*Hai hai masih ketemu lagi sama aku, clara si gadis yang suka sekali telanjang tanpa sebab. Melanjutkan ceritaku yang kemaren setelah aku kepergok oleh kakakku sendiri. Dan bukannya dia marah padaku karena udah melakukan sesuatu yang seharusnya tidak kulakukan sejak awal. Tapi dia malah seolah olah mendukung dengan apa yang aku lakukan. Tapi belum tentu juga sih.... Soalnya dia akan marah atau nggak, itu tergantung dengan alasan apa yang akan aku berikan nanti. Jadi gak usah terlalu banyak bacot lagi.... Yuk kita langsung lanjutin ceritanya............
Aku berjalan dengan sangat pelan dengan di ikuti kakak dari belakang. Dia mengikutiku dengan wajah senyum senyum seolah menertawakan keadaanku saat ini. Nafsuku yang tadi sudah sampai ubun ubun kini hilanglah sudah. berganti dengan rasa bingung dan cemas yang tak karuan.
Setelah sampai di kamar, aku langsung menghampiri gantungan baju dimana aku menaruh piyama yang tadi sore aku kenakan. Tapi ketika tanganku baru memegang baju, tiba tiba kakak menahan tanganku dengan tangannya.
"Kamu mau ngapain?" tanya kakak sambil memegang tanganku.
"ngambil baju kak...." jawabku.
" ngapain pakek baju segala. tadi kamu gak pakek apa apa di luar rumah aja berani. kenapa sekarang malah mau pakek baju segala." kata kakak.
Mendengar kata itu, aku langsung terdiam. karana memang faktanya begitu dan aku tak punya kata untuk membantah semua kalimat itu.
"Dah sekarang kamu duduk trus jelasin semua ke aku. biar aku mengerti tentang keadaanmu saat ini." kata kakak.
Inilah salah satu yang aku kagumi dari kakakku. dia sebelum membenci sesuatu, dia selalu ingin tau dulu penjelasan tentang apa yang terjadi. Dan aku berpikir mungkin itulah salah satu penyebab kakakku menjadi orang yang sangat bijak sana di mataku.
Akhirnya kami duduk bersebelahan di tepian tempat tidurku. Memang agak aneh kalau dilihat. ada dua wanita kakak beradik sedang duduk berdampingan. sang kakak memakai daster yang sangat tipis dan sexi, dan sepertinya dia tidak memakai bra. terlihat dari puting payudaranya yang nyeplak di dasternya, berarti dia tidak memakai apa apa lagi di baliknya. Sedangkan si adik malah telanjang bulat duduk di sampingnya.
Seharusnya aku merasa sangat malu saat ini, tapi aku malah merasa sebaliknya. Kalau wanita yang sewajarnya pasti saat seperti ini dia sibuk menutupi kemaluan dan kedua payudaranya dengan tangan (ya walaupun itu gak guna sih menurutku). Tapi berbeda denganku, memang ada sedikit rasa malu kerena telanjang di depan orang seperti ini. Tapi rasa malu ini malah membuatku semakin terangsang. Sebisa mungkin rasa birahi ini aku tekan dan berusaha aku hilangkan sejenak.
Setelah aku merasa cukup tenang, aku mulai mejelaskan tentang semua yang aku rasakan. tentang kenapa aku telanjang saat ini dan kenapa aku berniat melakukan ini. bahkan aku juga bercerita tentang apa yang aku lakukan saat aku menjemput dia di bandara.
Ketika aku mulai menjelaskan itu semua, kakak hanya terdiam memasang muka datar. Tidak ada ekspresi terkejut ataupun marah. Dan hal itu malah membuatku bingung dengan apa yang akan kakak lakukan padaku. Apakah dia akan melapor ke ortu atau dia akan menghukumku atau gimana, aku gak ada bayangan sama sekali saat ini.
Setelah aku selesai bercerita kakak diam sebentar untuk berpikir. Aku juga ikut terdiam menunggu reaksi kakak selanjutnya. Hampir 5 menit kita saling diam sebelum kakak menghela nafas panjang dan mulai bicara.
"kamu tau kelainan apa yang sedang kamu derita?" kakak tiba tiba bertanya kepadaku.
"tau kak.... aku mungkin sudah mulai gila" jawabku sekenanya.
" bukan bukan.... kamu gak gila kok." kata kakak.
"lalu aku ini kenapa?" tanyaku yang memang beneran penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi padaku.
"kamu tu punya kelainan sexual yang disebut eksibisionis.." jawab kakak.
"haaaaa? penyakit apa itu?" tanyaku lagi.
"itu bukan penyakit dekk....?" jawab kakak.
" lalu apa kak? apa bisa di sembuhin?" tanyaku.
"kalau sembuh gak bisa sih... tapi nanti juga bakal ilang sendiri kalau udah tua.
Aku terdiam dan merasa agak ngeri mendengar penjelasan dari kakak. gimana gak ngeri, aku punya penyakit yang gak bisa di sembuhkan dan akan hilang ketika aku sudah tua. Siapapun yang gak paham kayak aku juga bakal ngeri kalau diberi penjelasan kayak gitu.
"ehhh kenapa malah terlihat sedih? "tanya kakak yang melihatku tiba tiba murung.
"gak pa pa kak..." jawabku.
"kan tadi kakak sudah bilang... ini tu bukan penyakit... aku yakin semua wanita juga pasti punya sisi eksibisionisnya. cuma bedanya kamu terlalu tinggi kadarny." kata kakak.
" benarkah kak? kakak gak coba menghibur aku doang kan?" tanyaku untuk memastikan apa yang dikatakan kakak benar.
"gak tau sih kalau dilihat dari sisi ilmiah. tapi menurut kakak itu semua ada benarnya." kata kakak.
"kamu pernah lihat ada cewek memakai pakaian sexsi di jalanan?" tanya kakak.
"bukan pernah lagi kak... hampir setiap hari." jawabku.
"kalau menurut kakak. itu juga termasuk eksibisionis." kata kakak.
"kok bisa kak?" tanyaku lagi.
"sekarang kakak tanya. tujuan kamu telanjang di luar tadi apa?" tanya kakak."gak tau kak. emang apa?" tanyaku yang memang sulit mendeksripsikan apa yang sebenarnya aku rasakan.
"biasanya orang yang mempunyai sisi eksibisionis, cenderung suka memamerkan tubuhnya yang indah kepada orang lain. Dan di saat proses memamerkan si pelaku akan merasa malu, cemas, sange dan bahagia di saat bersamaan. Dan tak bisa di pungkiri kalau combinasi rasa itu memang membuat kecanduan. kamu juga merasakan itu kan?" tanya kakak.
"iya kak aku merasakan semua yang kakak katakan." jawabku.
"nah apa bedanya kamu dan mereka yang suka memamerkan tubuh di jalan? hampir gak ada bedanya kan? cuma mungkin bedanya mereka menyembunyikannya dan kamu nekat melakukannya. gitu aja sih kalau menurut kakak. dan itu semua tidak ada salahnya. toh itu juga gak merugikan orang lain." kata kakak.
Mendengar itu membuatku merasa sangat lega dan tidak merasa berbeda dengan orang lain. tapi aku tetap penasaran apakah aku boleh terus begini atau tidak.
"kak... trus aku boleh gak terus mengikuti naluriku dan terus begini?" tanyaku.
"emang yang melarang siapa?" kata kakak.
"ya kalau gak dilarang berarti harusnya aku bebas dong telanjang di manapun." kataku."ok gini kakak jelasin. sebenarnya gak papa kalau kamu mau telanjang terus dimanapun. Tapi ingat kita tinggal dimana. dan kebetulan peraturan dimana kita tinggal agak terlalu mengikat dengan erat. Jadi ya tinggal kita aja gimana cari celahnya." kata kakak.
" jadi intinya aku gak papa kayak gini?" tanyaku.
"ya intinya kakak tidak mendukungmu karena itu terlalu bahaya buat wanita. tapi kakak juga tidak melarangmu karna itu adalah hakmu untuk bebas melakukan apa yang kamu suka." kata kakak.
Aku merasa sangat lega setelah mendengar semua yang dikatakan kakak. serasa baru saja lolos dari maut wk wk wk....
Kemudian kakak berdiri dan meninggalkanku untuk kembali ke kamarnya. Lalu aku kembali tidur setelah mengunci kamarku kembali.
****************Sampai sini dulu ya teman teman.... kita lanjut lagi besok di part selanjutnya............ bye bye.............
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA PART 2
FantasyKONTEN 21+ BAGI YANG BERUMUR DIBAWAH 21. HARAP SEGERA MENINGGALKAN HALAMAN IN (tamat)