Hay semua.......... masih betah kan baca ceritaku... maaf kalau aku cuma bisa upload 1x sehari. Karena selain aku bikin cerita ini. aku juga sedang mempersiapkan cerita dengan genre cerita yang berbeda. jadi harap maklum kalau cuma bisa up 1x sehari. okeee.... dari pada banyak bacot... yuk kita langsung saja ke ceritanya.
Setelah aku membayar makananku di kasir, aku segera pergi meninggalkan tempat tersebut. Ku parkirkan mobilku di tempat parkir kariawan seperti biasa dan setelah itu aku melakukan tugasku seperti biasa tanpa halangan yang berarti. Cuma sesekali ada desahan kecil di mulutku karena aku memang dari tadi menyalakan vibratorku tanpa henti. Ntah karena sudah mulai terbisa atau gimana. Aku cukup merasa nyaman saat clitorisku di gelitiki oleh vibrator tersebut.
Ada kejadian menarik ketika aku melayani pelanggan yang mau membayar. Di saat aku sedang konsentrasi penuh untuk menghitung total belanjaan pelanggan. Tiba tiba vibratorku berganti dari mode low ke mode high. Padahal aku tidak menyentuh remotnya, Tapi ntah kenapa dia malah berganti mode dengan sendirinya. Mungkin karena error atau gimana aku juga gak tau, ya maklumlah namanya juga barang murah. Aku langsung merapatkan kedua kakiku untuk menahan sensasinya. Tapi ketika aku berusaha menahan yang di bawah, mulutku malah tidak bisa di ajak kompromi. Tanpa aku sadari, mulutku mengeluarkan desahan yang cukup keras sampai sampi terdengar oleh pelanggan yang sedang aku layani.
Walaupun pelanggan tersebut sempat menoleh ke wajahku dan memperlihatkan muka heran. Untungnya pelanggan itu tidak bertanya apa apa. Dia cuma senyum sedikit setelah itu dia kembali focus ke belanjaanya lagi.
Beberapa pelanggan pun telah selesai aku layani sambil vaginaku di gelitiki oleh vibrator mode high. Emang kampret ni vibrator (umpatku dalam hati). Aku berencana untuk melepasnya ketika aku selesai melayani semua pelanggan yang sedang antri. Aku ingin melepasnya karena aku benar benar tidak bisa berkonsentrasi dalam menghitung. Maka lebih baik aku sudahi saja ide gilaku untuk memakai vibrator sampai pulang nanti. Lebih baik aku tunda kesenanganku dari pada nanti aku dipecat dan jadi pengangguran kan gak lucu juga.
Tapi emang aku lagi sial apa gimana, pelanggan nya malah terus bertambah dan gak habis habis. Sedangkan aku sudah mencapai batasku untuk bertahan dari serangan vibrator ini. Keringat mulai mengucur deras, muka sudah sangat merah dan mata juga sudah mulai berkunang kunang. Kalau aku teruskan seperti ini, mungkin aku bisa pingsan sebentar lagi. mau kabur ke kamar mandi tapi tentu hal itu tidak bisa aku lakukan karena aku sedang melayani pelanggan.
"kamu gak papa ra?" kata orang di sebelaku sambil menepuk pundakku. dan ternyata itu adalah bosku sendiri yang sedang keliling untuk memeriksa seluruh kariawannya.
"ohhh gak papa pak..." jawabku.
"tapi mukamu merah gitu. dan badanmu juga panas gini." kata pak bos sambil memegang jidatku untuk memastikan apakah aku sedang sakit atau tidak.
"iya pak saya agak pusing sekarang..." jawabku berbohong. dan aku juga baru tahu kalau ternyata orang lagi sange itu badannya panas seperti orang sedang sakit.
"ya udah kamu tinggalin aja ini trus istirahat di ruang kariawan. biar kerjaan ini diterusin dian aja. kebetulan dia juga sudah selesai tengan tugasnya." kata pak bos.
Kemudian bosku pergi meninggalkanku untuk memanggil dian. dian adalah teman sepekerjaanku tapi dia di bagian penataan barang dan aku di bagian kasir. Setelah sebentar menunggu, akhirnya dian pun datang untuk menggantikan aku.
Ketika aku mau perjalan pergi meninggalkan tempat kasir. Tiba tiba badanku lemas karena kehabisan tenaga, mata mulai gelap dan akhirnya aku jatuh ke lantai dan pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA PART 2
FantasyKONTEN 21+ BAGI YANG BERUMUR DIBAWAH 21. HARAP SEGERA MENINGGALKAN HALAMAN IN (tamat)