Pria berbaju hitam 2

73 15 8
                                    

Sementara itu di kota Surabaya, Darius merasa sedikit terkejut. "Astaga, William Simanjuntak. Siapa mereka berdua?" tanya Darius sambil duduk di ranjang. "Tenanglah, tuan Darius Torres. Mereka adalah model kita" jawab William sambil tertawa. "Baiklah, William Simanjuntak. Apakah yang akan mereka lakukan?" tanya Darius gelisah. "Tenanglah, tuan Darius Torres. Pekerjaan kita sama" jawab Jovita sambil membelai-belai. "Benar, tuan Darius Torres. Pekerjaan kita sama" kata Jennifer sambil mencium. "Astaga, William Simanjuntak. Siapa mereka berdua?" tanya Darius sambil merasa terkejut. "Tenanglah, tuan Darius Torres. Mereka adalah model kita" jawab William sambil duduk. Seketika itu juga, Darius tenang.

Sementara itu di sebelah kamar, TJ sedang mendengar semuanya. "Astaga, William Simanjuntak. Siapa mereka berdua?" tanya Darius sambil duduk di ranjang. "Tenanglah, tuan Darius Torres. Mereka adalah model kita" jawab William sambil tertawa. "Baiklah, William Simanjuntak. Apakah yang akan mereka lakukan?" tanya Darius gelisah. "Tenanglah, tuan Darius Torres. Pekerjaan kita sama" jawab Jovita sambil membelai-belai. "Benar, tuan Darius Torres. Pekerjaan kita sama" kata Jennifer sambil mencium. "Astaga, William Simanjuntak. Siapa mereka berdua?" tanya Darius sambil merasa terkejut. "Tenanglah, tuan Darius Torres. Mereka adalah model kita" jawab William sambil duduk. Seketika itu juga, TJ keluar.

Sementara itu di kota London, Wilma rasanya ingin pingsan. "Astaga, suamiku Darius Torres. Kenapa ini harus terjadi?" tanya Wilma sambil tertunduk. "Baiklah, nyonya Wilma. Maafkan perbuatanku" jawab Michael sambil tersenyum pilu. "Tidak, tuan Michael Sanders. Aku juga merasa bersalah" kata Wilma sambil terus terisak. "Baiklah, nyonya Wilma. Maafkan perbuatanku" kata Michael sambil berlutut. "Baiklah, tuan Michael Sanders. Permintaan maafmu aku terima" kata Wilma sambil menangis. "Baiklah, nyonya Wilma. Sebaiknya aku pergi" kata Michael sambil membungkuk. Seketika itu juga, Wilma terkejut.

Sementara itu di rumahnya, Melody sedang bermimpi buruk. "Astaga, Darius Torres sayang. Akhirnya kau pulang" kata Wilma sambil tersenyum. "Benar, Wilma Montalvo. Akhirnya aku pulang" kata Darius sambil mendesah. "Baiklah, Darius Torres. Bagaimana dengan pekerjaanmu?" tanya Wilma. "Berhasil, Wilma Montalvo. Pekerjaanku sukses besar" jawab Darius sambil duduk bersandar. "Baiklah, Darius Torres sayang. Apakah kau memiliki hadiah?" tanya Wilma sambil mencium. "Baiklah, Wilma Montalvo. Terima hadiah dariku" jawab Darius sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Darius Torres. Bagaimana ini terjadi?" tanya Wilma sambil terbelalak kaget. "Sudahlah, Wilma Montalvo. Secepatnya kita bercerai" jawab Darius sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, Melody heran.

Sementara itu di kota Surabaya, William sedang tersenyum lebar. "Tenanglah, tuan Darius Torres. Tidak perlu tegang" kata Jovita. "Tidak, Jovita Shaffer. Hentikanlah perbuatanmu" kata Darius sambil berbisik lembut. "Ayolah, tuan Darius Torres. Nikmati tubuh kami" kata Jennifer sambil mencium pipi. "Tidak, Jennifer Shaffer. Hentikanlah perbuatanmu" kata Darius sambil berbisik lembut. Seketika itu juga, William resah.

Sementara itu di kota London, Wilma sedang tertidur pulas. "Astaga, mommy tersayang. Kenapa kau berteriak?" tanya Johanes sambil terkejut. "Baiklah, Johanes Torres. Sebaiknya kau tidur lagi" jawab Wilma sambil mencium pipi. "Astaga, mommy tersayang. Kenapa kau berteriak?" tanya Camila sambil merasa terkejut. "Baiklah, Camila Torres. Sebaiknya kau tidur lagi" jawab Wilma sambil mencium pipi. "Selamat malam, mommy. Selamat beristirahat" kata Camila sambil memeluk. "Selamat malam, mommy. Selamat beristirahat" kata Johanes sambil ikut berbaring. Seketika itu juga, mereka tidur.

Sementara itu di rumahnya, Melody sedang terbelalak kaget. "Astaga, Melody Randall. Bagaimana dengan pendapatmu?" tanya Russel. "Baiklah, Russel Torres. Lanjutkan terus ceritanya" jawab Melody sambil memeluk. "Tetapi, Melody Randall. Sepertinya ada sesuatu denganmu" kata Russel. "Baiklah, Russel Torres. Dugaanmu benar sekali" kata Melody sambil tersenyum. "Baiklah, Melody Randall. Apakah yang membuatmu terkejut?" tanya Russel heran. "Baiklah, Russel Torres. Sepertinya Darius sedang selingkuh" jawab Melody. "Tenanglah, Melody Randall. Mimpimu tidak benar" jawab Russel sambil mencium bibir. Seketika itu juga, mereka tidur.

Sementara itu di kota Surabaya, Jovita sedang terbelalak kagum. "Astaga, Jennifer Shaffer. Otot-otot perutnya bagus" kata Jovita sambil tersenyum lebar. "Benar, kakak Jovita Shaffer. Otot-otot perutnya bagus" kata Jennifer sambil membelai. "Baiklah, kalian berdua. Lepaskan celana tuan Darius" kata William sambil tersenyum. "Astaga, William Simanjuntak. Ini sudah berlebihan" kata Darius sambil tersenyum geli. "Tidak, tuan Darius Torres. Nikmati saja pelayananku" kata William sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, Darius pasrah.

The Perfect ModelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang