4. Ospek II

7.2K 102 2
                                    

Ayuna dan Zoe sengaja di hukum berdiri di tengah lapangan karena menurut Luca keduanya tidak fokus dengan arahan yang diberikan oleh kakak tingkat mereka. Gadis itu memandang Luca dari kejauhan dengan wajah yang begitu kesal.

"Sengaja pasti!" ucapnya dengan geram.

Pulang dari ospek gadis itu langsung menuju ke kasurnya dan berbaring di sana dengan kasar. Kedua tangannya terbentang luas dengan kaki yang agak terbuka; helaan napas panjang keluar saat ia mengingat semua kejadian yang baru saja terjadi di kampus tadi. "Aku punya dosa apa sampai harus bertemu dengan pria seperti itu, bahkan sekarang dia jadi kakak tingkatku!"

"Au ah, mau makan! Lapar!" Ayuna turun kembali dari kasurnya dan menganti pakaian. Setelah itu ia turun ke lantai bawah dan berjalan keluar mencari keberadaan alfamart; dia menghentikan langkahnya sejenak sebelum memasuki tempat tersebut; membeli sejumlah mie dan dikonsumsi.

Di tengah-tengah perjalanan pulang, Ayuna menemukan Luca, sejenak ia mencari tempat untuk bersembunyi. Di dalam penglihatannya, Luca sedang bersama dengan seorang laki-laki, mereka terlihat sangat mesra dan sedikit aneh, gadis itu berusaha untuk mencari ponselnya untuk mengabadikan hal tersebut. Namun, sesaat ia ingin merekam keberadaan mereka; ia sudah kehilangan kesempatan; Luca sudah tidak ada di tempatnya.

"Sudah aku duga, boti satu itu sungguh luar biasa!" Ayuna berdecak sebelum pulang dengan wajah tersenyum penuh kemenangan. "Suatu saat aku akan mendapatkan kelemahanmu, wahai Luca!" Ia tertawa terbahak-bahak tanpa sadar motor melintas di depannya sehingga air lumpur yang ditabrak motor itu mengenai tubuhnya. "Anjing!"

Tak lama kemudian, dia datang kembali ke kost dan berjalan gontai. Ia meletakan barang belanjaannya di atas kulkas lalu mencari baju untuk berganti pakaian. Sebelum melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi, Ayuna melihat selembar kertas keluar dari bawah tirai. Seketika gadis itu penasaran dan membaca surat tersebut.

Ayuna merasa jengkel saat membacanya lalu berkata, "Seperti orang bisu saja, sampai harus buat surat seperti ini," Ayuna dengan tertawa kecil; membaca satu per satu syarat tertulis oleh kakak tingkatnya; menghadap Luca di balik tirai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayuna merasa jengkel saat membacanya lalu berkata, "Seperti orang bisu saja, sampai harus buat surat seperti ini," Ayuna dengan tertawa kecil; membaca satu per satu syarat tertulis oleh kakak tingkatnya; menghadap Luca di balik tirai. "Aku tidak mau! Lagi pula, kita bayar sama-rata, bukan kamu yang bayar keseluruhan. Kalau merasa berisik cari saja kost lain sana!"

Tiba-tiba Luca membuka tirai dan menatap Ayuna dengan tatapan datar. "Boleh saja kalau kamu tidak mau menurutinya, tapi jangan salahkan aku kalau kehidupan kampusmu dipersulit!" Pemuda itu menyeringai sebelum menutup kembali tirai dan melanjutkan pembelajaran ulangnya yang sempat tertunda.

"Wah!" Ayuna tidak bisa berkata-kata lagi, seketika ia meniup poni dengan kesal dan berjalan cepat ke kamar mandi untuk menganti pakaian. Setelah selesai berpakaian, Ayuna melirik sebentar ke arah Luca yang sedang sibuk dengan dengan buku-buku kedokteran itu di meja belajarnya.

Gadis itu seketika terpana saat melihat pemuda itu begitu serius; ia terlihat sangat tampan ketika melakukan hal itu apalagi ditambah dengan memakai kacamata minus. Namun, tidak lama... ia kembali menyadari bahwa pria itu adalah titisan setan yang hanya bisa mempersulit dirinya. Cowok ganteng masih banyak, Ayuna!

ROOMMATE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang