Lif'6

198 31 5
                                    

Pagi sekali tepat pukul 5, ponsel Chaeyong berbunyi tanpa henti. Suaranya samar dikuping saat kesadaran belum cukup membawanya untuk bangun, meraba pada samping kasur dan melihat siapa penelpon yang berhasil menggangu tidur nyenyaknya hari ini.

"Iya."  Jawabnya setengah sadar.

"Masih tidur? Aku sudah didepan pintu kamar mu, buka."

Dalam posisi tidurnya Chaeyong memejamkan mata dengan dahi yang mengerut, seolah mencerna maksud dari ucapan Taehyung.

"Buka pintunya, Chaeng."

"Astaga!."

Dalam kelimpungan Chaeyong bangun dari tempat tidur dan berjalan menuju cermin, dia menatap penampilannya sekilas lalu beralih membuka pintu pada kamar yang ditempati.


Klik!

"Belum mandi?."

Chaeyong yang mendengar itu menatap sebal Taehyung, bagaimana dia mau mandi kalau baru saja bangun tidur.

"Menurut mu?."

"Sudah jam lima."

"Yaampun, masih jam lima. Kamu ingin aku melakukan apa di pagi buta ini, hm? Membuat adik untuk Annya?." Ucapnya sembarang sambil berjalan menuju dapur, mengambil air minum dan meneguknya.

"Boleh jika kau mau."



Uhuk! Uhuk!



"Tidak waras."

Bisa-bisanya Taehyung menanggapi ucapan asal Chaeyong tanpa berpikir 2 atau 3 kali. Sangat enteng seperti selembaran tissue, membuat ia mencoba mengatakan hal yang seharusnya dikatakan karena bagaimana pun, Taehyung ini atasannya.

"Aku hanya bercanda tadi."

"Aku juga."

Jika kalian berpikir bahwa ucapan Taehyung yang mengatakan perempuan itu harus menemaninya meeting diluar Negeri agar cutinya di approve bercanda, kalian salah.

Karena, setiap ucapan yang keluar dari birai lelaki itu jika sudah menyangkut pekerjaan didalamnya, tidak pernah melenceng dan berbohong.

Mereka berdua sudah pergi malam harinya untuk menemui Mr. Han di Paris, sesampainya disana mereka langsung ke hotel yang sudah dipesan oleh Taehyung, yang dimana satu kamar hotel itu terdapat dua kamar tidur yang terpisah.

Dan jangan berpikir bahwa Chaeyong tidak komplain atas kamar yang mereka tempati, dia sudah melakukannya, tapi kalian tahu bahwa tiap ucapan yang keluar dari mulutnya atas sanggahan tidak terima, itu selalu diabaikan.

Jadi, yang bisa dilakukan dirinya hanya pasrah dan menerima kenyataan, lagi juga mereka tidur terpisah tidak satu ranjang ataupun satu kamar. Setidaknya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Bukan kah dia harus nurut, melihat kembali ingatan pada kejadian kemarin membuat dirinya takut jika cutinya tidak di approve, karena bagaimana pun dirinya harus menikmati kesenangan atas pencapaiannya saat ini.

Tapi ucapan Taehyung saat dimobil menuju hotel membuat Chaeyong diam tanpa bertanya-tanya lagi.

"Aku memesan satu kamar dengan dua kamar tidur, alasannya agar bisa membangunimu langsung. Ku dengar dari Lisa katanya kau susah bangun, jadi aku tidak mau repot-repot nanti."

"Meeting ini cukup penting, jika tidak ingin mengacau kau bisa tinggal di hotel tanpa ikut."

Mengingat ucapan tersebut membuat ia duduk disofa, sambil memeluk bantal dan menonton televisi yang baru saja dihidupkan.

Let It FlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang