Renjani kini sedang duduk termenung di depan ruang operasi menunggu Bagas yang sedang berjuang anatara hidup dan mati. Air mata Renjani tak bisa tertahankan ia masih syok dengan apa yang terjadi bahkan pakaian juga tangannya dipenuhi darah milik Bagas.
"Ini semua salah gue, kenapa Bagas mau mempertaruhkan nyawanya cuma buat gue?"
Renjani terus merintih, ia merasakan sesak yang begitu hebat dalam dadanya. Sampai saat ini Renjani masih ingat saat dimana ia mengenal Bagas sebagai Radesta disaat terpuruknya Bagas ada disana membantu Renjani bangkit dari segala sakit. Renjani tahu betul kalau cinta yang dimiliki Bagas untuknya adalah tulus, tapi mau bagaimanapun Renjani tak bisa membalas cinta itu, karena cinta Renjani seutuhnya milik Radesta. Dan tanpa Renjani sadari ia perlahan tertidur menyandarkan kepalanya ke dindining.
Di dalam sel tahanan Radesra merasa gelisah, entah apa yang terjadi Radesta merasa kalau ada yang tidak beres dan Renjani membutuhkannya namun Radesta juga tidak bisa berbuat apa-apa ia mersa kalau kini ia adalah seorang pengecut, hanya rasa sakit yang bisa berikan kepada Renjani. Renjani berhak bahagia dan sudah smestinya ia bahagaia.
"Permisi, keluarga dari Pak Bagas?" seorang suster datang menghampiri Renjani.
"Ia sus, sayang keluarganya bagaimana kondisi Bagas? apa operasinya berjalan lancar apa dia baik-baik aja?" tanya Renjani.
"Operasi berjalan lancar pak Bagas sudah siuman dari satu setengah jam yang lalu, saya berniat membangunkan ibu namun pak Bagas melarangnya."
Lalu Renjani masuk kedalam ruang rawat Bagas, disana Bagas terbaring lemah banyak alat medis yang ada di tubuhnya. Sakit hati Renjani melihat apa yang terjadi pada Bagas, ia menangis di dekat Bagas meminta maaf atas apa yang sudah menimpanya.
"Aku minta maaf Bagas, seharusnya kamu gak perlu kayak gini."
"Renjani, bisa tatap mata aku sebentar, aku rindu. Banyak hal yang ingin aku bicarakan sama kamu, tapi kamu kini bukan milik aku lagi kamu berhak bahagia bersama pilihan kamu maaf Renjani selama ini aku dibutakan oleh cinta, aku dan Aluna yang buat kamu menderita aku minta maaf." Bagas juga tidak bisa menahan tangisannya. Renjani memeluk Bagas membiarkan laki-laki itu kembali merasakan kehangatan pelukan Renjani yang selama ini ia rindu.
Keesokan Harinya Renjani menemui pengacara dan memberikan berkas yang dibawa Bagas. pengacara akan memproses semuanya dan secepatnya membebaskan Radesta. Sepulang menemui pengacara Renjani mampir ke kantor polisi untuk menemui Radesta. ia menunggu di ruang pertemuan. Tak lama menunggu Radesta datang dengan wajah khawatirnya.
"Hai, maafya kemarin aku gak jenguk kamu. Kamu baik-baik aja kan, aku bawain makanan kesukaan kamu dan aku janji gak lama lagi kita bakal bisa bersama lagi."
Taka da jawaban Radesta hanya menunduk bahunya naik turun menandakan kalau laki-laki itu memangis, ia merasa tidak berguna sebagai laki-laki, seharusnya saat ini Rdaesta selalu ada bersama Renjani menemani perempuaanya yang sedang mengandung itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
After we Married ✔
Fanfiction(COMPLETED) ✔ 06/11/2023 💐 Buku kedua Trilogi Dunia Radesta 💐 ⚠️16+⚠️ Radesta Adimerta dan Renjani Oktafia, sudah banyak melalui rintangan hidup untuk bisa hidup bersama. Hingga akhirnya kini mereka bisa bersama dalam ikatan hubungan bernama perni...