06-Keluarga Cemara

833 72 5
                                    

"Om Fou!"

Sosok kecil itu berlari seraya merentangkan tangannya, berharap sang paman memeluknya. Bian adalah orang yang selalu bersemangat ketika bertemu pamannya yang satu ini.

Fourth tersenyum lebar menangkap keponakannya, membawanya dalam dekapannya, "Ponakan om," gumamnya senang, "Om Gemi nggak nakalin kamu, kan?"

Senyum miring Bian nampak mengerikan bagi Gemini saat bocah itu bersama Fourth, mungkin malam ini ia tidur di luar. Pusat pengaduan mungkin adalah perumpamaan yang tepat untuk Bian tujukan pada paman Fou kesayangannya, dan momen ini adalah momen mengerikan bagi Gemini, karena hukuman penuh drama akan ia terima malam ini.

Bocah itu digendong Fourth, memulai ceritanya, "Enggak! Om Gemi jadi good boy jagain Bian sama Blue, malah baik banget! Bian boleh beli es krim setiap pulang sekolah, main game..."

Selama Bian bercerita, Fourth mendengarkan dengan seksama, tersenyum menanggapi, sesekali melirik Gemini yang mulai tersenyum getir. Berbeda dengan senyum mengerikan yang Fourth berikan.

Fourth mengeratkan gendongannya kepada Bian, "Oh gitu? Malem ini Bian mau nginep di tempat om Fou, atau om Ford?"

"OM FOU!"

Kiamat, jawaban dari Bian adalah kiamat bagi Gemini.

"Kan selama tiga hari om Fou sama papa daddy tinggal, berarti Bian jajan es krim terus, ya? Jadi kalo nanti malem Bian batuk..." Fourth menatap tajam Gemini, "Siapa yang harus tidur di luar?"

Mampus!

Mix dan Earth tengah bertugas di luar pulau sebagai sukarelawan selama beberapa bulan, sehingga dengan berat hati Mix menitipkan anak tunggalnya kepada Fourth, Gemini, Mark, dan juga Ford. Meskipun Bian senang-senang saja jika harus menginap dan diantar jemput sekolah oleh paman Gemini atau paman Mark. Tetapi yang paling sering, Bian menginap di tempat Gemini dan Fourth, karena sejak awal Bian paling dekat dengan Fourth, namun terkadang Bian juga bermalam di unit Mark karena Ford merengek. Bian seperti anak bersama.

Malam harinya, Gemini benar-benar tidur di luar, karena Bian mengalami demam tinggi, matanya merah, hidung tersumbat, dan merengek sepanjang malam membuat Fourth menghela nafas berkali-kali. Ingatkan untuk mencubit perut kotak Gemini setelah ini.

"...Papa pusing..." rengek Bian dengan isakan sesekali. Bocah itu merengek digendongan paman Fourthnya. Pukul dua pagi, Fourth sibuk menenangkan keponakannya yang keningnya tertempel stiker gel penurun demam, sedangkan Gemini di luar kamar mendengarkan omelan papa Bian karena mengetahui putranya sakit karenanya.

"Ya udahlah, untung Fourth udah balik, baik-baik kalian, gue balik jaga lagi,"

Ikatan batin orang tua dan anak sepertinya memang sangat kuat. Mix tiba-tiba menelpon dini hari dan menanyakan keadaan anaknya karena Mix gelisah. Gemini jadi merasa bersalah, seharusnya ia bisa bersikap tegas seperti Fourth kepada Bian. Diintipnya kamar gelap itu, rengekan bian tak berhenti, sedangkan Fourth belum beristirahat sejak tadi.

Akhirnya dengan inisiatif, Gemini memberanikan diri kembali masuk ke dalam kamar, melangkah tanpa suara mendekati suami dan keponakannya, "Sini gantian, kamu tidur," ujarnya lembut.

Dengan kantuk yang luar biasa, Fourth membiarkan Gemini mengambil alih keponakannya dan lelaki itu menuruti kantuknya yang tak bisa ia tahan lagi.

***

Aroma harum menusuk penciuman Fourth yang tengah terlelap, pintu yang tidak tertutup sempurna itu membuat kamarnya tiba-tiba terisi wangi masakan di siang yang terik ini. Kantuknya masih ada, tetapi rasa lapar lebih mendominasi, sehingga menantu Jira yang satu ini mencoba membuka matanya.

Rahsa : Next Chapter Begin [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang