Episode 4 K E T A K U T AN

219 10 0
                                    

Janlup vote and comen nya ya best .

Abiyya begitu bersungguh sungguh dengan ucapan nya. ia benar benar membimbing Tya belajar dengan sangat serius, dia bahkan tidak di ijinkan main hp. Membuat Tya berfikir, mungkin tugas lain Abiyya yg di maksud Abi nya adalah menjadi guru les Tya.

Setelah makan malam, Abiyya memerintahkan Tya untuk menunggu nya di ruang keluarga untuk belajar bersama lagi, karena Abiyya tak kunjung datang, Tya menyalakan TV dan menonton kartun jado, membuatnya tertawa terbahak bahak sendiri.

Namun tak lama kemudian, Abiyya datang mengambil remote yg ada di tangan Asma dan langsung mematikan TV.

"Ya Allah....Ustadz, bikin Tya kaget aja" Tya mengusap dada nya sendiri, jantung nya berdetak kencang gara gara kedatangan Abiyya yg tiba tiba itu sangat mengagetkannya.

"Seharusnya kamu sambil belajar sendiri sebelum aku datang, Tya. Bukannya nonton kartun "

"Ya...Tadi Tya bosan "

"Engga usah banyak alasan, cepat buka kitab mu, buat rangkuman dari apa yg sudah aku jelaskan, kemudian pelajari itu" seru Abiyya dengan ekspresi galaknya, Tya mengikuti perintah Ustadz nya itu, ia membuka kitab nya, membacanya kemudian menuliskan rangkumannya untuk mempermudah nya menghafal. Di tengah Tya sedang fokus, Abiyya tiba tiba tertawa sembari memperhatikan tulisan Tya, membuat Tya mendongak dan menatap heran padanya.

"Kenapa tiba tiba ketawa?" tanya nya judes

"Umur berapa kamu belajar nulis?" Tya memperhatikan tulisan tangannya, kemudian ia mendelik kesal dan berusaha mengabaikan Abiyya yg mengejeknya.

"Tulisan tangan mu jelek banget, Aqillah. Murid kelas 3 memiliki tulisan tangan yg jauh lebih bagus dan rapi dari itu" Tya menggenggam pena nya dengan erat, ia melirik tajam pada Abiyya, ingin rasanya dia menusuk wajah tampan Abiyya dengan pena itu. Memang dia memiliki tulisan tangan yg tidak rapi, bahkan Azhar pernah mengatakan tulisan tangan Tya hampir tidak bisa dibaca. tapi tidak harus di ketawain seperti itu, kan?.

"Engga boleh menghina, Ustadz. Dosa" ucapnya kesal apa lagi Abiyya yg masih tertawa. Kemudian Abiyya mengambil buku Tya dan pena nya. Abiyya menulis nama Mutya Aqillah disana dengan tulisan Arab.

"Nah, begini caranya nulis, rapi, bagus, ya kan?" Abiyya kembali menyerahkan buku pada Tya membuat Tya semakin kesal.
Tya mencoret coret namanya yg ditulis Abiyya dengan penuh emosi bahkan membuat bukunya hingga berlubang.

.

.

.

Menjelang akhir ujian, Tya semakin bersemangat, apa lagi dengan Abiyya yg menjadi guru lesnya, mengatur jadwal Tya dan apa saja yg harus Tya pelajari, dia juga mengajarkan Tya metode belajar yg menurutnya bisa cepat faham dan hafal.
Tya merasakan bahwa bimbingan Abiyya sama sekali tidak sia sia.

Walaupun Abiyya terkadang membuat nya kesal apa lagi dengan nada perintah nya, tatapan tajam nya dan wajah datar nya itu.

Namun di sisi lain, ia menyayangkan kenapa Abiyya tidak datang lebih cepat sebelumnya. Dengan begitu dia pasti akan selalu mendapatkan nilai yg bagus dan bisa memahami pelajaran nya.

"Sebenarnya, kalau kamu mau serius, bukannya selalu bercanda, kamu itu bisa, Aqillah. tapi mungkin selama ini engga ada yg membimbing mu dengan tegas sehingga kamu tetap menjadi pemalas" Abiyya berkata sembari mendengarkan hafalan Alfiyah Tya. Tya tersenyum saja mendengar pernyataan Abiyya sambil terus melantunkan hafalannya.

Sebenarnya, Azhar sudah berusaha membantu Tya, tapi dia tidak suka karena Azhar terkesan dingin, serius, dan menjelaskan dengan kata kata yg padat dalam mengajar dan itu membuat Tya tidak nyaman, sementara Afniyah dan Aisyiyah terlalu lembut dan pelan. Dan bagi Tya itu membosankan.

Istri Kecil Ustadz Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang