Tugas paling penting

194 24 10
                                    

Suatu pagi di kota Surabaya, William sedang sibuk bekerja. "Baiklah, tuan Darius Torres. Saatnya kita bekerja" kata William sambil tersenyum lebar. "Tetapi, William Simanjuntak. Apakah kau yakin?" tanya Darius sambil terkejut. "Tenanglah, tuan Darius Torres. Tugasmu sederhana sekali" kata William sambil tersenyum lebar. "Tetapi, William Simanjuntak. Aku malu harus melepaskan seluruh pakaianku" kata Darius. Seketika itu juga, William stress.

Sementara itu di kota London, Wilma sedang tertidur pulas. "Astaga, mommy tersayang. Kenapa kau berteriak?" tanya Johanes sambil terkejut. "Baiklah, Johanes Torres. Sebaiknya kau tidur lagi" jawab Wilma sambil mencium pipi. "Astaga, mommy tersayang. Kenapa kau berteriak?" tanya Camila sambil merasa terkejut. "Baiklah, Camila Torres. Sebaiknya kau tidur lagi" jawab Wilma sambil mencium pipi. "Selamat malam, mommy. Selamat beristirahat" kata Camila sambil memeluk. "Selamat malam, mommy. Selamat beristirahat" kata Johanes sambil ikut berbaring. Seketika itu juga, mereka tidur.

Sementara itu di rumahnya, Melody sedang terbelalak kaget. "Astaga, Melody Randall. Bagaimana dengan pendapatmu?" tanya Russel. "Baiklah, Russel Torres. Lanjutkan terus ceritanya" jawab Melody sambil memeluk. "Tetapi, Melody Randall. Sepertinya ada sesuatu denganmu" kata Russel. "Baiklah, Russel Torres. Dugaanmu benar sekali" kata Melody sambil tersenyum. "Baiklah, Melody Randall. Apakah yang membuatmu terkejut?" tanya Russel heran. "Baiklah, Russel Torres. Sepertinya Darius sedang selingkuh" jawab Melody. "Tenanglah, Melody Randall. Mimpimu tidak benar" jawab Russel sambil mencium bibir. Seketika itu juga, mereka tidur.

Sementara itu di kota Surabaya, William sedang tersenyum. "Astaga, William Simanjuntak. Apakah yang kau lakukan?" tanya Edward sambil terkejut. "Tenanglah, papa tersayang. Sekarang aku sedang bekerja" jawab William sambil tertawa. "Baiklah, William Simanjuntak. Siapa pria ini?" tanya Edward. "Tenanglah, papa tersayang. Nanti aku jelaskan" jawab William sambil tersenyum. "Tetapi, William Simanjuntak. Sepertinya aku tahu" kata Edward sambil terus merokok. "Baiklah, papa tersayang. Apakah yang kau ketahui?" tanya William sambil tersenyum. "Baiklah, William Simanjuntak. Apakah itu David Gandy?" tanya Edward sambil tersenyum lebar. "Tidak,papa tersayang. Tebakannya salah" jawab William menyeret keluar. Seketika itu juga, Edward pergi.

Sementara itu di ruang tengah, TJ sedang asyik menonton. "Astaga, William Simanjuntak. Apakah yang kau lakukan?" tanya Edward sambil terkejut. "Tenanglah, papa tersayang. Sekarang aku sedang bekerja" jawab William sambil tertawa. "Baiklah, William Simanjuntak. Siapa pria ini?" tanya Edward. "Tenanglah, papa tersayang. Nanti aku jelaskan" jawab William sambil tersenyum. "Tetapi, William Simanjuntak. Sepertinya aku tahu" kata Edward sambil terus merokok. "Baiklah, papa tersayang. Apakah yang kau ketahui?" tanya William sambil tersenyum. "Baiklah, William Simanjuntak. Apakah itu David Gandy?" tanya Edward sambil tersenyum lebar. "Tidak,papa tersayang. Tebakannya salah" jawab William menyeret keluar. Seketika itu juga, TJ menjauh.

Sementara itu di kota London, Wilma sedang tertidur pulas. "Astaga, mommy tersayang. Kenapa kau berteriak?" tanya Johanes sambil terkejut. "Baiklah, Johanes Torres. Sebaiknya kau tidur lagi" jawab Wilma sambil mencium pipi. "Astaga, mommy tersayang. Kenapa kau berteriak?" tanya Camila sambil merasa terkejut. "Baiklah, Camila Torres. Sebaiknya kau tidur lagi" jawab Wilma sambil mencium pipi. "Selamat malam, mommy. Selamat beristirahat" kata Camila sambil memeluk. "Selamat malam, mommy. Selamat beristirahat" kata Johanes sambil ikut berbaring. Seketika itu juga, mereka tidur.

Sementara itu di rumahnya, Melody sedang terbelalak kaget. "Astaga, Melody Randall. Bagaimana dengan pendapatmu?" tanya Russel. "Baiklah, Russel Torres. Lanjutkan terus ceritanya" jawab Melody sambil memeluk. "Tetapi, Melody Randall. Sepertinya ada sesuatu denganmu" kata Russel. "Baiklah, Russel Torres. Dugaanmu benar sekali" kata Melody sambil tersenyum. "Baiklah, Melody Randall. Apakah yang membuatmu terkejut?" tanya Russel heran. "Baiklah, Russel Torres. Sepertinya Darius sedang selingkuh" jawab Melody. "Tenanglah, Melody Randall. Mimpimu tidak benar" jawab Russel sambil mencium bibir. Seketika itu juga, mereka tidur.

Sementara itu di kota Surabaya, William dan Darius berduaan. "Baiklah, tuan Darius Torres. Aku memiliki sebuah kejutan" kata William sambil tersenyum. "Tetapi, William Simanjuntak. Ulang tahunku masih jauh" kata Darius sambil tersenyum lebar. "Tidak, tuan Darius Torres. Jangan coba bohong padaku" kata William sambil tertawa. "Baiklah, William Simanjuntak. Ini adalah hari lahirku" kata Darius sambil tersenyum lebar. "Baiklah, tuan Darius Torres. Terima kasih telah bersama denganku" kata William. "Baiklah, William Simanjuntak. Apakah kau berikan padaku?" tanya Darius sambil tersenyum. "Tenanglah, tuan Darius Torres. Nanti kau akan tahu" jawab William sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, Darius terkejut.

Sementara itu di dalam rumah, Edward sedang merasa resah. "Baiklah, Victoria Hawu. Kemana mereka pergi?" tanya Edward sambil duduk merokok. "Tenang, Edward Simanjuntak. TJ sedang pergi bekerja" jawab Victoria sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Victoria Hawu. Bagaimana dengan William?" tanya Edward sambil merokok. "Baiklah, Edward Simanjuntak. William sedang bersama Darius" jawab Victoria sambil memasak.

Sementara itu di kota London, Wilma sedang tertidur pulas. "Astaga, mommy tersayang. Kenapa kau berteriak?" tanya Johanes sambil terkejut. "Baiklah, Johanes Torres. Sebaiknya kau tidur lagi" jawab Wilma sambil mencium pipi. "Astaga, mommy tersayang. Kenapa kau berteriak?" tanya Camila sambil merasa terkejut. "Baiklah, Camila Torres. Sebaiknya kau tidur lagi" jawab Wilma sambil mencium pipi. "Selamat malam, mommy. Selamat beristirahat" kata Camila sambil memeluk. "Selamat malam, mommy. Selamat beristirahat" kata Johanes sambil ikut berbaring. Seketika itu juga, mereka tidur.

Sementara itu di rumahnya, Melody sedang terbelalak kaget. "Astaga, Melody Randall. Bagaimana dengan pendapatmu?" tanya Russel. "Baiklah, Russel Torres. Lanjutkan terus ceritanya" jawab Melody sambil memeluk. "Tetapi, Melody Randall. Sepertinya ada sesuatu denganmu" kata Russel. "Baiklah, Russel Torres. Dugaanmu benar sekali" kata Melody sambil tersenyum. "Baiklah, Melody Randall. Apakah yang membuatmu terkejut?" tanya Russel heran. "Baiklah, Russel Torres. Sepertinya Darius sedang selingkuh" jawab Melody. "Tenanglah, Melody Randall. Mimpimu tidak benar" jawab Russel sambil mencium bibir. Seketika itu juga, mereka tidur.

The Perfect ModelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang