PROLOG

204 10 0
                                    

~ElArLan~

~ElArLan~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Namaku Kinara, Kinara Kela Adelard orang biasanya memanggilku dengan sebutan Ara atau Kela, aku adalah anak tunggal.

Aku tinggal bersama om dan tante ku yang ada di Bandung, aku tidak tinggal bersama ayah ataupun bunda.

Semenjak bunda ku meninggal setelah melahirkan ku, ayah ku tidak suka kepada diriku karena beranggapan aku lah yang membuat bunda meninggal.

Di umur ku yang masih terbilang masih kecil, aku harus merasakan pahitnya dunia.

Aku ingin sekali seperti teman-teman ku yang diberi kasih sayang oleh orang tuanya.

Apa aku tidak pantas mendapatkan kasih sayang? Aku hanya mau ayah sayang pada ku, aku tidak meminta apapun lagi aku hanya ingin disayang dan dicintai ayah.

Walau ayah tidak mau menyayangi ku, aku tetap sayang ayah.

Aku masih beruntung karena adik ayah mau merawat ku dengan sepenuh hati, menganggap diriku sebagai anaknya tapi kenapa ayah tidak menganggap diriku sebagai anakmu yah.

Di Bandung aku bertetangga dengan laki-laki yah, lalu kita berteman, dia sangat baik padaku yah, Dia menjagaku seperti layaknya seorang ayah menjaga putrinya.

Kenapa ayah tidak seperti dia yah?

"Ara"

"Apa"

"Main bola yuk"

"Masa Ala main bola, Ala gak bisa"

"Al ajarin"

Ara kecil setuju bermain dengan sahabatnya yang bernama Al "Tendang bolanya Ra"

"Calanya gimana?"

"Di tendang pake kaki"

Ara yang polos menendang bola dengan pelan "Yang keras Ra"

"Bilang dong" Ara lalu menendang keras bola itu.

"Tapi jangan keras banget juga" Al melihat bola yang di tendang Ara keluar dari gerbang rumahnya.

"Hehe maaf, Ala ambil" Ara yang tidak melihat keadaan jalan langsung mengambil bola itu.

Al melihat dari arah jauh ada mobil yang sedang melaju kencang "Araa!!"

Brukk

Orang yang mengendarai mobil melarikan diri tanpa memperdulikan dua anak kecil ini.

"Ara gak papa?" Al kecil memeluk tubuh Ara.

"Gak papa Al"

"Al lututnya beldalah" Ara melihat lutut Al yang tergores karena aspal sehingga mengeluarkan darah.

Takdir Cintaku Yang Berbeda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang