Kembali dari peristiwa yang hampir menghilangkan nyawanya, Xiao Zhan memilih untuk menerima kebaikan sepupunya dan tidak bisa membantah ketika akhirnya pertunangan mereka terjalin.
Tetapi ketika dia menerima sebuah pesan dari orang tak dikenal tenta...
Aku tidak tahu kenapa bisa terjerat dalam lingkaran cinta yang tidak seharusnya, tetapi hatiku terikat sangat kuat dengannya. Aku pun akhirnya mengetahui, ternyata dia adalah cinta pertamaku
*****
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*** 𝑀𝓎 𝒮𝑒𝓍𝓎 𝒜𝓈𝓈𝒾𝓈𝓉𝒶𝓃𝓉 𝒜𝑅 𝒴𝒾𝓏𝒽𝒶𝓃 ***
*****
Seorang pemuda berparas manis melenggang memasuki pintu sebuah perkantoran. Kaca tebal, lebar dan dipasangi stiker khusus itu otomatis tertutup setelah si pemuda melewati ambang pintu. Lobi yang luas dan sejuk menyambutnya. Kedua tangannya merapatkan mantel warna krem yang membalut tubuh. Kakinya yang panjang dibalut celana hitam melangkah pasti, menimbulkan suara detak sepatu pada lantai yang luar biasa bening. Tiba di depan elevator yang berpintu transparan, dia menunggu sejenak setelah menekan tombol.
Tidak lama menunggu, tabung bulat yang menempel pada dinding luar gedung itu berhenti dan si pemuda melangkah masuk, bersandar pada kaca tebal. Selama tabung kaca mewah itu membawanya ke lantai atas, mata beningnya menatap ke luar, pada suasana kota yang glamor dan mewah. Di matanya semua keindahan itu semakin lama terlihat semakin kecil ketika terus naik ke lantai yang diinginkan. Sesekali helaan napasnya terdengar, berat dan panjang, seperti memendam satu masalah yang membebani.
Bunyi dentingan pelan yang terdengar menandakan lantai yang dituju sudah tiba dan pemuda itu keluar dari tabung elevator. Langkahnya kembali melewati lobi luas yang terang benderang. Ia berjalan ke satu koridor sisi kiri yang diapit dinding kaca bersekat. Suasana lorong itu sepi, terasa dingin meski begitu terang oleh puluhan lampu. Aroma manis menguar dari bunga mawar yang tertanam pada beberapa pot di sisi koridor.
Tanpa memedulikan kondisi seperti apa yang dilewatinya, langkah pemuda itu terus menuju ujung lorong. Sesaat kemudian langkahnya berhenti tepat di depan satu pintu warna hitam. Setelah sesaat menghela napas panjang, ia mendorong pintu dan melangkah masuk. Di dalam ruangan luas yang terang benderang, satu sosok lain menyambutnya dengan senyuman dan sapaan lembut.
“Xiao Zhan, aku senang kau datang,” ujar seseorang di dalam. Nadanya tenang dan berwibawa. Berasal dari seorang pemuda berpakaian mahal dan cemerlang, gaya eksekutif yang berkelas. Ruangan itu bahkan tercium wangi dari parfum si pemuda.
Pemuda berkulit putih dan berparas tampan itu menyambut sosok yang datang. Kedua lengan mengembang dan menarik tubuh ramping yang ia panggil Xiao Zhan, memeluknya erat.
“Kita jarang sekali bertemu meski tinggal satu rumah. Sampai kapan kau menghindariku?” ia kembali berkata.
Pemuda bernama Xiao Zhan yang memiliki paras manis dan menawan hanya diam membeku mendapat perlakuan tersebut. Kedua lengannya terkulai di sisi tubuh tanpa ada niat untuk membalas pelukan. Bibirnya yang tipis kemerahan pun tetap mengatup rapat, tidak membalas satu pun perkataan yang tertuju padanya.
