6 | Tercium Radar Pak Boss

14.8K 1.1K 9
                                    

Begitu kelar rapat, semua orang menghela nafas lega. Semua staff ngibrit kabur dari ruangan, Zidan dan Naomi sudah ngacir ke Mcd depan untuk mengisi cacing-cacing yang sudah meronta. Mbak Raya yang memang membawa bekal dari rumah, memilih untuk makan di rooftop sekalian refreshing. Sedangkan Aris yang sedang menjalani program intermitten fasting dan kebetulan sudah makan saat dirumah tadi,  memilih untuk duduk-duduk di-longue sambil main hp. Si Edgar nggak tau kemana, barangkali kabur karena selama 2 jam tekanan mental di interogasi Kiran.

Nadhira sebagai anak baru yang masih terjaga akhlak dan moral nya memilih untuk pergi ke pantry sembari membawa bekalnya. Begitu sampai di pantry pandangannya langsung terjatuh ke mesin coffe maker yang sedang menyala di conter depan. Perasaan dia orang pertama yang mampir ke pantry hari ini, siapa yang ngidupin ini mesin?

Nggak lama kemudian, pintu pantry terbuka menampilkan Kiran yang sedang membawa bekal pemberian Nadhira tadi dengan sebelah tangan dan tangan satunya lagi menggenggam tumblr berlogo starbucks, barangkali baru siap menyeduh kopi dan keluar sebentar untuk mengambil bekalnya yang tertinggal diruangan.

"Makan, bang." ucap Nadhira berbasa-basi.

Panggilannya sudah kembali ke settingan semula, karena mereka cuma berdua jadinya dia sudah nggak merasa se canggung tadi. Nggak enak juga kalau di denger sama staff lain. Sebenarnya nggak masalah sih kalau yang lain tau, tapi Nadhira  hanya ingin menjaga reputasi Kiran sebagai atasan.

"Makan bareng aja."

Kiran duduk didepannya sambil meletakkan bekal dan kopinya diatas meja.

"Mau dibikinin sekalian?" Kiran basa-basi sembari menunjuk tumblrnya.

Nadhira menggeleng. "Aku nggak suka kopi."

Kiran mengangguk paham.

"Maaf ya suasana rapatnya tadi jadi nggak kondusif. Padahal ini pertama kalinya kamu ikut meeting." Kiran bersuara setelah mengunyah suapan pertama nya.

Nadhira menggeleng lagi. "Nggak perlu minta maaf bang. Aku malah ngerasa nggak enak karena belum bisa bantu apa-apa."

"No...no. Hari kedua bekerja bukan kerarti kamu sudah harus paham semuanya. Seharusnya satu minggu pertama kamu masih perlu di-training. Kamu nggak perlu merasa sungkan, Nad." jawab Kiran memberikan pengertian.

"Semoga kedepannya suasana meeting bisa lebih kondusif lagi. Biar kamu bisa belajar banyak juga." lanjut Kiran sembari menutup kotak bekalnya.

"Loh, udah selesai makannya?" respon Nadhira takjub. Perasaan ini cowok dari tadi mengajaknya ngobrol tau-taunya sudah siap saja makan. Sedangkan bekal Nadhira bahkan belum habis setengahnya.

Memang ya, kecepatan makannya cowok itu kadang diluar nalar.

"Udah, soalnya bekal buatan kamu enak. Jadi makannya cepet." Kiran menjawab tanpa ada maksud untuk flirting sama sekali. Tapi saat melihat pipi Nadhira yang merona dia baru sadar kalau ucapannya barusan pasti membuat siapapun yang mendengarnya jadi salah paham.

"Besok-besok aku buatin lagi." ucap Nadhira malu-malu.

"Oh...iya. Boleh." Kiran menyahut pelan, mendadak salting sama ucapan sendiri.

Tuh kan, vibes-nya balik lagi seperti saat Kiran memasangkan seatbelt untuk Nadhira.

Buru-buru pria itu meraih tumblr nya diatas meja dan meneguk cepat kopinya. Padahal suhunya masih panas, tapi sampai nggak berasa saking groginya. Man!

"Kemungkinan bulan depan kita ada outing diluar daerah. Kamu bisa ngabarin abi dan umi kamu mulai sekarang." ujar Kiran menginfokan sambil berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

Terlanjur ResepsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang