(COMPLETED) ✔ 06/11/2023
💐 Buku kedua Trilogi Dunia Radesta 💐
⚠️16+⚠️
Radesta Adimerta dan Renjani Oktafia, sudah banyak melalui rintangan hidup untuk bisa hidup bersama. Hingga akhirnya kini mereka bisa bersama dalam ikatan hubungan bernama perni...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jam menunjukan waktu pukul dua dini hari, Renjani terbangun dari tidur nyenyaknya melihat sosok sang suami yang tidak ada disampingnya. Mungkin Radesta sedang ke toilet hal itu yang Renjani percaya. Namun ternyata salah Radesta sedang duduk di balkon dengan ponsel ditangannya.
"Kamu kok bangun?" tanya Radesta saat melihat Renjani menghampirinya.
"Kamu sendiri kenapa bangun? Perlu sesuatu?"
Radesta terdiam sejenak tidak menjawab pertanyaan Renjani. Seolah tahu kalau suaminya sedang tidak baik-baik saja Renjani mengambil tangan Radesta untuk ia genggam. Membelai lembut rambut Radesta yang kini mulai memanjang.
"Kalau kamu mau cerita, aku pasti bakal dengerin biar nanti kamu gak sedih sendirian."
"Aku rindu sama Radista," tutur Radesta.
Tiba-tiba saja terdengar suara isakan yang tak lain tak bukan adalah isak tangis Radesta. Radesta tidak mau menatap mata Renjani, Radesta tidak berani. Renjani memegangi wajah Radesta dan menyuruhnya untuk menatap mata Renjani.
"Kalau kamu sedih, kamu lagi rindu sama Radista jangan ditahan. Kamu boleh nangis, kamu boleh sedih karena itu wajar berarti kamu punya perasaan Radesta. Jangan kamu pendem sendirian lagi, karna ada aku disini kamu gak sendirian."
Dengan air mata yang terus mengalir Radesta memeluk Renjani denga erat, menumpahkan segala rasa rindu yang Radesta punya untuk Radista.
"Nanti pagi, kita jenguk Radista ya bawa bunga juga buat Radista," kata Renjani sambil mengelus rambut Radesta.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi hari setelah menjenguk makam Radista. Radesta juga Renjani memutuskan untuk sarapan diluar makan bubur ayam yang tak jauh dari komplek perumahan mereka. Radesta juga Renjani terlihat tampak serasi dengan pakaian senada. Keduanya juga terlihat begitu bahagia.
"Buburnya pakein sambel jangan?" tanya Radesta.
"Jangan pake masih pagi soalnya."
Saat Radesta sedang memesan bubur tiba-tiba saja datang segerombolan ibu-ibu yang kelihatannya sudah melakukan senam. Salah satu diantara mereka sedang memesan bubur Renjani tahu kalau ibu itu adalah tetangga mereka.
