12 | Mission (un)completed!

11.8K 1K 39
                                    

"Bang, maaf." cicit Nadhira saat menyadari lengan baju Kiran terkena tumpahan kuah supnya. Saat ini mereka sedang makan di restaurant didekat kantor.

Karena semua staff mendadak BM masakan Itali. Alhasil mereka yang lidahnya sangat nusantara ini terpaksa mencari restaurant yang buka disekitar kantor, agar lebih efisien sekaligus menghemat waktu juga. Biar pas baliknya nggak kelamaan dijalan.

Kiran mengelus lembut tangan Nadhira yang sedang mengelap meja yang terkena tumpahan kuah supnya, pria itu mengambil alih untuk mengelap bagian meja yang masih basah.

"Nggak papa sayang." sahut Kiran sembari tersenyum kecil saat menyadari raut wajah Nadhira yang tampak sedih.

"Abang nggak marah kan?" tanya Nadhira hati-hati lalu meraih beberapa lembar tisu dan mengelap lengan Kiran yang terkena tumpahan kuah sup.

Semua ini terjadi karena ide gila nya yang ingin makan didalam ruangan khusus di restaurant ini yang berbentuk kelambu. Saking minimalisnya space disini dan jumlah pesanan mereka yang tergolong banyak, alhasil beberapa piring saling berdempetan dan kuah supnya tumpah mengenai lengan baju Kiran.

"Kamu kan istri abang, mana mungkin abang marah sama istri sendiri?" Kiran menanggapi ucapan Nadhira sambil tersenyum manis, yang sukses membuat sang istri jadi senyam-senyum sendiri.

Ah, nikmatnya jadi pengantin baru.Sampai kapanpun dia nggak bakalan puas melihat sang suami. Rasanya Kiran pengen dia culik untuk diri nya sendiri.

"Maaf ya bang, harusnya kita makan didalam resto-nya saja tadi, nggak sempit-sempitan begini. Maaf malah jadi ngerepotin."

Sontak Nadhira merasa bersalah, saat melihat Kiran kesulitan untuk memindahkan piring-piring makanannya. Belum lagi badan Kiran termasuk besar, kakinya pasti terasa nggak nyaman karena harus terlipat selama beberapa waktu,belum lagi kepalanya sudah hampir mengenai bagian atap. Kasian banget suaminya.

Tapi lama-kelamaan dia gemes juga melihat Kiran. He exactly looks like a Teddy Bear. Tinggi besar dan nyaman dipeluk.

"Ngerepotin gimana sih, Nad? kamu kan istri abang, nggak perlu ngerasa sungkan."

Nadhira tersipu malu.

Saat sedang makan dengan khidmat-nya, tiba-tiba saja ponsel Kiran berbunyi nyaring persis seperti bunyi ponselnya dan nggak lama kemudian, kelambu tempat mereka makan digedor-gedor dari luar.

Hah? apaansih ini? kok ribut banget perasaan.

Ini kan restaurant mahal, masa pelayanannya jelek begini!

Loh loh loh, kok Kiran dihadapannya tiba-tiba ngeblur.

Seketika mata Nadhira terbuka lebar.

Astaga dragon!cuma mimpi doang!!!

***

Nadhira meletakkan mangkok cerealnya dimeja dengan lesu. Sebelah tangannya menggenggam remot tv dan sebelah tangan nya lagi menyendok cereal kedalam mulutnya dengan perasaan hampa.

Kebetulan hari ini weekend, karena hari sabtu kemarin tanggal merah. Alhasil liburnya nya jadi dua hari. Seharusnya dia merasa senang, tapi karena mimpinya tadi pagi Nadhira mendadak kehilangan semangat.

Katanya mimpi tuh bunga tidur, dan rata-rata kebalikannya alias nggak bakalan kejadian. Walaupun mimpinya indah, tapi bisa nggak, dia nggak usah mimpi aja sekalian kalau ujung-ujungnya nggak jadi kenyataan?

Rasanya tuh kayak ngenes banget, sudah dibuat berbunga-bunga taunya mimpi doang. Mending gausah mimpi sekalian!

"Yaampun kenapa itu mukanya manyun banget, kayak pakaian nggak disetrika." celetuk umi nya begitu meletakkan buah-buahan diatas meja.

Terlanjur ResepsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang