27. Jujur?!

1.1K 35 0
                                    

"Sayang, aku datang! Aku mau numpang tidur siang sampai sore boleh? Semalam aku cuma tidur satu jam buat belajar. Lagipula, hari ini ujian OSCE sudah berakhir, 'kan?" Luca tiba-tiba masuk ke kos Ayuna dengan wajah yang kelelahan, tetapi masih bisa disembunyikan lewat senyuman kecil dan perasaan riangnya.

Tampak dari tingkah pria itu, tanpa basa-basi langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur milik sang kekasih. Ia bisa saja terlelap dalam sekejap.

Ayuna yang sedang berdiri di dekat dinding hanya menatap pria itu dengan wajah tanpa ekspresi. Dia bersandar sambil bersidekap di tempat itu sebelum mulai mengeluarkan satu kalimat. "Apa kamu tidak ingin mengatakan sesuatu yang penting kepadaku?"

Luca hendak terlelap, tetapi dia masih bisa mendengarkan ucapan dari Ayuna dengan jelas. Mengunakan suara seraknya dari balik bantal ia menjawab, "Ah, hadiah yang kamu janjikan itu? Aku tidak menyangka kalau kamu tidak yang tidak sabaran dalam hal ini, aku tidur dulu ya-- kita masih punya waktu yang panjang karena sebentar lagi libur sem--"

"Monika. Siapa dia?" Ayuna langsung memotong ucapan Luca dengan wajah yang masih terlihat ketus, dia bahkan tidak beranjak dari tempat asalnya tadi.

Luca yang sedari tadi menyembunyikan wajahnya dari balik bantal; karena ia berbaring tengkurap langsung menoleh ke arah Ayuna dengan wajah yang sepenuhnya pucat. "Siapa tadi yang kamu bilang?"

"Wanita yang digambar ini Monika, 'kan?" Ayuna langsung menunjukkan foto seseorang yang ia temukan kemarin di dalam dompet Luca; lebih tepatnya ditemukan tidak sengaja karena jatuh.

"B-bagaimana bisa?" Luca terlihat semakin panik, ia baru menyadari bahwa foto itu masih berada di dalam dompetnya.

Ayuna menghela napas panjang sebelum melanjutkan ucapannya lagi. Tampak wajahnya berubah sedikit sedih, tetapi tetap berusaha tegas dalam kondisi tegang seperti ini. "Sepatutnya aku cari tahu dari awal. Sekarang, aku sudah mengerti mengapa kamu menyukaiku tanpa alasan."

"Bukan seperti itu, Ayuna. Percayalah padaku!" Luca turun tergesa-gesa dari atas kasur lalu mendekati Ayuna untuk meraih tangannya dan memberikan penjelasan.

Ayuna langsung menepis tangan Luca dengan kuat lalu menambahkan perkataannya lagi. "Kekasih tercinta yang meninggal dunia dua tahun lalu karena kecelakaan tunggal. Dia juga terlihat mirip denganku. Hah... bukan terlihat.., tetapi benar-benar mirip!" Seketika gadis itu mendekatkan foto ke depan wajah Luca.

Luca semakin kebingungan dengan ucapan Ayuna yang seolah-olah tahu dengan apa terjadi di kehidupannya di masa lalu. "Kamu tahu itu semua darimana?" tanyanya dengan panik.

Ayuna menyeringai kecil, ia telah mengetahui bahwa semua itu benar karena Luca terlihat tidak menyangkalnya sekali.

Beberapa jam yang lalu, dimana ujian OSCE semester satu baru selesai dilaksanakan. Ayuna langsung menuju ke arah parkiran untuk memesan ojek online. Aku ingin pulang segera dan beristirahat, rasanya melelahkan sekali~

Namun, pria asing yang memerhatikannya sejak lama di dekat minimarket beberapa waktu yang lalu, muncul mendadak di hadapan Ayuna.

Sontak Ayuna hendak berteriak dengan keras. Namun, ada sesuatu yang membuatnya bungkam.

"Kamu benar-benar mirip dengan kakakku!" Dika langsung menunjukkan foto kakaknya di dalam ponsel agar Ayuna tidak salahpaham terhadapnya. "Lihat! Benar-benar mirip, 'kan?"

"MUNGKIN ITU CUMA EDIT--" Ayuna pun terkejut namun, segera menyadari sesuatu karena ucapan Dika memang benar adanya, seseorang terlihat begitu mirip dengannya kecuali ada beberapa titik yang membuat mereka sedikit berbeda seperti gaya rambut, tahu lalat dan lainnya. Dia terlihat sama dengan foto AI-ku yang ada di dompet Luca.

ROOMMATE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang