Episode 12 D E B A R A N

208 6 0
                                    

Janlup vote and comen ya gays

Tya yg mendengar keributan di luar segera turun dari ranjang nya dan berjalan keluar, ia terkejut mendapati beberapa yg sedang sibuk mengurus rumah seolah akan ada acara, tak hanya itu, ia bahkan melihat Gita bersama Saharo dan Ara yg juga tampak sibuk kesana kemari membawa makanan.

"Tunggu...tunggu..." Tya berteriak pada Ara yg tampak buru buru.

"Duh, sudah bangun, Neng. Pegangin ini" Ara menyerahkan beberapa toples yg berisi kue kue kering, Tya hanya bisa mengernyit bingung. "Bawa ini ke ruang tamu ya"

"Apa? Memangnya ada tamu? Kenapa disini sibuk banget sih? kayak ada acara aja" seru Tya sembari berjalan menuju keruang tamu bersama Ara.

"Ya Allah... Tya. Ini kan acara mu"

"Acara ku? Maksud nya?"

"Hari ini kamu ulang tahun kan? Ingat?" seketika Tya membuka mulut nya lebar lebar dengan mata melotot, dia tak percaya ini hari ulang tahun nya yg ke 19.

"Selamat ulang tahun, Kakak sepupu ku
tercinta" ucap Ara sambil memberikan
pelukan hangat untuk Tya. Terlalu banyak yg terjadi hingga dia lupa pada hari ulang tahun nya sendiri.

"Tapi biasanya di hari ulang tahun ku Abi
cuma mengadakan syukuran, kok ini..."

"Sekalian resepsi pernikahan mu" sambung Afniyah yg entah dari mana datangnya karena tiba tiba sudah ada di belakang Tya. Tya tak bisa menyembunyikan keterkejutannya
mendengar kata resepsi.

"M...maksud, Mbak? Resepsi apa?"

"Ya resepsi, Dek. Kamu kan sudah menikah, belum di adakan resepsi kan. Ya acaranya kecil kecilan kok. Hanya mengundang tetangga, dan kerabat"

"Tunggu...." Tya duduk di sofa dan ia memijat kepalanya yg tiba tiba terasa pening, entah karena terkejut atau kurang tidur " Maksud Mbak... seperti pernikahan Mbak Afniyah, Mbak Aisyiyah dan Bang Azhar? Resepsi... aku harus... menggunakan gaun pengantin berdampingan bersama..."

"Ya iya, Dek. Selamat ya adek ku sayang. Padahal baru kemaren rasanya mbak gantiin popok kamu, eh sekarang sudah jadi pengantin" mendengar itu, Ara terkikik geli, beda hal nya dengan Tya yg tampak semakin frustasi dan tidak tahu lagi harus bagaimana. Ia mengusap wajahnya kemudian menepuk nepuk pipi nya seolah berusaha menyadarkan dirinya sendiri.

"Terus tanpa memberi tahu ku juga gitu?" tanya nya kemudian.

"Sebenarnya kami semua setuju untuk merehasiakan ini, karena kamu pasti nolak, iya kan?"

"Ya iyalah Mbak, aku aja engga tahu sudah nikah. Dan sekarang resepsi? Lagi lagi tanpa memberi tahu ku? Sebenarnya kalian anggap aku ini apa sih?" seru Tya menahan amarahnya.

"Jangan marah dulu. Dengarkan Mbak" Afniyah duduk di samping Tya, ia menangkup wajah Tya dan menatap matanya "Kamu itu putri bungsu keluarga ini, kesayangan kami semua, dan setelah kamu, tidak akan ada lagi perayaan pernikahan, jadi karena itulah kami ingin merayakan pernikahan mu sebelum kamu di bawa pergi suami mu"

"Jadi maksud mu, kalian merayakan kepergian ku gitu? Tega nya. katanya kesayangan, tapi apa apa engga pernah sekalipun bicara dulu sama aku" gerutu Tya yg membuat Afniyah hanya bisa menghela nafas lesu.

"Dek, jangan mikir negatif gitu dong"

"Tau ah" jawab Tya dan segera pergi meninggalkan Afniyah dan Ara.

Saat Tya kembali ke kamarnya, ia hendak menutup pintu namun tiba tiba seseorang menahan pintu nya.

"Kamu?" seru Tya kesal, ia hendak menutup paksa pintu itu namun sudah terlambat. Abiyya sudah masuk ke dalam dan kini Abiyya menutup pintu itu dan mengunci nya.

Istri Kecil Ustadz Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang