Di pagi yang cerah ini Radesta sudah berpamitan pada Renjani untuk pergi ke kantor. Namun sebelum ke kantor seperti biasa Radesta pergi ke rumah sakit dimana Bella di rawat dan akan membantu Bela mengemasi barang-barangnya untuk dibawa pulang ke apartement yang sudah Radesta siapkan.
"Makasih banyak ya Radesta, gue gak tahu kalau lo gak ada bakal gimana hidup gue ancur kali ya."
"Jangan pernah cari Leon lagi, lo bisa beriri sediri tanpa Leon gue percaya sama lo bel."
Mobil Raesta melaju dengan santai, Bella sedang menikmati pemandangan Jakarta yang ia rindukan. Terlebih lagi kenangannya yang tak akan pernah bisa Bella ulang.
"Lo udah bilang sama Renjani soal gue?" tanya Bella tiba-tiba dan membuat buyar fokus Radesta.
"Gue belum bilang apa-apa sama Renjani, nunggu waktu yang tepat."
"Kapan waktu yang tepat buat lo Radesta? Gue gak mau terus-terusan sembunyi kayak gini. Rasanya gue jadi wanita paling jahat buat Renjani," kata Bella sembari melihat ke arah luar.
"Bukan gitu bel maksud gue, secepatnya gue bakal bilang sama Renjani. Dan lo gak perlu khawatir Renjani pasti bisa ngerti kok."
Dirumahnya kini Renjani sedang berdiam diri dan merenung di dalam kamar, banyak hal-hal yang membuat Renjani merasa tidak tenang. Mulai dari tuntutan untuk segera memiliki momongan, Renjani yang tak kunjung menapatkan lahan yang pas untuk membangun butik juga perasaan Renjani yang mengatakan kalau Radesta sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
"Belakangan ini Radesta selalu pulang malam, dan gak mau makan malem bareng. Perasaan gak enak banget," ucap Renjani pada dirinya sendiri.
Setelah itu terdengar suara ketukan pintu yang berasal dari luar rumah Renjani, dengan segera Renjani menuruni anak tangga untuk membukakan pintu rumah dan melihat siapa yang bertamu di pagi hari seperti ini.
"Ibu, kenapa gak ngabarin Renjani dulu kan bisa Renjani masakin sesuatu." Renjani terkejut saat melihat siapa yang datang kerumahnya.
"Ibu datang untuk menanyakan hasil pemeriksaan dokter yang ibu minta bagaimana hasilnya?"
Renjani terlihat gugup, wajahnya seakan bicara kalau kini Renjani ketakutan. Namun Renjani berusaha mengenalikan emosinya dan mulai bicara pada ibu Radesta.
"Hasilnya bagus bu, tidak ada yang salah baik Renjani maupun Radesta. Mungkin Tuhan memang belum memberikan kepercayaan untuk kami berdua namun, kami selalu berusaha bu."
"Tapi mau sampai kapan kalian berusaha? Sampai ibu dan ayah tiada? Kami juga ingin menggendong cucu. Anak dari Radesta yang nantinya akan menjai pewaris kekayaan keluarga kita."
Kata-kata yang baru saja keluar dari bibir ibu mertuanya itu mampu menohok hati Renjani. Kini rasanya hati Renjani seperti di sayat ribuan pisau, Renjani ingin menangis sekencang-kencangnya namun Renjani tidak bisa melakukan itu di hadapan ibu mertuanya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
After we Married ✔
Fanfic(COMPLETED) ✔ 06/11/2023 💐 Buku kedua Trilogi Dunia Radesta 💐 ⚠️16+⚠️ Radesta Adimerta dan Renjani Oktafia, sudah banyak melalui rintangan hidup untuk bisa hidup bersama. Hingga akhirnya kini mereka bisa bersama dalam ikatan hubungan bernama perni...