Part 4

28 1 0
                                    

~ElArLan~

~ElArLan~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Kalian gak bicara berdua gitu?" tanya Arfan.

"Eh iya, kalian berdua ke rooftop cafe aja, kalian berbincang-bincang dulu agar lebih kenal lebih jauh lagi" titah Rissa.

"Iya tan, kalo gitu Ara pergi" ucap Ara.

El dengan malas berjalan menuju rooftop, Ara lalu menyusul dari belakang, seperti anak yang sedang membuntuti ayahnya.

Ara hanya diam berjalan mengikuti langkah kaki jenjang milik El.

Setelah sampai ternyata banyak sekali di sana sepasang kekasih yang sedang menghabiskan waktu bersama dengan berbincang, makan bersama.

El melihat sudut tempat yang kosong membuatnya berjalan ke arahnya.

Ara duduk berjarak dengan El "Sok ngehindar"

"Maksud Lo?"

"Gue tau cewe kaya lo itu mau dideketin sama cowo manapun"

"Cara menilai seseorang tiap orang itu berbeda-beda yah" Ara tersenyum tipis melihat ke arah depan.

"Lagian kenapa Lo terima aja perjodohan ini bukannya nolak"

"Karena gue mau membuat orang bahagia dengan keputusan gue"

El berdiri lalu pergi ke tepi pagar rooftop untuk mengangkat panggilan seseorang.

'Pengen bahagiain ayah, walau ayah suka marah sama Ara, Ara tetap pengen bisa buat Ayah bahagia' batin Ara, memegang pergelangan tangan nya yang memerah akibat di cengkram kuat oleh David pagi tadi.

"Bahagiain bunda juga" gumamnya melihat ke arah langit yang di hiasi ribuan bintang yang indah.

Cuaca malam di Jakarta cukup dingin membuat Ara yang memakai dress selutut kedinginan, padahal dirinya belum sembuh total dari demam waktu itu.

Suhu tubuhnya semakin naik, mau tak mau dirinya harus menahannya demi ayahnya.

Gerak gerik Ara tidak lepas dari penglihatan El, masa bodo dirinya tidak peduli dengan Ara lebih memilih melanjutkan berbincang dengan orang di telfon.

Ara melihat ponselnya tidak ada notif chat dari Al, jujur dirinya tidak bisa melupakan Al sejak tadi dirinya memikirkan Al "Biasanya kalo malem gini kita belajar bareng" gumamnya mengingat kebiasaannya dengan Al.

"Turun" ucap El berdiri di samping Ara yang sedang duduk.

Ara mengangguk, Ara yang akan berdiri kehilangan keseimbangan karena tiba-tiba pusing menghampirinya untung saja dengan sigap El memegangi Ara.

El merasa tubuh Ara yang hangat apakah cewe ini demam? buru-buru Ara melepaskan diri dari El lalu pergi meninggalkannya.

"Cewe aneh"

Takdir Cintaku Yang Berbeda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang