(Perjalanan seribu mil menuju tujuan dimulai sejak langkah pertama.)
Selamat membaca.
Sorry for typo(s).
🦊🦌🐥🌸👨🌾—•—
Sesuai dengan apa yang diperkirakan, benar saja keadaan di distrik Uchiha saat ini mulai chaos. Setelah melakukan perbincangan serius dan diskusi untuk menyusun strategi di rumah sakit tadi, mereka mulai bergerak untuk menyelesaikan kekacauan yang dibuat Obito.
Tsunade sudah lebih dulu turun tangan untuk menyiapkan proses pemeriksaan korban dan akan pasang badan menghadapi siapapun yang akan mengacau seperti ANBU Roots yang dikirim Danzo.
Untuk kali ini mereka harus menemukan bukti lebih cepat tentang tindak pencurian organ (mata) yang dilakukan Danzo. Perkara phobia darah, tentu saja itu tidak lagi menjadi masalah karena ada Shizune yang bisa diandalkan.
Hiruzen dan Kakashi sudah turun ke TKP, bersikap seolah-olah sang Hokage baru saja dipanggil dan diberitahu oleh bawahannya tentang kejadian tersebut. Sedangkan Choza tinggal di rumah sakit.
Itachi juga sudah bergerak mendekati Danzo untuk membuat laki-laki tua itu percaya dan merasa di atas angin karena mengira rencananya sudah berhasil. Menempatkan diri untuk dijadikan tersangka utama sebagai bentuk skenario untuk mengungkap pelaku yang sebenarnya.
Dan Obito, tentu saja masih ditahan di ruang rawat untuk tidak pergi ke mana pun.
Di atas ranjang, Naruto menelisik wajah Obito, berpikir sepertinya ada sesuatu yang terlupakan dan harus ditanyakan. Kemudian terkejut saat mengingat sesuatu hal yang sangat penting. Belum sempat bertanya, tanpa sengaja Naruto melirik Choza, satu-satunya orang yang masih terlihat linglung di sana. Orang terakhir di ruang rawat ini yang baru saja diperlihatkan ingatan dari masa depan oleh Sasuke.
"Paman Choza, kau tidak apa-apa?"
Choza hanya mengangguk lemah, lalu tersenyum pahit. "Entah kenapa walau belum pernah bertemu, tapi kini aku jadi merindukan cucuku. Tidak pernah terduga aku akan punya cucu perempuan yang menggemaskan seperti dia. Siapa tadi namanya, Chocho ya?"
Perkataan Choza sukses membuat suasana kembali sendu. Semua orang menunduk, tidak ada yang sanggup berbicara. Tidak hanya Choza yang merasa sedih, Shikaku dan Inoichi bahkan dimasa depan yang perlihatkan itu tidak akan pernah bisa bertemu cucunya karena lebih dulu gugur di medan perang ke 4.
"Nanadaime-sama, maksudku Naruto aku akan bergabung. Aku siap membantu apapun yang aku bisa, aku akan ikut memperjuangkan masa depan yang lebih baik untuk cucuku." Tidak hanya Naruto, semua orang disana tertegun. Kalimat yang diutarakan Choza menambah harapan dalam setiap hati di sana.
Terdengar kembali isak tangis, tidak hanya dari Yoshino Nara tapi juga dari si kepala klan Yamanaka yang kembali mengingat gambaran cucunya dalam ingatan Sasuke.
"Aku juga akan punya cucu, Inojin namanya."
"Berhenti menangis Inoichi. Itu memalukan." Tegur Shikaku yang memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan air mata yang sudah siap turun. Sedangkan Jiraya dan Ibiki menghela napas menetralkan perasaannya.
"Mendokusai." Enggan terbawa suasana yang mulai mengharu biru, Shikamaru menyelimuti seluruh tubuhnya dan berusaha menutup mata, mencoba masuk ke alam mimpi walau sulit. Sekarang, setelah ingatannya kembali, setiap menutup mata dan mencoba untuk tertidur yang datang hanyalah mimpi buruk bagaimana dia harus terpisah dari keluarganya. Ya sepertinya mulai sekarang dia akan mengalami insomnia akut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejarah Berulang [BEGIN AGAIN]
FanfictionFIKSI PENGGEMAR Perang dunia shinobi ke 4 antara aliansi shinobi melawan Madara dan Kaguya belasan tahun lalu ternyata membuka fakta baru dan berbuntut panjang. Klan Otsutsuki datang menginvansi dunia dan membawa ancaman tidak hanya pada kedamaian t...