Chapter -22✍️

174 20 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

"Kebahagiaan itu bukan suatu kebutuhan tapi pilihan"
-Anonim-

***

Gadis berambut perak itu mengigit jari telunjuknya dengan was-was "Waktu yang ku punya tinggal satu bulan lagi. Aku harus menyelesaikan masalah ini secepatnya. Karena, tidak menutup kemungkinan sebuah masalah baru akan datang." Shelena dengan gundah berjalan mondar-mandir dengan pikiran yang kusut.

Lily. Gadis remaja itu, sedari tadi memperhatikan junjungannya dengan tatapan bingung. Lagi, nona mudanya itu bertingkah aneh. Kadang shelena mengucapkan kata yang tidak ia mengerti. Kadang juga ia melakukan gerakan aneh setiap pagi saat dirinya melayani nona mudanya itu.

Gerakan shelena berhenti di depan kaca. Iris orchit bulannya itu, melirik pantulan dirinya dari sebuah cermin full body.

"Ya. Masalah ini harus segera diselesaikan." Ungkapnya menatap cermin didepannya.

"Lily," Shelena beralih menatap pelayannya yang sedari tadi memperhatikan dirinya.

"Ya, nona."

"Segera siapkan kereta kuda, kita akan pergi ke pusat kota."

"T-tapi nona, keadaan ibu kota sekarang sangat tidak menguntungkan untuk saat ini." Ungkap lily yang melirik takut.

"Aku tidak peduli! Siapkan kereta segera ada hal yang lebih penting dari itu sekarang."

Biarlah saat ini ia bertingkah keras kepala layaknya pemilik asli. Ada hal yang lebih penting dari semua rencana yang telah ia lakukan selama ini. Walaupun itu harus mengorbankan nyawanya sendiri.

***

Suara telapak kaki kuda menginjak tanah gembur membuat nada yang sengau. Suara memaku terdengar dari setiap tempat yang di lewati. Ramai warga kekaisaran Ailand bekerja sama dalam membantu memperbaiki kekacauan yang terjadi.

Tak terkecuali, bagi shelena sendiri. Gadis itu, terus saja memikirkan hal-hal di luar prediksinya. Ia takut apa yang di pikirannya terjadi.

Sibuk memikirkan rencana yang tak ada batasnya. Ia tanpa sadar sudah berada di tempat tujuannya.

"Nona, apa anda yakin mau ke tempat ini?" Ujar lily yang ragu sembari melihat tempat tujuan yang tak biasa.

Bagaimana tidak, semak belukar di depan toko itu tumbuh begitu subur layaknya di pupuk. Beberapa papan nama toko itu sudah habis di makan rayap bahkan ada juga yang patah dan jatuh ke tanah. Hewan menjijikkan semacam tikus berkeliaran kesana kemari layaknya manusia yang sedang beraktivitas.

Membuat lily menjadi takut dan ragu untuk masuk ke dalam toko yang memiliki lantai dua itu. Dari depannya saja sudah begini apa lagi di dalam, pasti lebih buruk lagi.

"Masuk." Shelena berjalan di depan memasuki toko tua itu.

Sedangkan lily, gadis itu sudah misuh-misuh di belakang shelena sedari tadi. Apa nonanya itu tidak takut, bagaimana jika ada orang yang mau mencelakai mereka. Apa lagi hanya mereka berdua yang masuk ke dalam. Sudah pasti menambah ketakutan bagi gadis remaja itu sendiri.

Kring

Suara loncang akibat gesekan pintu tua itu berbunyi. Menandakan bahwa seorang pelanggan sedang berkunjung.

Shelena Another Villains ~Transmigrasi In Novel BL ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang