08-Bosan

728 57 5
                                    

"Ekhem... diliat-liat makin hari makin nempel aja, tuh!" Ledek Beam melihat Gemini yang berjalan menghampiri Fourth yang duduk bersamanya di meja kantin fakultas seni siang hari ini.

Pemandangan yang sudah tak asing lagi bagi Satang dan Bimbeam, melihat Gemini yang selalu jauh-jauh berjalan menyebrangi gedung fakultas yang luas hanya demi makan siang dengan suaminya, dasar budak cinta!

Fourth tersenyum menanggapi, "Gimana, ya? Gue cakep begini, gimana Gemini nggak bucin, coba?" Ujar Fourth bangga.

"Whatever," gumam Bimbeam lelah.

Siang itu, kantin fakultas seni nampak ramai seperti biasa, namun tak sampai memenuhi kursi-kursi yang disediakan karena hari ini adalah hari jumat, dimana sebagian besar mahasiswa tidak memiliki jadwal perkuliahan. Hanya orang-orang sibuk seperti Fourth, Gemini, dan juga Satang yang datang ke kampus untuk mengikuti kelas pengganti.

Bimbeam? Gadis itu sekarang bergabung dengan organisasi, ia kebetulan akan pergi ke ruang sekretariat untuk rapat setelah makan siang ini. Kebetulan, Bimbeam tak ingin kebetulan itu terjadi, jika berhadapan dengan Fourth dan lelakinya, karena dunia akan menjadi milik mereka berdua dimanapun mereka berada.

"Udahlah gue cabut, ya! Udah di call grup soalnya," pamit Bimbeam setelah berbasa-basi sebentar dengan Gemini yang juga baru sampai. Tugasnya menunggu.

Kini tinggal Satang, remaja itu mendengus pelan seraya tersenyum, "Nempel mulu tiap hari, nggak bosen?" Tanyanya serius.

Keduanya serempak menggeleng, "Enggak, emang bosen kenapa?" Tanya Gemini balik.

"Gue yang iri ngeliatnya," keluh Satang dengan wajah masam. Makanannya tak lagi nampak enak, remaja itu hanya mengaduknya asal, "Winny sekarang cuek banget, apa karena sibuk, ya? Maklum sih dia kan anak teknik, tapi..." Satang menghela nafas, "Gue tau diri, masih ada keluarga sama kuliah dia sebelum gue yang jadi prioritasnya, tapi gue juga butuh perhatian!" curhatnya kepada Fourth dan Gemini, karena hanya mereka berdua sepertinya yang paling waras untuk mendengarkan keluh kesahnya.

Buru-buru Fourth duduk di sebelah sahabatnya, menepuk bahu pelan-pelan, "Mungkin buat sekarang, coba lo pahamin dulu dia, kita juga ngeliat abang lo yang lebih sibuk daripada Winny, dia anak teknik juga, kan?"

Satang mengangguk murung, "Apalagi sekarang Winny lagi ujian,"

"Nah tuh kan lagi ujian, bulan depan kita juga udah libur, kok! Coba sabar sampe bulan depan, ya!"

***

Kelas pengganti yang berlangsung sampai sore itu cukup menguras tenaga untuk Gemini, ia yang tak pernah masuk di hari kerja itu cukup kelelahan karena otaknya seperti tak mampu menerima semua pelajaran apapun lagi. Langkahnya gontai menuju parkiran yang sudah ada Fourth menunggunya sejak makan siang beberapa jam yang lalu.

"Capek? Biar aku yang nyetir, kamu tidur aja,"

Bahkan Gemini tak mempunyai tenaga untuk sekedar menjawab suaminya, ia langsung tertidur pulas setelah Fourth menjalankan kendaraan mereka.

Sementara itu, Fourth tersenyum kecil mengamati suaminya yang terlelap seperti anak kecil. Jalanan petang yang padat itu menemani kesunyian Fourth yang tiba-tiba terpikirkan sesuatu.

Bagaimana kalau Gemini bosan?

Semua hari penuh terisi jadwal perkuliahan dan pekerjaan. Apalagi Gemini, jika Fourth berkuliah, maka di waktu kosong remaja Jira tersebut akan pergi ke kantor sang papi untuk belajar tentang bisnis keluarganya. Di agenda diluar perkuliahan dan pekerjaan kantor Gemini, pasangan tersebut lebih banyak menghabiskan waktu bersama. Mengisi acara berdua di stasiun televisi, tinggal dan tidur di tempat yang sama, semua serba dilakukan berdua. Gemini memenuhi impiannya dengan Fourth, dengan suaminya.

Rahsa : Next Chapter Begin [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang