Pagi ini, aku terbangun lebih awal dan melakukan beberapa rutinitas pagi yang membosankan. Senyumku mengembang saat semua pekerjaan usai, seperti mencuci pakaian, bebersih kontrakan, dan memasak. Aku pun telah bersiap diri untuk menghadiri sebuah pameran lukisan.
Namun, aku harus menuju ke perpustakaan umum untuk mengembalikan buku. Setelah dari perpustakaan, ku lanjutkan pergi ke galeri seni lukisan. Galeri ini terlihat begitu ramai oleh orang-orang yang datang bersama dengan teman, kekasih, ataupun keluarga. Sedangkan diriku ini, hanya datang seorang diri.
Kaki ini terus berjalan dan mengamati setiap lukisan yang terpasang di dinding putih. Aku masih terus melangkah pelan, hingga sebuah lukisan membuat kaki ini berhenti seketika. Ku amati lukisan tersebut yang mengingatkan akan masa lalu. Dengan senyum terpaksa, aku kembali melangkah dan melihat-lihat beberapa lukisan lagi.
Baru berjalan beberapa langkah. Kaki ini berhenti saat melihat seseorang berdiri di depanku. Saat sepasang mata cokelat kehitaman ku melihat, seorang pria perawakan tinggi dan kekar. Tengah menatapku dengan mata cokelat kehitamannya. Sejenak aku berpikir, 'Apakah aku mengenalnya?' itulah pertanyaan yang pertama kali muncul. Akan tetapi, pria tersebut hanya tersenyum kecil. Dengan penuh keberanian, aku bertanya kepadanya.
"Apa kita saling kenal?" tanyaku.
"Ah, maaf kamu pasti kaget. Aku Bimo Saputra, teman masa kecilmu. Aku tidak menyangka akan bertemu di sini." ucap pria yang memperkenalkan diri sebagai Bimo Saputra dan mengulurkan tangan kanannya. Mengajakku untuk bersalaman, tetapi dengan wajah terkejut. Aku diam untuk sesaat, hingga Bimo menarik tangan kanannya.
"Aku tahu, kamu pasti kaget. Bagaimana jika kita pergi untuk makan siang, sekalian mengobrol?" ucap Bimo yang masih memasang senyum di wajah.
Dengan masih terkejut, aku mengiyakan tanpa sadar. Itu seperti sesuatu yang berada di hati terus mengendalikan diriku. Setelahnya, kini di sinilah diriku. Duduk di depannya yang tengah menyeruput kopi latte. Berbeda dengan ku yang hanya mendiamkan gelas berisi es kopi tersebut.
"Apa kabar kamu sekarang?" tanya Bimo.
"Aku baik, bagaimana denganmu?" jawabku, meski aku tahu bahwa pertanyaannya hanya sebuah basa-basi antara teman lama.
"Aku juga baik, kamu sekarang kerja apa?" tanyanya.
"Aku penulis blog dan sesekali kerja part time di café teman," jawabku, mencoba untuk tenang, tetapi Bimo hanya menjawab 'ah' tanpa embel-embel lain. Aku memberanikan diri untuk bertanya mengenai pekerjaannya juga. Dengan tetap tersenyum, Bimo menjawab 'Aku jadi Arsitek' dan aku juga hanya ber 'oh' ria.
Untuk beberapa menit, aku terdiam tanpa bersuara. Begitu pula dengannya yang ku lihat tengah memakan nasi goreng. Tanpa berkata lagi, ku sentuh nasi goreng di meja dan memakannya dalam diam. Suasana ini terasa seperti di sebuah ruangan rapat, di mana semua merasa tegang dan gelisah. Itulah yang kini tengah terjadi kepadaku, lebih tepatnya. Inilah yang tengah aku rasakan, bertemu teman lama dan special. Setelah makanan tidak tersisa sedikit pun, kita kembali melanjutkan obrolan yang masih belum mencapai akhir.
"Sudah 10 tahun sejak itu, aku minta maaf karena tidak dapat menepati janji. Aku benar-benar minta maaf," ucap Bimo yang tengah menatap ke arah mataku. Dengan sedikit gugup, aku hanya menjawab 'Ah, ya. Tidak perlu dipikirkan. Lagian aku sudah lupa,' itulah yang keluar dari mulut ini tanpa disaring terlebih dahulu.
"Kamu lupa?" ucap Bimo ulang yang terdengar seperti bertanya dan aku hanya menjawab 'Iya,' tanpa embel-embel lain di belakang kata.
"Ah, baiklah."ucapnya lagi.
"Ayo kita akhiri ikatan lama ini. Kita tidak bisa terus melihat ke belakang, inilah aku. Aku sering lupa terhadap banyak hal, jadi, daripada kita teruskan dan mungkin akan menyakiti satu sama lain. Mari kita akhiri," ucapku memberanikan diri untuk berkata yang ingin aku ucapkan.
"Kita baru saja bertemu lagi sejak lama, tapi kamu langsung ingin memutusnya lagi. Apa kamu serius?" tanyanya lagi dan membuat diriku terdiam untuk beberapa saat. Untuk waktu yang singkat, hati dan otakku terus bertarung. Mencari jawaban yang ku inginkan. Aku menarik dan mengembuskan napas.
"Apa menurutmu aku bercanda?" tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
If It's You (Tamat)
Romance"Aku janji, aku akan datang setiap satu tahun sekali. Saat liburan tahun baru." Itu merupakan kalimat yang selalu tersimpan di sisi lain ingatanku. Bimo Saputra adalah sosok yang mengatakan kalimat tersebut. Membuat diriku selalu terikat dengan diri...