ℙᗅℛͲ ՏⅈӾͲℰℰℕ

561 77 8
                                    

💚💚💚

Di kala Wang Yibo memaksa pergi menemani Xiao Lian, kekesalan Xiao Zhan mencapai ubun-ubun. Dia memendam kemarahan dan berlalu meninggalkan orang di sekitarnya. Dia geram, kecewa, sedih dan sakit hati. Dia pun takut karena ternyata rasa cemburu justru lebih menguasai dari semua emosi yang ada. Dia tidak suka dan membenci perilaku Yibo dan adiknya.

Di kamarnya, Xiao Zhan melampiaskan kemarahan pada barang-barang yang ada di sana. Rasa sakit dan sedih menjadikan otaknya lumpuh dan dia hanya ingin menyalurkan emosi pada apa pun yang dia lihat. Beberapa vas bunga yang menghias kini berantakan di lantai. Bunganya tercabik-cabik terkena injakan. Rak buku miliknya sudah tidak karuan dan sebagian buku terlempar ke setiap sudut kamar. Botol minuman keras terbanting pada tembok setelah dia menghabiskannya sekaligus. Gorden kamar tertarik lepas dari tempatnya dan kini dia duduk di dekat jendela beralas gorden yang sobek. Tanpa terasa air matanya tumpah membasahi pipi.

Xiao Zhan tidak tahu kenapa hal yang ia lihat terasa begitu menyakitkan baginya. Sebelumnya dia tidak pernah memiliki rasa seperti itu, bahkan terhadap Sehun. Tapi sekarang, dia sangat peduli pada apa pun yang dilakukan Yibo di luar sana. Dia selalu ingin tahu kegiatan apa dan ke mana Yibo pergi. Semenjak pemuda itu selalu tidur di kamarnya meski hanya menempati sofa, dia merasa begitu dekat dengannya dan terlindungi oleh kehadirannya.

Dia takut pada hatinya sendiri dan sangat egois untuk mengakui kalau diam-diam dia mulai menyukai Wang Yibo. Dia selalu bersikap dingin dan acuh tak acuh hanya untuk menutupi perasaannya. Dia mencoba untuk terus menahan Yibo dan mencegahnya bergaul dengan orang lain selain dirinya. Tapi saat ini dia harus menerima kenyataan pahit karena Yibo memilih pergi dengan adiknya.

Xiao Zhan duduk bersila, bersandar lemas pada dinding kamar. Perlahan jarinya mengusap pipi, menghapus air mata yang sempat membasahi. Dia tidak tahu berapa lama duduk termangu dalam kegelapan karena sama sekali tidak menyalakan lampu. Dia bahkan sampai tidak menyadari bahwa sebenarnya dia sangat tidak menyukai ruangan gelap. Hati dan pikirannya yang kacau membuatnya mengabaikan hal itu.

Ketukan di pintu menyadarkan Xiao Zhan. Dia menghirup napas dari mulut sewaktu suara paman Fengmian memanggilnya untuk makan malam. Dia bangun dan mendekati tempat tidur tanpa ada niatan untuk menjawab atau membuka pintu. Dia membiarkan kepala pelayan itu berlalu sendiri dari depan kamarnya dan dia berbaring miring dengan wajah murung. Matanya memandangi sofa kosong yang biasanya ditempati Yibo.

Xiao Zhan tidak tahu apakah dia sempat tertidur karena mata perih dan lelah. Dia tetap berbaring dengan tubuh lemas sampai mendengar suara samar mesin mobil di luar sana. Menduga bahwa Wang Yibo sudah kembali, dia bangun dan tergesa mengintip dari jendela. Dia melihat pemuda itu turun dan menyaksikannya memeluk Xiao Lian yang dibawa di pangkuan lengan. Hatinya kembali berdenyut sakit. Dia menempati lagi tempat tidur dan menyalakan lampu kecil di atas meja nakas. Termangu diam selama beberapa menit sampai mendengar pergerakan dari arah pintu, menunjukkan bahwa pemuda itu kini memasuki kamarnya.

Yibo membuka pintu kamar Xiao Zhan perlahan-lahan, khawatir pemuda manis itu sudah tertidur dan terganggu olehnya. Meskipun sebenarnya diam-diam dia berharap Xiao Zhan belum tidur. Dia memiliki satu keinginan yang harus ia dapatkan malam ini, yaitu menghapus ciuman sebelumnya bersama Xiao Lian. Dan hanya Xiao Zhan yang mampu melakukannya.

Mata Yibo membelalak melihat keadaan kamar yang kacau dan berantakan. Dia pun cukup heran karena tidak biasanya kamar itu hanya disinari cahaya kecil lampu tidur. Dia membuka jas dan menggantungnya pada stand hanger di dekat pintu. Melangkah melewati batas partisi, dia melihat Xiao Zhan yang berbaring tanpa selimut.

Jika aku bertindak normal, mungkin dia akan menolak. Aku harus berpura-pura mabuk

Sambil membatin, dia mendekati tempat tidur dan menghempaskan tubuh ke atasnya. Gerakan itu pun mengundang Xiao Zhan untuk membuka mata dan bereaksi sesuai keinginan.

𝓜𝔂 𝓢𝓮𝔁𝔂 𝑨𝒔𝒔𝒊𝒔𝒕𝒂𝒏𝒕 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang