LIF'13

112 19 0
                                    

Suara denting pada piring membawa kehanyutan, pada makan malam dalam ruangan dengan meja bulat yang ditempati. Bersama dengan itu harmoni dari lantunan piano dan biola mengudara, berbagai suara percakapan dibeberapa meja sebrang juga terdengar begitu samar.

Tidak banyak obrolan yang terjadi diantara dirinya, Taehyung, atau Oma, bahkan Annya menyantap makanan sangat lahap, bocah itu tak kunjung henti melirik dengan binar kepada Presti dengan rasa senang, bahkan tidak ada rasa canggung sama sekali saat posisi duduknya mengambil tepat disamping wanita paruh baya itu.

Ya, mereka terlihat seperti cucu dan Nenek, baik Oma yang memiliki sifat galak pada Chaeyong ternyata akan luluh juga jika sudah dihadapi dengan anak kecil seperti Annya, apalagi dia didandani sangat cantik malam ini. Benar-benar, sepertinya Taehyung sangat memperhatikan fashion anaknya.

"Oma, Annya sedang bersekolah saat ini." ujar Annya sambil menolehkan kepala menatap dengan senyum, membawa satu tangan melahap sosis yang berada digarpunya.

"Wah, hebat sekali. Bagaimana, apakah Annya memiliki banyak teman?." tanya Presti yang ikut antusias saat mendengar cerita dari anak kecil disampingnya itu. "Banyak, oma." jawabnya dengan tersenyum lucu.

Usapan pada Annya membawa senyum hangat, entah mengapa melihat lincahnya Annya mengingatkan sosok Chaeyong yang tidak kalah lincah dan banyak bicara saat kecil dulu. Harunya tiba-tiba menggerogoti hati, saat dulu dirinya tidak bisa memberikan kasih sayang yang lebih pada cucunya karena pekerjaan dalam mengurus bisnis tidak ada yang menjalani.

Ayah yang meninggal saat usianya masih 1 tahun dan Ibu yang menikah lagi saat Chaeyong berumur 3 tahun, membuat Presti mengurus anak itu dengan bantuan pengasuh. Bukan berarti Ibu dari anak itu lepas tanggung jawab pada Chaeyong, tidak, bahkan Liana selalu berkunjung disetiap minggu untuk menemani bermain, dan sampai sekarang pun hubungan mereka masih terjalin dengan baik. Tapi, dalam pernikahan pasti ada keinginan untuk memiliki anak lagi bukan? dan Ibunya selang satu tahun pernikahan ternyata tengah mengandung, dari saat itu pertemuan mereka bisa dikatakan jarang sebagai orang tua dan anak.

Kesibukan yang Chaeyong mulai tekuni, mengakibatkan ia hanya bisa mengirimi kabar tanpa menjenguk kerumah sang Ibu. Walau terkadang hanya pada panggilan telepon, setidaknya tahu kabar bahwa Ibunya baik-baik saja sudah cukup membuatnya tenang.

Chaeyong menerka-nerka dalam pikiran, apa yang sedang dipikirkan Neneknya saat melihat Annya, tidak mungkinkan dia berpikir bahwa anak itu adalah anak dirinya dan juga Taehyung. Sebenarnya perkiraan itu bisa saja ada pada benak Neneknya, karena ia sudah lama sekali tidak berkunjung dan bertemu, terlebih kota yang ditinggali berbeda pulau jadi Presti tidak bisa memantau hal-hal yang dilakukan dirinya. Bukankah kejadian-kejadin diluar batasan bisa saja dilakukan, apalagi mengingat mereka adalah dua orang dewasa.

Chaeyong berdehem sambil melirik neneknya seolah tahu apa maksud dari deheman tersebut, Presti meminta sekretaris perempuan yang bernama Alda untuk mengajak Annya bermain ditaman yang disediakan tempat makan ini untuk bermain anak kecil.

"Annya, apa boleh Oma berbicara pada Mommy dan Daddy sebentar?." ujarnya lembut dengan senyum tulus.

Mengangguk mantap, Annya tersenyum ke Taehyung. "Daddy, Annya bermain sebentar disana tidak apa kan?."

Tentu saja Taehyung mengangguk sambil mengelus rambut putrinya dengan sayang. Anaknya ini, pintar sekali. "Tidak apa, jangan bandel ya?."

"Iya!." Jawab Annya sambil turun dari duduknya.

"Kalau Annya butuh sesuatu tinggal bilang pada sekretaris Alda ya, Nak?."

"Baik, Oma."

Perginya Annya yang dituntun oleh Alda membawa senyum terbit bagi 3 orang dewasa ini, melihat anak itu yang mudah berbaur dengan sangat cepat pada Alda membawa syukur karena kepintaran Annya yang bisa memahami situasi dengan cepat.

Let It FlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang