Sementara itu di sebuah gedung, hiduplah seorang pria tinggi. Nama lengkapnya adalah, Leonardo Alonso Michael Sanders yang berusia 75 tahun. Sosok Michael dikenal, seorang pria kaya raya dan juga mirip aktor ternamaan Joe Mantegna. Pekerjaan Michael adalah, seorang sutradara yang ternama. Michael memiliki seorang isteri, Renata Diana Nadine Tucker yang telah berusia 70 tahun. Sosok Diana dikenal, seorang wanita cantik dan juga mirip wanita cantik dan juga mirip aktris Christine Ebersole. Pekerjaan Diana adalah, seorang wirausahawan yang sukses. Mereka berdua hidup mewah.
Michael dan isterinya Diana tinggal di sebuah rumah mewah. "Astaga, Diana Tucker. Sepertinya kepalaku akan pecah" kata Michael sambil cemberut. "Tenanglah, Michael Sanders. Semua pasti ada solusinya" kata Diana sambil sedikit berlutut. "Baiklah, Diana Tucker. Sebaiknya apakah yang harus aku lakukan?" tanya Michael. "Baiklah, Michael Sanders. Mendekat ke arahku" jawab Diana sambil tersenyum lebar. "Astaga, Diana Tucker. Sepertinya kau menjahili aku" kata Michael sambil cemberut. Seketika itu juga, Michael riang.
Sementara itu di rumahnya, Darius sedang berlatih beban. "Astaga, anak-anakku. Senangnya bertemu kalian" kata Darius sambil tersenyum lebar. "Benar, daddy sayang. Perasaanku juga senang" kata Camila sambil memeluk. "Baiklah, Johanes Torres. Bagaimana dengan dirimu?" tanya Darius sambil menunduk. "Tenang, daddy sayang. Perasaanku juga senang" jawab Johanes sambil tersenyum. "Baiklah, anak-anakku sayang. Aku belum bekerja" kata Darius. "Baiklah, daddy tersayang. Kapan kita akan pergi bersama?" tanya Johanes sambil memeluk. "Entahlah, Johanes Torres. Sekarang aku sedang sibuk" jawab Darius sambil berbohong. "Tetapi, daddy sayang. Sepertinya kau terlalu sibuk" kata Camila sambil menangis. Seketika itu juga, Darius memeluk dengan penuh kasih.
Sementara itu di ruang tengah, Russel dan Wilma berbicara. "Baiklah, Wilma Montalvo. Bagaimana dengan pendapatmu?" tanya Russel. "Entahlah, Russel Torres. Rasanya aku bingung" jawab Wilma sambil mendesah. "Baiklah, Wilma Montalvo. Kenapa kau bingung?" tanya Russel sambil tersenyum lebar. "Aku takut, Russel Torres. Perasaanku takut sekali" jawab Wilma sambil cemberut. "Tenanglah, Wilma Montalvo. Darius tidak akan selingkuh" kata Russel sambil menjamin. "Baiklah, Russel Torres. Sebaiknya kau temui Damian" kata Wilma sambil tersenyum. Seketika itu juga, mencari-cari Damian dan kedua anaknya.
Sementara itu di rumahnya, Michael sedang bersiap-siap. "Astaga, Michael Sanders. Kenapa kau rapi sekali?" tanya Diana sambil mencium. "Tenanglah, Diana Tucker. Seseorang sedang mencariku" jawab Michael sambil bercanda. "Baiklah, Michael Sanders. Semoga rencanamu berhasil" kata Diana sambil tersenyum. "Baiklah, Diana Tucker. Berhati-hatilah selama di tinggal rumah" kata Michael senang. "Baiklah, Michael Sanders. Berhati-hatilah dalam perjalanan" kata Diana senang. Seketika itu juga, mereka berdua segera berpisah tempat tujuan.
Sementara itu di rumahnya, Darius dan Wilma berdua. "Baiklah, Wilma Montalvo. Apakah kau yakin?" tanya Damian sambil merokok. "Baiklah, Darius Torres. Sekarang aku sudah yakin" jawab Wilma sambil tersenyum. "Baiklah, Darius Torres. Sepertinya sutradara tersebut sedang kemari" kata Russel. "Astaga, Darius Torres. Anak-anak akan pergi bersamaku" kata Russel. "Baiklah, adikku Russel Torres. Terima kasih atas bantuannya" kata Darius sambil tersenyum. Seketika itu juga, Darius senang.
Dan pada malam harinya, Michael bertemu Darius. "Selamat datang, tuan Michael. Senang bertemu denganmu" kata Wilma sambil tersenyum. "Terima kasih, nyonya Wilma. Senang bertemu denganmu" kata Michael sambil tersenyum. "Baiklah, tuan Michael. Bagaimana perjanjiannya?" tanya Darius sambil tersenyum. "Baiklah, tuan Darius. Sebelumnya tolong dibaca" jawab Michael tersenyum lebar. Seketika itu juga, mereka paham.
Sementara itu di sebuah kedai, Rusell sedang makan malam. "Bagaimana, anak-anak. Bagaimana pendapat kalian?" tanya Russel menawarkan. "Tidak, uncle Russel. Rasa-rasanya aku tidak setuju" jawab Camila sambil protes. "Baiklah, Camila Torres. Bagaimana dengan pendapatmu?" tanya Russel. "Tidak akan, uncle Russel. Pendapatku tidak setuju" jawab Johanes sambil protes. "Tenanglah, anak-anak. Seluruhnya tidak akan terjadi" kata Russel sambil tersenyum. Seketika itu juga, mereka pulang.
Sementara itu di rumahnya, Darius sedang tersenyum lebar. "Astaga, Wilma Montalvo. Akhirnya aku bekerja lagi" kata Darius sambil tersenyum lebar. "Benar sekali, Darius Torres. Akhirnya kau bekerja lagi" kata Wilma sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Wilma isteriku. Sepertinya sudah saatnya" kata Darius sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Darius sayang. Sekarang aku paham" kata Wilma sambil memeluk. "Baiklah, Wilma Montalvo. Tolong buka seluruh pakaianku" kata Darius sambil merayu. "Baiklah, Darius Torres. Permintaanmu akan aku turuti" kata Wilma sambil tersipu malu. Seketika itu juga, Darius dan isterinya Wilma bercinta.
Sementara itu di rumahnya, Russel mengajak anak-anak. "Baiklah, anak-anak manis. Sekarang saatnya kita tidur" kata Russel sambil tersenyum lebar. "Baiklah, uncle Russel Torres. Aku akan menuruti permintaanmu" kata Camila. "Tetapi, uncle Russel Torres. Apakah cuma semalam?" tanya Johanes sambil berpakaian. "Tenang saja, Johanes Torres. Kalian berdua hanya semalam" jawab Russel sambil berjanji. Seketika itu juga, mereka tidur.
Sementara itu di rumahnya, Darius sedang merasa bahagia. "Astaga, Wilma Montalvo. Rambutmu wangi sekali" kata Darius sambil memeluk erat. "Tidak, Darius Torres. Kata-katamu hanya rayuan" kata Wilma sambil tersipu malu. "Tidak, Wilma Montalvo. Ucapanku adalah ucapan tulus" kata Darius sambil tersenyum. "Baiklah, Darius Torres sayang. Aku ingin bertanya" kata Wilma. "Baiklah, Wilma Montalvo. Sebaiknya kau memijatku dulu" kata Darius sambil meminta. Seketika itu juga, Wilma pasrah.
Sementara itu di rumahnya, Russel tersenyum dengan lebar. "Astaga, anak-anak manis. Bermimpilah dengan indah" kata Russel sambil menyelimuti. "Astaga, Russel Torres sayang. Apakah yang terjadi?" tanya Melody sambil berbisik. "Baiklah, Melody Randall. Sebaiknya kau ikut bersamaku" kata Russel sambil tersenyum. "Baiklah, Russel Torres. Permintaanmu akan aku turuti" kata Melody sambil tersenyum. Seketika itu juga, mereka berdua segera pergi menuju ruang tamu.
Sementara itu di rumahnya, Darius sedang tidur telentang. "Astaga, Darius Torres sayang. Aku senang sekali" kata Wilma. "Baiklah, Wilma Montalvo. Apakah yang membuat dirimu senang?" tanya Darius tertawa. "Baiklah, Darius Torres. Akhirnya kita berduaan" jawab Wilma sambil mencium bibir. "Benar, Wilma Montalvo. Akhirnya kita berduaan" kata Darius sambil memeluk. "Baiklah, Darius Torres. Bersyukur aku memiliki dirimu" kata Wilma sambil membelai. "Tenang, Wilma Montalvo. Perasaanku sama sepertimu" kata Darius sambil memeluk. "Baiklah, Darius Torres. Sepertinya bulu dadamu semakin lebat" kata Wilma. "Benar sekali, Wilma Montalvo. Aku memang tidak ingin mencukur bulu dadaku" kata Darius sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, mereka tidur.
Sementara itu di rumahnya, Russel sedang duduk bersama. "Baiklah, Melody sayang. Bagaimana dengan pendapatmu?" tanya Russel. "Baiklah, Russel sayang. Sepertinya aku ada ide bagus" jawab Melody sambil tersenyum. "Baiklah, Melody Randall. Apakah yang inginkan?" tanya Russel sambil mencium bibir. "Baiklah, suamiku sayang. Bagaimana jika aku temani mereka menuju pasar malam?" tanya Melody sambil memeluk. "Baiklah, isteriku cantik. Rasanya aku setuju" jawab Russel sambil mengantuk. Seketika itu juga, mereka tidur.
Sementara itu di rumahnya, Darius sedang tersenyum lebar. "Astaga, Darius Torres sayang. Aku senang sekali" kata Wilma. "Baiklah, Wilma Montalvo. Apakah yang membuat dirimu senang?" tanya Darius tertawa. "Tenanglah, Darius Torres. Akhirnya kau bekerja lagi" jawab Wilma sambil mencium. "Benar, Wilma Montalvo. Akhirnya aku bekerja lagi" kata Darius sambil mencium bibir. "Tetapi, Darius sayang. Janganlah kau berselingkuh" kata Wilma sambil merajuk. "Tenang, Wilma sayang. Percayalah pada diriku" kata Darius sambil menguap lebar. Seketika itu juga, mereka tidur.
Sementara itu di rumahnya, Russel sedang tersenyum lebar. "Astaga, Russel Torres sayang. Aku senang sekali" kata Melody. "Baiklah, Melody Randall. Apakah yang membuat dirimu senang?" tanya Russel tertawa. "Tenanglah, Russel Torres. Akhirnya mereka menginap" kata Melody sambil mencium. "Tenang, Melody Randall. Berterima kasihlah pada Darius" kata Russel sambil mencium. "Baiklah, Russel Torres. Biarkanlah aku memelukmu" kata Melody sambil meminta. "Baiklah, Melody sayang. Sekarang saatnya tidur" kata Russel sambil menguap lebar. Seketika itu juga, mereka tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Model
Hayran KurguSebuah kisah cerita wattpad tentang pria matang dan penulis novel tunadaksa