4 | Calon Nyonya On Waiting

15.7K 1.2K 13
                                    

Kiran merebahkan diri dikasur.

Asli deh, cape banget.

Sebagai budak corporat yang kerja hampir 70 jam dalam seminggu, seharusnya dia sudah terbiasa dengan rutinitasnya saat ini. Apa jangan-jangan karena tiap pulang kerumah dia cuma sendirian dan harus merana lagi?

Ini nih, yang dia malesin.

Nggak sibuk sedikit,dia auto kepikiran buat nyari istri.

Memang separah ini ya efek kesepian?

Seharusnya dia lembur lagi hari ini, tapi jujurly badannya rada nggak sanggup. Weeekend kemarin sudah dia habiskan untuk mengurus para keponakannya. Capeknya melebih-lebihi saat dia mendaki puncak rinjani saat kuliah dulu.

Alhasil saat dia pulang duluan tadi, satu kantor sukses dibuat tercengang.

Pasalnya dia sudah dicap 'gila kerja'. Budak korporat macam apa yang sudah dapet jatah kerja 70 jam dalam seminggu, masih mau-maunya lembur dikantor. Padahal mah, yang makin kaya perusahaan. Bukan dia. Tapi rasanya dia nggak biasa aja gitu, sendirian dirumah tuh nggak enak. Sepi plus merana.

Kalau dulu dia oke-oke saja, pulang kerja langsung main game sampe tengah malam besoknya dia kerja lagi. Kalau sekarang, ntah efek usia atau memang sudah bosan saja. Dia sudah nggak begitu kuat begadang, bahkan meskipun sudah minum espresso shot dipagi hari pun, dia tetap langsung tertidur begitu sampai dirumah.

Fyi, Kiran hanya menginap dirumah ibunya saat weekend saja. Kalau weekdays begini dia menetap dirumah yang sudah dia beli. Nyicil tentunya, cicilannya 10 tahun. Sudah jalan 9 tahun, sisa 1 tahun lagi. Rasanya kayak rada takjub aja, dia pikir nggak bakalan bisa melunasi ini rumah. Apalagi saat itu dia masih karyawan remahan, jabatannya nggak seberapa.

Tapi modal nekat dan mau hidup mandiri alhasil dia memberanikan diri untuk menyicil rumah ini. Selain letaknya yang cukup strategis karena lumayan dekat dari kantor. Rumah ini juga cukup luas, jadi untuk dia yang lumayan hobi melihara ikan. Mau satu rumah dijadiin penangkaran ikan juga monggo.

Untungnya kehidupannya sekarang sudah lumayan berkembang. Dalam beberapa tahun, dia berhasil memperbagus portofolionya dan pindah ke perusahaan berstandar internasional. Gajinya juga lebih oke, dan taraf kehidupannya juga membaik. Minusnya, jam kerja nya sudah kayak orang gila. Pergi subuh, pulang malam. Nggak pernah ngelihat matahari.

Nggak kebayang juga kalau tiap hari bolak-balik kerumah orang tuanya, bisa-bisa dia tua dijalan. Belum lagi macetnya, apa sebaiknya dia pindah daerah?

Tapi bodoh banget gasih ini pemikirannya, sudah capek-capek kerja, mati-matian melunasi cicilan rumah. Bisa-bisanya dia kepikiran buat pindah provinsi?

Tapi seriusan deh, dia tuh lebih demen wilayah perdesaan yang asri. Rasanya sudah capek menghadapi polusi Jakarta setiap hari, untung mukanya nggak gampang break out aja. Kalau dideteksi mungkin sudah ribuan bakteri bersemayan diwajahnya karena parahnya polusi di Jakarta.

Saat sedang asyik tenggelam dalam pikirannya. Tiba-tiba telfon genggam nya berbunyi. Menampilkan notifikasi chat dari nomor yang nggak dia kenal.

0812-xxxx-xxxx
Assalamualaikum Bang Kiran, ini Nadhira.

0812-xxxx-xxxx sedang mengetik....

Kurang lebih sepuluh menit Kiran menunggu namun tak kunjung ada pesan lanjutan.

Kiran Mahesa
Walaikumsalam Nad, ada apa?

Nadhira Zulaikha
Maaf baru bales bang, tadi keburu adzan jadi aku sholat dulu. Besok aku boleh nebeng lagi ngga bang? Abi masih belum ngebolehin aku bawa motor.

Terlanjur ResepsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang