Episode 7 K E S E D I H A N

221 11 0
                                    

Janlup vote and comen, jangan jadi raders pembaca gelap, dosa tauu

"Tya belum keluar juga?" Aisyiyah yg
membantu Bi Tuti membuat sarapan menoleh mendengar suara Abi nya. Aisyiyah menggeleng dan kembali fokus pada pekerjaan nya.

"Aisyiyah, kamu yg paling dekat dengan Tya,coba bicara sama dia ya, Nak. Dan dari semalam dia belum makan"

"Percuma Bi, saat ini Tya dalam kondisi yg engga mungkin mendengarkan siapapun "

"Tapi Aisyiyah, Abi benar benar Khawatir. Dia terlihat sangat marah"

"Bukankah sudah Aisyiyah peringatkan Bi? Kita semua mengenal Tya dengan baik, Abi ingat waktu Mbak Afniyah menikah? Saat usia Mbak Afniyah sudah 22 tahun, dan Tya mengajukan banyak sekali pertanyaan, kenapa harus di jodohkan? Kenapa harus menikah muda? Kenapa engga berkarir dulu, dan semacamnya. Dan begitu juga saat Aisyiyah menikah, dia juga mempertanyakan hal yg sama, dari sana kita sudah tahu Tya berbeda dari kita, dia tidak suka di jodohkan dan di atur hidupnya, dia punya dunia nya sendiri Bi. Apa lagi saat ini dia baru 19 tahun, dia pasti masih ingin menikmati hidupnya "

"Aisyiyah... Apa ini saatnya mengungkit hal itu, Nak? Aisyiyah tahu kan kenapa Abi mengambil keputusan itu?"

"Aisyiyah tahu, tapi tetap saja itu engga bisa dibenarkan... "Aisyiah meletakkan pisau yg ia pegang dengan kasar, ia pun segera keluar dari dapur dengan wajah kesal, ia juga tak ingin di jodohkan saat itu, tapi ia tak punya keberanian mengatakan itu pada Abi nya, Aisyiyah mengerti betul perasaan Tya sekarang. Saat melangkah keluar, Aisyiyah terkejut saat melihat Fatimah yg sudah berdiri di ambang pintu dapur, Fatimah tampak pucat dan lemas.

"Fatimah... aku engga ada maksud menyinggung mu" setelah mengatakan itu, Aisyiyah segera berlalu dan hendak mendatangi kamar Tya, kebetulan sekali ia melihat Halizah yg sedang memakan puding di ruang keluarga. Aisyiyah pun menghampiri Halizah.

"Halizah lagi makan apa?" tanya nya lembut.

"Puding cokelat oreo, Tante " serunya sambil menyuapkan satu sendok puding kedalam mulutnya.

"Emm Halizah mau engga berbagi puding sama Tante Tya?" Halizah melirik sisa pudingnya.

"Tapi Halizah belum kenyang tante" serunya yg membuat Aisyiyah tertawa.

"Di kulkas masih ada kok, Tante ambilkan ya, nanti Yasmin antar ke kamar tante Tya. Bagaimana?" Haliza Mengangguk setuju. Aisyiyah pun segera kembali ke dapur dan megambil pudingnya, ia mengantar Halizah sampai depan kamar Tya.

"Ketuk pintu nya" bisik Aisyiyah. Halizah pun mengikuti perintah Tante nya itu.

"Tante Tyaa.... Tante mau puding engga?" setelah menunggu beberapa saat, tak juga ada jawaban dari Tya. Aisyiyah meminta Halizah melakukan nya sekali lagi. Namun juga tak ada jawaban. Hati Aisyiyah mulai di hinggapi ke kekhawatiran, takut takut Tya kabur lagi.

Aisyiyah pun menggedor gedor pintu Tya sambil berteriak memanggil namanya.

"Tya, Kamu masih didalam kan? Buka pintu nya Dek!"

"Tya, jangan bikin Mbak khawatir dong"

"Tya, buk.. " pintu yg terbuka tiba tiba membuat Aisyiyah bernafas lega.

"Apaan sih Mbak, ganggu orang tidur aja" Tya menggerutu sambil menguap. Ia membiarkan Aisyiyah masuk kedalam kamarnya. Aisyiyah yg melihat keadaan kamar Tya yg sudah seperti kapal pecah hanya bisa membuka mulut lebar lebar.

"Apa yg kamu lakukan dengan kamar mu, Dek?" tanya Aisyiyah sembari mau membereskan kamar nya, tapi Tya melarang nya. Halizah yg juga ikut masuk sama terkejutnya melihat keadaan kamar Tya. Ia berjalan melewati barang barang yg berserakan di lantai.

Istri Kecil Ustadz Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang