Dalam cuti yang diambil 4 hari ini, Chaeyong menikmati waktu bermain, bersantai, menonton konser, pergi berbelanja demi kepuasana hati yang telah dia tahan selama penatnya bekerja.
4 hari dia lakukan dengan tergesa-gesa, seolah mendapati pringatan dari Dokter bahwa hidupnya tidak lama lagi, memang diagnosa yang dibuatnya terlalu berlebihan, dengan pikiran yang sembarang itu memacu kekesalan dalam hati saat kakinya memasuki lagi gedung Tae company.
Sangat malas sejujurnya untuk kembali mengerjakan pekerjaan yang Chaeyong tinggalkan, belum lagi dengan Direktur yang meminta langsung bertemu pagi ini, untuk meeting membuat ia berjalan dengan wajah masam.
Dalam hati yang menggerutu karena ingatan chat ia dengan Direkturnya, dimana tidak boleh menambah masa cuti membawa kekesalan, sampai pejaman mata sebuah cara agar bantu meredam emosi yang kasat mata ini.
Hap!
"Astaga!."
Huyungnya badan saat keseimbangan tidak terjaga dari rangkulan Yeounjun, membuat Chaeyong melayangkan satu gebukan pada dada lelaki itu, sepertinya dendam pada anak piyik ini semakin bertambah setiap waktu karena selalu membuat onar setiap saat.
"Berhentilah seperti itu Yeounjun, kau bisa membuatku jantungan!."
Masih belum melepaskan rangkulannya, Yeounjun menggeleng sambil menatap jahil Chaeyong. "Tidak ada riwayat penyakit itu, dalam tubuh yang dijaga sangat baik ini sepertinya."
"Jangan sok tahu, bisa saja aku menyembunyikan hal penting padamu tanpa kau sadari." jawabnya acuh yang ditanggapi dengan decakan yang tidak kalah acuh. "Apa yang tidak aku tahu? Hadiah syal cantik yang kau dapati saja aku tah-----,"
Sssttttt!!
"Diam! jangan mulai." Yeounjun mengangguk dengan mulut yang disekap oleh tangan kanan Chayeong, suara mengintimidasinya berhasil melepaskan rangkulan yang dilakukan.
Ocehan-ocehan marah yang Chaeyong tujui pada Yeounjun, membawa tatapan dingin dari seseorang yang berdiri disamping pembatas kaca lantai 2, dimana lajunya yang sempat terhenti membawa tanya dari Jennie.
"Direktur?." Panggil Jennie yang diangguki Taehyung, dengan melanjutkan langkahnya.
Chayeong menengok pada bayangan dari iris mata, melihat samar Direktur dan asisstennya berjalan disana, hembusan napas kasar membawa dia berlari kecil untuk memenuhi jadwal meeting yang sangat dadakan itu.
"Bos mu, kalau meminta sesuatu itu harus dituruti, seperti anak kecil saja."
Yeounjun yang mendengar terkekeh, menepuk-nepuk kepala Chaeyong sambil berbisik. "Anak kecil, anak kecil, tapi suka kan?."
Bugh!!
"YAA!!." pekik Yeounjun yang mendapat satu ejeken dari Chaeyong dengan senyum kemenangan, saat tas yang dibawa dengan isian yang cukup banyak menimpuk kepala leleaki itu.
"Tidak sia-sia aku membawa tas yang cukup berat ini rupanya." Lega Chaeyong sambil tersenyum miring.
Tik!
Tok!
Tik!
Tok!
Tik!
Tok!
Suara tutup pena yang diketuk-ketuk pada meja, dengan suara lembaran kertas berbalik kehalaman selanjutnya, membuat Chaeyong menatap Taehyung geram. Sungguh, sangat mengganggu bunyi pena sialan itu, apa dia tidak sadar dengan wajah tegang semua orang pada ruang rapat ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Let It Fly
FanfictionSequel of Let It Be. Selain seorang Duda beranak satu, Taehyung adalah laki-laki yang tidak bisa disentuh oleh siapa pun, kecuali dengan Annya dan juga.. Chaeyong.