JANJI TETAPLAH HARUS DITEPATI

8.3K 34 1
                                    

      Melanjutkan ceritaku yang kemaren, dimana aku telah diberi tantangan oleh kakak untuk mengambil dildo miliknya. Dan dengan bangga aku bisa mengatakan kalau aku telah berhasil menyelesaikan tantangan yang diberikan oleh kakak. Kalau di pikir pikir lagi ngapain juga aku mengorbankan harga diri cuma demi sebuah ciuman. Apa lagi cuma ciuman antara kakak adik pula, kan yang rugi besar aku. Tapi aku dengan bodohnya malah menyanggupinya. Tapi ya sudahlah.. yuk kita langsung saja lanjut ke cerita selanjutnya. 

       #########

      Setelah aku lolos dari tukang sayur langganan mamah yang kebetulan memergokiku telanjang di luar rumah. Setelah aku berhasil bersembunyi di balik pot besar di depan rumah dan tukang sayur juga sudah pergi. Aku baru menyadari kalau kakak sudah berada di belakangku. Segera ku balikkan badan untuk memberitahunya kalau aku hampir barhasil menyelesaikan tantangan yang dia berikan.
 
      Aku agak kecewa karena kakak saat ini sudah memakai pakaian lengkap dan membawa tongkat baseball. Aku sempat kepikiran apakah kakak berubah pikiran dan membatalkan taruhan kami. Kalau benar begitu aku bakalan sangat marah kalau memang niat dia sepertri itu

       " lohhh kakak ngapain?" tanyaku yang sedang mencoba memastikan keadaan.

       "udah cepet kelarin tugas kamu... tinggal bentar lagi selesai tuh. " kata kak flora.

       Aku segera pergi ke arah kran yang tidak jauh dari tempatku. Ku cuci pelan pelan sambil ku elus elus kepala dildo tersebut. Saat aku mencuci, otakku juga tak mau berhenti memikirkan pikiran kotor. Gimna gak kotor kondisiku saat ini sedang telanjang bulat sambil mencuci dildo bekas di pakai kakak. Ditambah tempatku mencuci adalah di depan rumah yang dimana saat  ini sedang ramai orang berlalu lalang. Jadi ya wajar kalau saat ini otakku terus menerus memikirkan hal hal kotor. 

       Singkat cerita aku sudah selesai mencuci dildo seperti yang diperintahkan oleh kakak. Kemudian aku segera menyerahkan pada kakak untuk menyelesaikan tugas yan dia berikan.

      "Kak kok kakak udah pakai baju sih. trus bawa pentungan pula. emang kakak mau ngapain?" tanyaku sambil menyerahkan dildo yang sedang aku pegang kepada pemiliknya lagi.

       "buat jaga jaga aja sih... Kalau tadi pas kamu lari kedepan trus ditangkep orang jahat gimana?. Kalau kakak masih telanjang, ya kakak gak bisa bantu kamu doank. Makanya kakak tadi ambil baju abis itu ngawasin kamu sambil bawa ini." kata kakak sambil memutar mutar tongkat baseball yang sedang dia pegang.

       "OHH gitu.... kalau gitu makasih kak udah bantu jagain aku tadi" kataku.

       "sama sama... " jawabnya.

       "tapi janji tetaplah janji lo kak... gak boleyh di ingkari. " kataku.

       "iya kakak juga gak akan ingkar janji kok. mulai sekarang, mulut kakak sepenuhnya milik kamu. " kata kakak.

       Aku merasa senang sekali saat ini, karena kakak tidak mengimngkari janji yang sudah kita buat. dan sekarang saatnya aku meminta hadiah yang sudah seharusnya aku dapatkan.

       Setelah kakak menerima kembali dildo miliknya. Kami segera kembali kedalam rumah untuk mengamankan diri. Karena saat kami perhatikan semakin lama jalanan menjadi semakin ramai. Dan hal itu sangat berbahaya untuk tubuhku yang sedang tak terlindungi oleh apapun.

       Ku kunci pintu depan supaya tak ada lagi yang bisa menggangu kami setelah ini. Kemudian kami kembali ke ruang tv untuk segera bermain.

       Setelah tiba di ruang tv aku malah tiba tiba jadi gugup. Aku tak tau kenapa aku harus gugup saat mau mencium kakakku sendiri. Tapi karena ini adalah hadiah ya aku mau gak mau harus melakukannya. Kan sayang banget tadi aku sudah berusaha keras sampai membuang harga diri demi ini, tapi malah gak jadi aku lakukan.

       Untuk pertama tama aku ingin kakak membuka seluruh pakaiannya lagi. Sempat ada perlawanan dari kakak dengan mengatakan bahwa yang aku miliki cuma mulut dia. Tapi akhirnya dia menurut juga setelah sedikit aku rayu. Dan setelah dia telanjang bulat. Aku segera mendekat untuk segera melumat bibirnya yang dari tadi sudah menantangku untuk memakannya.

       Jantungku berdebar tak karuan ketika aku mulai memegang dagu kakak. Apakah ini rasanya orang mau berciuman (pikirku dalam hati). Aku bukannya belum pernah berciuman, aku sudah sering berciuman dengan pacarku dulu. Tapi rasanya sungguh berbeda dengan yang aku rasakan saat ini.

      Kepala tiba tiba pusing dan perut juga tiba tiba mual, badan gemetar dan serasa ingin pingsan. Kenapa ini terasa begitu sulit aku lakukan padahal kami hanya mau berciuman. Apakah jika ini aku teruskan maka aku akan pingsan?.

      Aku berhenti sejenak ketika bibir kami hampir bersentuhan. Kulihat mata kakak sedang tertutup untuk bersiap menyambut ciumanku. Seharusnya aku bisa lebih leluasa pada kakak, karena sepertinya dia sudah pasrah menerima semua yang kan aku berikan. Tapi tiba tiba rasa mual kembali meningkat dan kepalaku juga terasa sangat berat. Nafas juga sangat sulit aku lakukan. Padahal hidungku tidak tersumbat. Tapi aku merasa sangat susah untuk bernafas. Dan akhirnya akupun menyerah dan segera melepaskan kakak.

       aku segera duduk di sofa karena lemas, dan kakak akhirnya juga ikut duduk di sampingku dengan raut wajah yang terlihat kecewa.

       "kenapa gak jadi" tanya kakak untuk memecahkan keheningan.

       "gak tau kak.. aku tiba tiba mau pingsan." jawabku.

        "jangan jangan ini pertama kalinya buatmu?" tanya kakak.

        "nggak sih kah. dulu sama mantanku, aku sering ciuman. tapi ntah kenapa saat ini terasa begitu sulit. " jawabku.

        Kakak hanya tersenyum ketika mendengar jawabanku. kemudian dia semakin mendekat padaku sambil berkata.

       "CLARA... I LOVE U... AKU SAYANG BANGET SAMA KAMU..." Bisik kak flora ke telingaku.

        Seketika tubuhku membeku setelah mendengar itu. Aku seakan tak percaya kalau kata itu akan muncul disaat seperti ini. Aku bingung dengan apa yang barusan dikatakan kakak. Yang dia maksud adalah sayang antara saudara atau sayang antara sesama manusia.

       Aku memandang wajah kakak yang sedang tersenyum manis melihatku. Bibirku tak mau bergerak padahal aku punya banyak pertanyaan untuk orang di depanku. Kemudian tanpa aba aba, kakak tiba tiba langsung melumat bibirku tanpa izin dariku.

     Antara kaget senang dan bingung kini bercampur menjadi satu. Kenapa kakak tiba tiba jadi se agresif ini, namun juga tak dapat di pungkiri kalau aku juga sangat senang ketika kakak menjadi liar seperti ini.

     Bibir yang lembut dan hangat kini sedang bermain main di bibirku. Rasanya sungguh berbeda dengan saat aku berciuman dengan laki laki. Bibir kakak terasa sangat nyaman ketika menyentuh bibirku. Aku sampai tak peduli lagi kalau kami adalah saudara. Yang ada di otakku hanyalah, aku ingin menikmati momen momen ni selama mungkin.

     Beberapa detik berlalu dan kakak mulai mengambil langkah selanjutnya. Dia mulai mendobrak mulutku dengan lidahnya. Rupanya dia ingin memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. Maka dengan senang hati aku akan menyambut lidah tersebut untuk bermain di dalam mulutku.

     Otakku mulai berhenti bekerja sejak kakak mulai mempermainkan lidahku dengan lidahnya. Tapi kakak tiba tiba berhenti sejenak setelah beberapa menit mempermainkan mulutku. Sepertinya dia kehabisan nafas dan ingin istirahat sebentar.

      Dan setelah nafasnya kembali pulih dia tak lagi menyerang mulutku. Tapi dia malah turun dan mulai menjilati leherku. Seketika aku merinding di buatnya, karena leher adalah salah satu kelemahanku. Ketika leherku mulai di jamah, maka aku sudah tak bisa berkutik lagi dan hanya bisa pasrah menerima semua kenikmatan ini.

##### APAKAH YANG AKAN TERJADI SELANJUTNYA? NANTIKAN LAGI BESOK YA..... BYE BYE.........

CLARA PART 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang