27 | Stuck with you

8.4K 661 13
                                    

Nadhira nyaris histeris melihat penampilan Kiran pagi ini. Ganteng abis! Belum lagi pakai sportswear yang rada slimfit dan mencetak bentuk serta lekukan otot yang Nadhira tebak ada enam kotak itu.

Astaufirullah!

Siapa sih orang bejat yang bikin design baju begini. Porno amat plis! Dan kenapa juga calon suaminya pilih pakai ini di senin pagi disaat seluruh mata butuh hiburan, otomatis siapapun yang melihatnya jadi seger mata dan terpana.

Tau gini mending dia nggak jadi ajakin Kiran jogging pagi ini. Meskipun menyehatkan untuk mata, tapi pemandangan seperti ini nggak menyehatkan untuk jantungnya.

Aish, rasanya dia pengen karungin ini cowok terus disimpen dikamar.

Nadhira berdecak saat menyadari Kiran berjalan dengan kecepatan angin. Alhasil dia tertinggal jauh dibelakang, sampai nyaris nggak kelihatan.

Kiran juga nggak bisa disalahkan sih, dari segi postur kakinya jelas lebih pendek dari Kiran, otomatis jarak tempuhnya lebih kecil dan kecepatan meter/second -nya tentu nggak sebanding Kiran. Meskipun pria itu berjalan dengan tempo pelan, tetap aja Nadhira sering ketinggalan.

Nggak sampe semenit, Kiran langsung tersadar dan melihat ke belakang. Pria itu tertawa lepas saat melihat Nadhira yang berjalan dengan langkah kecil-kecil. Persis anak ayam.

Saat menyadari hidung Nadhira yang langsung kembang kempis menahan tangis, buru-buru pria itu menyusulnya.

"Ayuk...jalan bareng." Ajak Kiran.

Nadhira cuma mendengus, pengen kesal tapi nggak bisa karena pria disebelahnya ini terlalu indah dipandang mata. Alhasil dia cuma misuh-misuh sedikit dan langsung luluh sewaktu Kiran menggenggam erat tangannya.

Rencana awal mereka untuk jogging disepanjang pantai tentunya nggak berjalan semulus itu. Baru jalan lima menit, mata Nadhira sudah terpaku pada jajanan disepanjang pinggir pantai.

Mulai dari seafood, jagung bakar, burger, pisang bakar, dan lainnya. Rasanya dia pengen narik tangan Kiran detik ini juga. Tapi nggak dulu deh, dia harus diet. Makin kesini pipinya makin chubby dan perutnya juga semakin gembul. Hasil dari menabung lemak selama di Indonesia.

Dengan postur tubuhnya yang 160 senti kurang dibandingkan dengan Kiran yang 180-an senti, kalau badannya semakin chubby, jelas dia bakalan kayak kurcaci berdiri disebelah Kiran.

Kiran cukup peka saat menyadari pandangan Nadhira nggak kunjung beralih dari jajanan didepannya. "Laper?"

Aish, pakek nanya!

"Nggak kok." Sahut Nadhira kalem.

"Emang kenyang makan yogurt sama salad doang tadi?"

"Kenyang kok." Ah, dia bohong lagi.

Jangankan kenyang, dia bahkan berasa nggak makan apa-apa karena yang masuk ke perutnya nggak ada kandungan karbo sama sekali.

"Kalau nggak mau diet, nggak usah dipaksain. Gini aja udah cantik kok." Ucap seseorang yang doyan jaga penampilan dan pola makan.

Nadhira cuma tersenyum tabah. Dia juga tahu kalau dia nggak jelek, dia cuma pingin tambah sehat dan menjaga pola hidup. Karena itu doang sih, sisanya karena minder berdiri disebelah Kiran. Hiks!

Nggak sampai sepuluh menit, Nadhira sudah ngos-ngosan dipinggir jalan. Track nya itu loh, nauzubillah! Dia pikir mereka cuma jogging biasa sambil menghirup segarnya udara pantai. Taunya abang-abang sumatera satu ini malah mengajak Nadhira ke area tracking didekat pantai. Disuruh mendaki bukit tanpa menuruni lembah tentunya kaki Nadhira nggak kuat, belum lagi dia cuma pakai sneakers biasa, yang lebih mall friendly ketimbang tracking friendly. Apa nggak gempor kakinya?

Terlanjur ResepsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang