Chapter -30✍️

227 12 2
                                    

SELAMAT MEMBACA

"Setiap permasalahan adalah pelajaran berharga"
-Anonim-

***

Apa yang telah shelena lewatkan sekarang. Mengapa orang-orang penting ini datang secara mendadak ke mansion tempat tinggalnya.

Memilih menurunkan diri dari kereta kuda. Ia dengan segera kembali mendekat ke arah keempat pemuda yang sedari awal tengah memperhatikan gerak gerik miliknya.

Erwin, laki-laki bersurai putih itu kembali memasang wajah flat miliknya karena kedatangan mereka layaknya hantu yang tanpa di undang itu.

"Kenapa tuan-tuan tiba-tiba datang kesini. Saya tidak sedang mengadakan acara minum teh."

"Ambillah." Ansel tanpa basa basi segera menyerahkan sebuah belati.

Hal yang pertama kali shelena tangkap adalah tampilan dari pedang yang sudah berada di dalam genggamannya.

Ganggang yang berasal dari kaca polos yang terbuat sodium silika dan kalsium silika yang kemudian di padukan oleh oleophobic dan hydrophobic menjadikan benda tajam itu sangat mudah untuk dirawat.

Selain itu, juga ganggang dari belati itu telah di lapisi oleh kaca anti pecah menggunakan lapisan plastik polyvinyl butyral yang membuatnya punya ketahanan yang sangat tinggi dan tidak akan mudah hancur dengan mudah.

Apa lagi di dalam lapisan kaca itu sudah terdapat bunga mawar yang telah di awetkan menggunakan sihir ansel. Sangat indah dan mematikan secara bersamaan.

"Terimah kasih penyihir Ansel atas hadiahnya." Shelena melirik Ansel dengan perasaan senang.

Ansel membalas ucapan terimah kasih shelena dengan menerbitkan senyuman miliknya pertanda ia puas dengan hadiah yang telah ia persiapkan.

Ekhem

Suara deheman berasal dari putra mahkota membuat obrolan keduanya yang tanpa sadar mengabaikan keberadaan mereka terhenti.

Melihat sekitar, shelena kembali tersadar dengan keberadaan lainnya.

"Nona, pemberian saya tidak seberapa. Tetapi ini akan membantu Anda selama di perjalanan." Leonardo kemudian menyodorkan botol berisi air berwarna merah darah kepada shelena.

"Gunakan ketika hal yang sangat genting. Jangan menggunakannya pada sembarang orang karena air ini sudah mengandung sihir yang berbaya."

Mendengar hal itu, shelena menatap horor botol berisi air berwarna merah.

"Tenang saja, saya sudah melapisi botol kaca yang Nona pegang itu dengan sihir perlindungan."

Shelena menarik napas dengan lega mendengar jawaban milik Leonardo.

"Ini." Renald secara cepat memberikan benda kotak hitam kepada shelena.

Tangan miliknya sudah penuh sekarang. Lily yang melihat nona mudanya tengah kesusahan akibat hadiah yang ia terima dengan segera membantu mengambil barang pemberian dari orang-orang dengan pangkat bangsawan tinggi di depannya.

Shelena, mengeryit heran dengan kotak pemberian Renald. Ketika tangan miliknya ingin membuka kotak hitam yang berada dalam genggamannya. Renald seketika menghentikan keingin tahuan milik shelena.

"Lady tidak bisa membukanya sekarang. Sama seperti yang Leonardo katakan, benda pemberian saya yang ada dalam tangan anda itu hanya di buka pada waktu darurat atau dalam keadaan terdesak saja."

"Berhati-hatilah kepada kotak itu." Ekpresi penuh makna Renald segera pemuda itu tampilkan.

"Jangan membuatnya celaka!"

"Tenanglah tuan brings ini hanya sebuah kotak tidak mungkin saya membunuh seseorang di dalam kandangnya sendiri." Ungkap Renald melirik pemuda yang sudah menatapnya dengan tatapan tak sedap.

"Nona, kita akan segera berangkat. Jika tidak kita akan melewati hutan pada malam hari." Ujar lily dengan takut-takut.

Ia tidak berniat memutus obrolan nonanya tetapi hari sudah semakin siang. Jadi, mereka harus cepat berangkat agar tiba di wilayah Artemia dengan cepat.

"Pemberian dari permaisuri untuk mu." Raymond memberikan kotak elegan hitam dengan bentuk lersegi panjang kepada shelena.

Dengan, cepat gadis itu segera mengambil kotak yang telah dj berikan Reymond kepadanya.

"Terimah kasih atas pemberiannya. Kalau begitu salam sejahtera kepada yang mulia putra mahkota dan kepada tuan-tuan sekalian yang telah dengan rendah hati mau mengantarkan kepergian saya." Shelena membungkuk dengan hormat.

Setelah shelena melakukan salam penghormatan dan rasa terimah kasihnya kepada orang-orang yang telah mengantarkan dirinya. Ia kemudian melangkahkan kedua tungkainya di ikuti oleh lily yang mengekor di belakang.

Gadis berambut perak itu masuk ke dalam kereta kuda dengan bantuan ksatria. Membuka jendela dengan lebar shelena kembali melambaikan kepada orang-orang yang mengantar kepergiannya

Meskipun, ia tidak bisa ditemani seperti orang tua anak pada umumnya tetapi bagi shelena dengan kehadiran mereka sebagai teman dan keluarga sudah dari lebih cukup untuk mengganti peran orang tua.

***

Pohon-pohon besar yang berdiri gagah layaknya pahlawan menjadi hal pertama yang di tangkap oleh indra penglihatan shelena.

Gadis bersurai perak itu terus saja meneliti setiap tempat-tempat yang ia lewati bersama rombongan miliknya.
Kadang-kadang ia juga sesekali melihat keadaan pengawal ksatria di belakang melalui jendela kereta.

"Bagaimana dengan kondisi wilayah Artemia?" Tanya shelena kepada pelayan di hadapannya.

"Seperti kabar yang tersebar nona. Keadaan wilayah di sana sangat sulit untuk di tinggali. Selain itu angka kemiskinan serta kelaparan sangat tinggi di wilayah itu."

"Mungkin kasus ini masih ada hubungannya dengan keadaan yang menimpah penduduk di wilayah Artemia."

Shelena mengangguk mengerti. Bagaimanapun wilayah Artemia adalah tempat tinggal yang buruk dan sangat tidak disarankan untuk berkunjung ke wilayah yang sedang tertimpa bencana.

Hatinya mencolos ketika mendapat kabar buruk tentang wilayah penghasil tanaman herbal itu. Apa lagi dengan kondisi anak-anak di tempat itu.

Shelena sudah bisa tebak hal buruk apa yang terjadi kepada mereka. Sebisa mungkin ia akan bekerja dengan cepat untuk menemukan akar dari sebuah permasalahan yang menimpa penduduk di sana.

***

See you the next chapter

Vote🐱

Shelena Another Villains ~Transmigrasi In Novel BL ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang