06

70 8 0
                                        


HAPPY READING MY BU🍀

Hujan turun begitu deras, rintik demi rintik turun menghantam aspal dan menimbulkan suara gemercik yang memekakkan telinga. Namun ada seorang remaja laki laki yang menyukai suara itu.

Di sebuah jalanan  yang cukup sepi, tampak seorang remaja laki laki berdiri di bawah rintik hujan yang begitu deras. Pandangan nya menatap lurus pada jalanan di depan nya. Sesekali ia mendongakkan kepala nya menatap ke atas, lalu ia memejamkan mata nya membiarkan rintik demi rintik menerpa wajah nya.

Dia joshua, Laki laki Autis yang sangat menyukai hujan. "Hujan." Guman joshua. Ia terus berjalan menyusuri trotoar. Tidak lupa sebuah radio kecil yang selalu di bawah nya. Radio itu berisi lagu lagu kesukaan joshua.

Nada lagu dan rintik hujan yang selaras, membuat joshua nyaman berada di bawah hujan. Jo perlahan duduk di atas trotoar itu membiarkan tubuh nya di guyur oleh hujan yang deras.

SEMENTARA ITU..

Seorang wanita cantik dengan payung berwarna biru juga berjalan di bawah hujan. Namun tubuh nya tidak basah karena ada payung yang melindungi nya. "Huu mama kebiasaan, Padahal tadi kak Jinan udah ke kedai. Tapi kenapa baru ingat sekarang kalau garam di dapur udah habis." Helaan nafas panjang terdengar dari bibir gadis itu. Ya dia adalah Lily.

Lili berjalan melewati jalanan yang cukup sepi. Ini lah yang membuat lily kesal, selain hujan , jarak antara rumah dan kedai cukup jauh jika hanya berjalan kaki.

Lily menyipitkan mata nya saat melihat seseorang yang duduk di tepi trotoar. "Siapa itu?." Tanya lily pada dirinya sendiri. Lily takut kalau itu orang jahat yang berpura pura gila. Lily membaca berita di koran dua hari yang lalu. Berita tentang pembunuhan dan pembunuh nya adalah orang yang berpura pura gila.

Walaupun pikiran lily berkeliaran kemana mana, namun ia tetap melanjutkan langkah nya. Jarak lily semakin dekat. "Kayak nya gue kenal de." guman lily.

Saat jarak mereka tinggal dua meter, barulah lily melihat siapa laki laki yang sedang duduk diatas trotoar itu.
"Joshua, ya ampun lo ngapain ujan ujanan gini??." Tanya lily sambil mendekatkan payung nya pada joshua agar joshua terlindungi dari hujan.

Merasa badan nya tak di guyur hujan lagi, joshua pun mendongakkan kepala nya. Dan tatapan joshua tertuju pada gadis yang saat ini berdiri tepat di depan nya.

"Aku mau hujan." Ucap joshua.
"Pergi!, aku mau hujan." Ucap joshua sambil memeluk lutut nya dan menggoyangkan badan nya ke depan ke belakang.

Lily yang mengerti segera menyingkirkan payung nya. Dan membiarkan air hujan kembali mengguyur joshua. Lily kemudian berjongkok di depan joshua. "Lo suka hujan ya??." Tanya lily.

Joshua hanya merespon dengan sebuah anggukan. Terapi yang di lakukan jo selama ini membuat ia mulai bisa berkomunikasi  dan berbicara.

Lily duduk tepat di samping joshua. Lily tidak peduli pada air yang membuat rok bagian pantat nya menjadi basah. "Hujan itu indah ya, tapi di balik indah nya hujan ada petir yang membuat siapa saja merasa takut berada di bawah hujan." Ucap lily sambil menatap lurus ke depan. Lily tau kalau ucapannya tidak akan mendapat respon dari joshua.

Namun sesuatu di wajah joshua membuat perhatian lily teralihkan.
Lily melihat banyak sekali lebam di wajah joshua. Dan lili yakin kalau lebam itu lah yang membuat jo tidak masuk kemarin.

Lily mengulurkan tangan nya untuk memegang lebam di wajah jo. Namun lily mengurungkan niat nya. Lily kembali menarik tangan nya.  "Jo lo itu istimewa. Lo tau kalau pun tidak ada seorang pun di dunia ini yang mau menjadi teman lo, tapi gue tetap akan menjadi teman lo, ya walaupun lo nggak kenal gue." Ucap lily sambil nyengir.

~Joshua dan lily ibarat hujan dan petir. Banyak orang yang mengagumi hujan . Namun lebih banyak orang yang membenci petir..

So kali ini author cuma mau tanya kesan kalian terhadap lily..

Joshua Kingston ChevalierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang