Part 13

28 1 0
                                    

~ElArLan~

~ElArLan~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Samar-samar El mendengar alarm jam weker menandakan waktu sudah pagi.

El merasa aneh pada tubuhnya, matanya terbelalak ketika dirinya tidak memakai baju sama sekali.

Pandangannya melihat sekeliling kamar tidak kunjung menemukan Ara.

El memegang kepalanya yang terasa sangat pusing, mengingat semua kejadian yang telah terjadi semalam.

"Arghhh.... kenapa gue gak bisa tahan!!!"

Di lain tempat.

"Lo kenapa jalannya gitu?" tanya Dila menuangkan air minum sambil melihat Ara berjalan ke arahnya seperti anak laki-laki habis sunat.

"Hah? Itu kaki gue sakit"

"Boong, gue tau Lo habis ngapain semalem" ledek Dila membuat Ara seketika melotot.

Jam 5 pagi Ara sudah ke apartemen Dila, namun Dila baru saja bangun tidur alhasil membuatnya mau tak mau harus menunggunya.

"Apaan sih, gue gak ngapa-ngapain"

"Buktinya mata Lo merah"

"Udah ah buruan, lama banget" protes Ara mengalihkan pembicaraan.

"Iya iya, nih minum kalo mau ngemil tuh banyak di lemari" ucap Dila.

~~~

09.00

El duduk dikursi kebesarannya dengan Naufal yang duduk di depannya.

"Ini tuan, seperti yang tuan minta saya sudah merubah majalahnya" ucap Naufal memberikan sebuah majalah.

Jantung El berdesir hebat melihat wajah Ara, dirinya sangat bersalah ketika tidak sengaja menyentuh nya.

Tadi pagi pun tidak ada stik note, biasanya Ara meninggalkan stik note di meja makan tapi pagi tadi tidak ada.

Sepertinya Ara marah padanya "Tuan?"

"Iya"

"Bagaimana tentang majalahnya apa akan saya sebar luaskan?"

"Iya"

"Baik, saya permisi"

El masih memikirkan Ara, pagi-pagi sudah tidak ada "Arghh... El!!"

Sore hari El menunggu kedatangan Ara, El sadar seharusnya dirinya yang sifatnya sekarang berbeda pada Ara seharusnya dirinya tidak usah bersikap seperti itu.

Ceklek

Pintu terbuka memperlihatkan wajah Ara yang tampak tidak seperti biasanya.

Ara tidak melihat sama sekali El lebih memilih pergi "Na maaf" El mencekal tangan Ara.

Takdir Cintaku Yang Berbeda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang