafas, menggerutu kesal karena akibat kotornya otak dirinya.

Sialan

***

Gemini berdecak kesal, karena ia lupa menutup tirai ruang belajar yang kini ia tempati untuk tidur, karena sinar matahari begitu cerah menyambut bangunnya remaja tersebut.

"Anjir, gue nggak bisa tidur lagi," geritu Gemini sebal, akhirnya ia memutuskan untuk keluar kamar untuk membuat sarapan.

Huek!

Namun samar-samar ia mendengar suara familiar yang setiap hari ia dengar selama beberapa bulan terakhir, namun sekarang frekuensinya telah berkurang. Fourth dengan kegiatan paginya itu terkadang membuat si papa hamil tersebut kadang dehidrasi.

Si anak tunggal itu lantas menerobos masuk ke dalam kamar, mencari suaminya yang kini tengah duduk di sisi kloset kamar mandi mereka.

"Gem... lemes," lirih Fourth sebelum kembali mengeluarkan suara mual itu, meski tak memuntahkan apapun di sana.

Sedangkan Gemini terus mengusap punggung suaminya dengan lembut, mencoba mendampingi Fourth yang sepertinya sudah tak sanggup berdiri lagi.

Biasanya, setiap pagi Gemini akan bangun dengan Fourth yang telah berada di kamar mandi, lalu menggendongnya kembali ke tempat tidur, membiarkan si manis terlelap sampai ia bangun sendiri, Gemini yang pergi bekerja itu akan meminta salah satu saudaranya untuk datang menjaga Fourth.

"Bee, aku ada interview majalah hari ini sama papi sama kakek, aku tinggal gapapa, kan?" Pamit Gemini pada Fourth yang masih setengah sadar.

Sedangkan Fourth mengangguk lucu, "Pulangnya bawa takoyaki,"

"Oke,"

"Kuah lemon tea, topping rambutan,"

Gemini hanya bisa tersenyum pasrah.

***

Beberapa bulan berlalu...

Kehidupan Gemini dan Fourth setelah kehadiran buah hati mereka kini tak terlalu tersorot oleh media, karena Fourth sendiri meminta suaminya untuk memberikan privasi bagi anak-anak mereka sedari awal. Lelaki tersebut telah beberapa tahun bergelut di dunia hiburan, apalagi Gemini si putra mantan diva Mook Worranit, Gemini telah mengetahui apa saja yang terjadi di balik hingar bingar dunia tersebut.

Makadari itu, sepasang bungsu Jirawathanakul tersebut kini telah menolak banyak tawaran iklan yang ditujukan kepada anak-anak mereka kelak yang telah datang. Fourth menolak semua tawaran iklan atau apapun itu jika menyangkut anak-anaknya.

Rasanya damai sekali, menghindari keriuhan dunia hiburan untuk Fourth adalah sebuah kemewahan. Padahal menjadi penyanyi dan artis adalah cita-cita Fourth sejak kecil, namun kini saat ia mengandung, dunia tersebut rasanya bukan lagi tempat nyaman.

Kandungan Fourth kini sudah berusia delapan bulan, nampak perutnya yang sangat besar, mungkin karena Fourth mengandung tiga janin, bahkan tubuh Fourth menggemuk sekarang.

Fourth menghela nafas, rasanya kini semua hal menjadi salah dimatanya. Gemini bernafas saja sudah salah, papa hamil itu sampai frustasi menghadapi dirinya sendiri.

"Gapapa kok bee, semua normal, kok!"

"Kakiku bengkak, hon, pegel semua badanku!" Fourth mengeluh sementara Gemini memijat kaki gempalnya dengan ikhlas.

Keluhan banyak terucap akhir-akhir ini, Fourth begini dan begitu, mengharuskan Gemini mengurangi frekuensi pekerjaannya demi menemani papa hamil tersebut. Terkadang Gemini merasa iba, ingin sekali memindahkan kesakitan Fourth kepada dirinya. Setiap malam papa hamil tersebut terbangun, lalu mengeluh punggungnya yang sakit atau dadanya yang sesak, semua posisi tidur terasa tak ada yang benar. Padahal Gemini telah mengusahakan segala cara pula untuk merilekskan suaminya.

"Bee, masih sakit?" Tanya Gemini sambil masih terus memijat kaki Fourth.

Yang lebih muda tersenyum, "Udah mendingan, sini peluk aku," pintanya.

Maka dengan senang hati, Gemini beranjak, memberikan Fourth pelukan hangat sebelum tidur sambil mengajak bicara anak-anaknya.

"Sebentar lagi kita ketemu, baik-baik di dalem sana ya anak-anak bapak,"














Bersambung, mweheheheh sorry yah lamaaa

Rahsa : Next Chapter Begin [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang