ℙᗅℛͲ ͲᗯℰℕͲℽ ❆ℕℰ

256 45 1
                                    

💚💚💚

Tokyo, Jepang

Kabar tentang akuisisi perusahaan serta terungkapnya jati diri Wang Yibo sampai ke telinga Sehun. Dia marah dan sakit hati. Kepergiannya kali ini membuat semua yang dimilikinya lepas. Dia kehilangan semuanya. Perusahaan dan kekasih. Hubungan Xiao Zhan dan Yibo bahkan sudah ia ketahui dari sejak melihat kedekatan mereka melalui CCTV yang ia pasang di kamar Xiao Zhan.
Saat itu, Sehun nyaris melempar ponsel sendiri melihat sosok yang ia cintai berciuman dengan pemuda lain. Dia benar-benar memberikan Wang Yibo kesempatan. Dengan menjadikannya asisten, dia justru menyerahkan Xiao Zhan pada saingannya. Andai dari awal dia tahu siapa Wang Yibo sebenarnya.

Sekarang langkahnya sudah terlanjur jauh. Dia pun sudah tidak mungkin melepas kesempatan di tempat yang ia datangi. Selain itu, harus dia akui bahwa di kota itu dia menemukan seseorang yang cukup membuatnya tertarik. Pada awalnya dia masih sangat galau karena di satu sisi dia tetap mencintai Xiao Zhan. Tetapi sekarang, setelah semua hal terungkap, dia merasa sudah tidak ada lagi halangan. Meski sakit itu tetap ada, kecewa dan patah hati, namun dia sudah tidak bisa berhenti. Langkahnya harus tetap ia teruskan.

Tiga minggu setelah pertemuan terakhirnya dengan Luhan, Sehun masih belum menerima persyaratan yang diajukan pemuda itu. Setelah menerima kabar dari China, mungkin ini saatnya dia melangkah. Dia harus bisa mendapatkan dukungan dari Michellin Star. Dengan berhasil meraih kerja sama dan menjalin persahabatan, dia bisa memajukan cabang miliknya di Tokyo. Setelah itu dia pun bisa mendapat kucuran dana dari Tn. Kazama. Setidaknya dia tidak benar-benar kehilangan usaha yang sudah ia kelola selama ini.

Dan kunci dari semua langkahnya adalah Luhan.

Sehun tiba di klub Olivier pada saat senja sudah mulai tergantikan oleh malam. Dia memaksa untuk menunggu di atas seperti sebelumnya dan meminta beberapa botol anggur mahal dan berkelas. Di sofa warna merah, dia menumpahkan semua rasa di sana. Sudah berbotol-botol anggur yang dia habiskan sampai rasanya tak sanggup lagi untuk minum. Jasnya teronggok di sudut sofa sementara kemejanya mulai sedikit berantakan.

Dengan kepala berdenyut, Sehun berusaha untuk tertidur. Satu kakinya terjuntai ke lantai sementara tangannya memijat-mijat kepala. Baginya masih agak sulit untuk menghempaskan bayangan Xiao Zhan. Bagaimanapun, dia dan Xiao Zhan sudah menjalin hubungan selama lima tahun. Meskipun menjelang tahun-tahun terakhir Xiao Zhan mulai berubah dan bahkan menjauhinya, dia masih tetap mencintainya. Tidak pernah ada niat untuk menduakan Xiao Zhan bahkan ketika Luhan menawarkan diri, dia masih tetap bertahan meski ada sedikit rasa suka yang tumbuh pada pemuda itu.

Sehun menggumamkan nama Xiao Zhan di tengah kesadarannya yang nyaris terbang. Wajahnya merah efek terlalu banyak minuman yang ia konsumsi. Di saat dia hampir tertidur, dia mendengar suara langkah yang mendekat. Dengan mata sayu, mencoba untuk menatap dengan jelas, Sehun melihat pemuda yang ia tunggu. Luhan berdiri di dekat meja dan memandanginya dengan tatapan prihatin.

“Luhan ...”

Sehun mencoba untuk bangun. Tubuhnya limbung dan hampir jatuh jika Luhan tidak membantunya menahan.

“Kau terlalu banyak minum,” Luhan berkata.

“Tidak. Tidak. Minuman ini belum seberapa bagiku.”

Sehun menarik Luhan hingga terhempas ke atas sofa. Dengan posisi di bawah Luhan, matanya yang sayu memandangi wajah Luhan. Satu tangannya naik membelai wajah.

“Luhan, bersamalah denganku. Aku membutuhkanmu,” ujarnya memelas.

“Kau benar-benar mabuk.” Luhan hendak bangun namun tertahan oleh pegangan di leher. “Mr. Sehun, sudah seperti ini kau masih bilang tidak mabuk.”

𝓜𝔂 𝓢𝓮𝔁𝔂 𝑨𝒔𝒔𝒊𝒔𝒕𝒂𝒏𝒕 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang