Suatu pagi di kota Surabaya, hiduplah seorang pria ikal. Nama lengkapnya adalah, Christopher August William Simanjuntak berusia 29 tahun. Sosok William dikenal, seorang pria yang penggemar opera sabun asal negara Mexico. Pekerjaan William adalah, seorang penulis novel ternama. William memiliki seorang adik, Timotius Johanes Aryo Simanjuntak berusia 24 tahun. Sosok TJ dikenal, seorang pemuda yang mudah bergaul. Pekerjaan TJ adalah, seorang juru masak sebuah perhotelan. Mereka kurang harmonis.
William dan adiknya TJ tinggal di sebuah rumah bertingkat. "Baiklah, tuan Darius Torres. Selamat datang di Indonesia" kata TJ sambil tersenyum lebar. "Baiklah,TJ Simanjuntak. Senangnya bertemu denganmu" kata Darius sambil tersenyum. "Baiklah, tuan Darius Torres. Sekarang saatnya berangkat" kata TJ sambil membungkuk. "Baiklah, TJ Simanjuntak. Kemana kita akan pergi?" tanya Darius sambil tersenyum. "Rumahku, tuan Darius Torres. Kakakku sudah menunggu" jawab TJ sambil tersenyum. Seketika itu juga, mereka pergi.
Sementara itu di rumahnya, hiduplah seorang pria tinggi. Nama lengkapnya adalah, Roberto Daniel Jonathan Prawira yang telah berusia 54 tahun. Sosok Daniel dikenal, seorang pria yang mirip aktor ternamaan Hugh Jackman, pemeran utama dalam film Hollywood Logan. Pekerjaan Daniel adalah, seorang aktor pendatang baru. Daniel memiliki seorang anak, Roberto Daniel Jonathan Prawira yang telah berusia 5 tahun. Sosok Daniel dikenal, seorang bocah kecil yang periang. Mereka berdua hidup mewah.
Daniel dan anaknya Daniel tinggal di sebuah rumah susun. "Baiklah, William Simanjuntak. Senang bertemu denganmu" kata Daniel sambil tersenyum. "Baiklah, tuan Daniel Prawira. Senang bertemu denganmu" kata William sambil tersenyum. "Baiklah, William Simanjuntak. Tolong pijat punggungku" kata Daniel sambil melepas bajunya. "Tetapi, tuan Daniel Prawira. Kenapa kau terkilir lagi?" tanya William sambil terkekeh. "Tenang, William Simanjuntak. Itu karena anakku" jawab Daniel sambil tidur dengan telungkup. Seketika itu juga, mereka diam.
Sementara itu di sebuah mobil, Darius bicara dengan Wilma. "Tenang saja, Wilma Montalvo. Aku tidak akan selingkuh" kata Darius sambil mendesah. "Baiklah, Darius Torres. Perasaanku mulai lega" kata Wilma sambil tersenyum. "Tidurlah, Wilma Montalvo. Wajahmu terlihat lelah" kata Darius sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Darius Torres. Secepatnya kau pulang" kata Wilma sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, video terputus.
Sementara itu di kota London, Russel sedang tidur telentang. "Astaga, Russel Torres sayang. Aku senang sekali" kata Melody. "Baiklah, Melody Randall. Apakah yang membuat dirimu senang?" tanya Russel tertawa. "Baiklah, Russel Torres. Akhirnya kita berduaan" jawab Melody sambil mencium bibir. "Benar, Melody Randall. Akhirnya kita berduaan" kata Russel sambil memeluk. "Baiklah, Russel Torres. Bersyukur aku memiliki dirimu" kata Melody sambil membelai. "Tenang, Melody Randall. Perasaanku sama sepertimu" kata Russel sambil memeluk. "Baiklah, Russel Torres. Sepertinya bulu dadamu semakin lebat" kata Melody. "Benar sekali, Melody Randall. Aku memang tidak ingin mencukur bulu dadaku" kata Russel sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, mereka tidur.
Sementara itu di rumahnya, Daniel segera berpamitan. "Baiklah, tuan Daniel Torres. Terima kasih atas kunjungannya" kata William. "Baiklah, anakku junior. Sekarang saatnya kita pulang" kata Daniel sambil tersenyum. "Baiklah, Daniel junior. Bersenang-senang dengan papamu" kata William tertawa. "Terima kasih, uncle William. "Baiklah, William Simanjuntak. Sekarang saatnya aku pulang" kata Daniel sambil tersenyum. Seketika itu juga, William segera menutup pintu rumahnya.
Sementara itu di sebuah mobil, Russel meminta TJ berhenti. "Astaga, tuan Darius Torres. Apakah yang kau lakukan?" tanya TJ sambil terkejut. "Tenanglah, TJ Simanjuntak. Sekarang saatnya kita pergi" jawab Darius sambil tersenyum. "Tetapi, tuan Darius Torres. Apakah tadi kau beli?" tanya TJ. "Tenanglah, TJ Simanjuntak. Sekedar kopi dan makanan ringan saja" jawab Darius. "Astaga, tuan Darius Torres. Anda memiliki banyak uang" kata TJ sambil mendesah. "Baiklah, tuan Darius Torres. Sekarang kita berangkat" kata TJ. Seketika itu juga, mereka diam.
Sementara itu di rumahnya, datanglah seorang pria tinggi. Nama lengkapnya adalah, Edward Hendra Limarin Simanjuntak berusia 57 tahun. Sosok Edward dikenal, seorang pria yang tempramental. Pekerjaan Edward adalah, seorang mantan boss perusahaan telekomunikasi. Edward memiliki seorang mantan isteri, Maria Victoria Gloria Hawu berusia 56 tahun. Sosok Victoria dikenal, seorang wanita yang ramah. Pekerjaan Victoria adalah, seorang ibu rumah tangga biasa. Mereka berdua tidak bisa hidup harmonis.
Edward dan mantan isterinya Victoria tinggal di sebuah rumah yang bertingkat-tingkat. "Baiklah, kakak William sayang. Dimana mama dan adikmu?" tanya Edward sambil merokok. "Tenanglah saja, papa. Sementara mama pergi koperasi" jawab William santai. "Tetapi, kakak William sayang. Dimana adikmu TJ?" tanya Edward sambil terus merokok. "Tenanglah saja, papa. Sementara TJ ada urusan" jawab William sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, Edward tiduran di atas sebuah dipan.
Sementara itu di kota London, Wilma sedang tertidur pulas. "Astaga, Darius Torres. Perasaanku senang sekali" kata Wilma sambil memeluk. "Tenanglah, Wilma Montalvo. Apakah yang kau rasakan?" tanya Darius sambil mencium. "Baiklah, Darius Torres. Senangnya kau mendapatkan pekerjaan yang baru" jawab Wilma sambil memeluk. "Baiklah, Wilma Montalvo. Sekarang saatnya kita tidur" kata Darius sambil berbisik lembut. Seketika itu juga, Wilma menangis dalam mimpinya.
Sementara itu di rumahnya, Melody sedang tertidur pulas. "Astaga, Russel Torres. Perasaanku senang sekali" kata Melody sambil memeluk. "Tenanglah, Melody Randall. Apakah yang kau rasakan?" tanya Russel sambil mencium. "Baiklah, Russel Torres. Senangnya Darius mendapatkan pekerjaan yang baru" jawab Melody sambil memeluk. "Baiklah, Melody Randall. Sekarang saatnya kita tidur" kata Russel sambil berbisik lembut. Seketika itu juga, Melody menangis dalam mimpinya.
Sementara itu di kota Surabaya, William sedang tersenyum lebar. "Baiklah, tuan Darius Torres. Selamat datang di Indonesia" kata William sambil tersenyum. "Baiklah, William Simanjuntak. Senangnya bertemu denganmu" kata Darius sambil tersenyum. "Baiklah, tuan Darius Torres. Sekarang saatnya berangkat" kata William sambil membungkuk dengan hormat. "Baiklah, William Simanjuntak. Apakah yang harus aku lakukan?" tanya Darius tersenyum dengan lebarnya. "Baiklah, tuan Darius Torres. Tolong buka seluruh pakaianmu" jawab William sambil tersenyum dengan lebar. Seketika itu juga, mereka diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Model
FanficSebuah kisah cerita wattpad tentang pria matang dan penulis novel tunadaksa