#69. Belaian Tanganmu...

6 1 0
                                    

Malam yang dingin nan gelap, dipenuhi kilat membentang di langit. Seolah dunia ikut gemuruh dan bersedih atas penyakit yang menimpa sang Kaisar. Dengan kepala yang tertutup rapat oleh kain hitam, Li heeng di bawa menuju ke kediaman Kaisar Lu. Sesampainya di sana, Li heeng di dudukkan seraya penutup kepala itu dibuka.

Li heeng mengedipkan mata berulang kali, kemudian mencoba fokus menatap banyaknya tabib yang tengah sibuk ke sana kemari. Aroma obat-obatan sangat kuat dan menyengat. Li heeng tidak tahan, namun para prajurit langsung membawanya mendekat ke meja pengobatan.

"Kau yang bernama Li heeng?" Tanya ketua tabib istana.

"A-aku, emm.. iya." Jawab Li heeng menunduk.

"Ku peringatkan, ini menyangkut nyawa pemimpin negeri ini, jika kau berani berkhianat, maka tau sendiri akibatnya!!" Tegas ketua tabib.

"A-aku paham.." angguk Li heeng.

Tali yang melilit di tubuh Li heeng akhirnya di lepas. Mereka menyodorkan Li heeng untuk segera duduk dan mulai meracik ramuan. Tampak raut wajah Li heeng tegang dan hatinya terus bergumam riuh.

'Apa aku melakukan kesalahan? Mengapa aku baru menyesal atas keputusan ku sendiri? Aku akan menyelamatkan nyawanya, itu berarti aku telah menolong musuhku sendiri..' Batin Li heeng.

Ia pun terpaksa dan mulai menggunakan pengetahuannya untuk meracik ramuan, hampir berjam-jam ia bergelut dengan buku panduan miliknya dan pengetahuan yang pernah ia dapatkan dari Shangguan Zhao, serta rangkaian bahan alami yang ia campurkan ke dalam satu wadah. Setelah ramuan jadi, dengan tangan gemetar Li heeng mendekat ke hadapan ketua tabib itu. Jinhou khawatir dan sigap membantu menadah tangan Li heeng agar mangkuk itu tidak jatuh.

"Kau takut?" Tanya Jinhou berbisik.

"Ke-kenapa kau percaya padaku?" Ujar Li heeng bingung.

"Karena aku yakin, kau masih punya hati nurani." Balas Jinhou.

"Jika aku membunuh Kaisar?" Lirih Li heeng.

"Maka aku akan ikut mati bersamanya.." Jawab Jinhou.

Sontak Li heeng meneteskan air mata. Setelah ramuan itu di serahkan, Li heeng langsung mundur menjauh dan di awasi oleh banyaknya prajurit. Di samping itu, Pangeran Jinxu Cang sedang duduk dengan tenang di atas tahta kediamannya. Ia menunggu kabar yang mana salah satu dari itu sangat ia harapkan, apalagi jika kondisi Kaisar memburuk.

"Ayo selamatkan dia, Li heeng. Dengan begitu, aku jadi tau siapa kau sebenarnya." Gumam Jinxu Cang.

Setelah berhasil membuat Kaisar meminum ramuan itu, para tabib segera melakukan tindakan lain yang dapat menunjang proses obat tersebut. Sesekali Jinhou menatap Li heeng, dan itu membuat Li heeng gelisah.

Bahkan mencapai tengah malam, Kaisar tak kunjung sadar. Para tabib mulai curiga, namun Li heeng meyakinkan mereka jika obat sedang bekerja di tubuh Kaisar, untuk hasil yang maksimal perlu menunggu sampai matahari terbit.

"Jika kau menipu, maka akan ku penggal kepalamu SAAT INI JUGA!!" Bentak kepala tabib istana.

"TIDAK!! Aku bersumpah ramuan itu sangat mujarab!" Tegas Li heeng.

"Kau adalah penyusup yang diberi nyawa oleh Kaisar di istana ini, jika kau berani mencelakainya, maka semua kerabat dan orang-orang terdekatmu akan ikut merasakan akibatnya!" Ancam ketua pelayan Hang.

Li heeng terkejut dan jantungnya berdebar tak karuan. Kedua kaki kian gemetar dan rasanya ia tak sanggup berdiri, apalagi jika teringat dengan semua sahabatnya, apakah mereka juga akan terluka? Seharusnya Li heeng mendengarkan apa kata Ling fei, namun ia terlalu keras kepala dengan memilih jalannya sendiri.

Lotus PerakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang