Episode 10 K E M A R A H A N

213 11 1
                                    

Janlup vote and comen ya gays

Tatapan lembut itu berubah menjadi tatapan tajam dan penuh kemarahan, perasaan bersalah itupun menjadi kebencian. Tya menatap Fatimah seolah akan memusnahkan wanita malang itu. ia mengepalkan tangannya, berjalan dengan langkah pelan namun pasti.

"Kau melakukan pengorbanan yg sangat besar demi suami mu, wow. Wanita luar biasa, setiap wanita akan iri dengan keberanian mu itu, Mbak . termasuk juga AKU " Tya berdiri tepat di depan Fatimah.

"Tya, tolong jangan terus marah, aku melakukan semua ini demi mas Abiyya. Demi cinta nya pada mu"

"Omong kosong " seru Tya penuh emosi "kamu melakukan semua ini untuk diri mu sendiri, karena ambisi mu yg ingin membahagiakan suami mu, tapi apa harus dengan cara ini? Dengan menjebak ku dan mengorbankan aku?"

"Tya... Cobalah mengerti, aku sudah menceritakan semuanya pada mu, berharap kau memahami perasaan Mas Abiyya"

Tya semakin marah mendengar pembelaan Fatimah.

"Apa yg harus aku fahami? Bahwa sekarang aku istri nya? Dan aku tidak tahu kapan itu terjadi. Yang aku fahami hanya satu, kau melakukan semua ini untuk dirimu sendiri, untuk ambisi mu yg ingin menjadi istri sempurna dan bisa memberikan apapun yg membuat suami mu bahagia"

"Astaghfirullah... Tya. Itu sama sekali bukanlah ambisi. Memberikan kebahagiaan pada suami adalah kewajiban seorang istri"

"Tapi apa harus melampaui kemampuan nya? Kau tahu mbak, semakin manusia berusaha mencapai kesempurnaan, semakin tampak lah kekurangannya. Karena pada hakikatnya manusia itu punya batasan, tapi mbak ingin melampaui batasan itu, dan itu membuat Mbak menjadi egois dan sombong. Apakah ada yg lebih buruk dari kedua sifat itu?"

"Tya, aku tidak egois. Aku sudah sangat berbesar hati meminang wanita yg di cintai suami ku agar bisa di nikahi. Dimana keegoisan dan kesombongan ku?" Fatimah pun tak bisa membendung amarahnya mendapatkan tuduhan seperti itu dari Tya.

"Disitulah letak keegoisan mu, yg kau pikir kan hanya suami mu, suami mu, dan suami mu. Bahkan kau sampai mengorbankan kehidupan seorang gadis yg tidak ada hubungan apapun dengan mu, dan bahkan tidak kau kenal. Kau menyeret ku dalam ambisi mu, bagaiman kau bisa memutuskan tentang kehidupan ku? Apakah kau tidak berfikir bagaimana perasaan ku? Bagaimana keinginan ku?" Tya berteriak kesal dan ia pun mulai terisak, tak tahan lagi menahan perasaan yg seolah mencabik hatinya.

Seperti di sambar petir, Fatimah hanya bisa membisu mendengar kata kata Tya yg seolah menusuk tepat di hatinya. ia tak tahu harus bagaimana menghadapi kemarahan Tya yg begitu besar padanya.

"Tyaa.. ."

"Kau juga sangat sombong, kau menyombongkan kesempurnaan suami mu, kau menjamin nya akan membahagiakan ku, kau menjamin dia akan adil, apa jaminan nya bahwa semua kata kata mu itu benar? Katakan padaku, apa jaminan nya? Kau memohon pada Abi ku untuk pernikahan ini, dan sekarang... Pada siapa aku bisa memohon untuk melepaskan ikatan pernikahan ini?"

Tya berteriak penuh amarah tepat di depan wajah Fatimah. Membuat Fatimah semakin terguncang.

"Tya... Tidak seperti itu, ku mohon mengertilah" Fatimah berkata dengan suara bergetar. Ia pun tak mampu membendung air mata nya lebih lama lagi.

"Apa lagi yg harus ku mengerti?" lirih nya kemudian "Sejak mengetahui kebenaran ini, hati ku selalu menyalahkan Abi, berfikir dia lah yg menjodohkan ku dengan nya. Dan hati ku... hati ku juga merasa bersalah pada mu, Mbak. Aku berfikir aku telah menyakiti mu karena keberadaan ku dalam hidup suami mu, aku telah menjadi orang ketiga dalam rumah tangga mu karena Abi. Aku berfikir sama seperti ku, kau juga tersakiti dengan pernikahan gila ini, aku bersimpati dan bahkan meminta maaf pada mu... Tapi ternyata, justru kamu lah dalang nya. Kamu yg menyeret ku dalam hubungan ini, kamu membuat ku menjadi orang ketiga di antara kalian. Apa kau tidak bisa sedikitpun merasakan bagaiman perasaan ku tentang semua ini?"

Istri Kecil Ustadz Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang