04

82 5 0
                                        

Happy Reading 🍀

Pagi itu suasana kelas lumayan sepi. Seperti nya lily datang terlalu pagi. Lily memasuki kelas sambil menghela nafas dalam. Hari ini lili tak tau apa lagi yang akan di lakukan oleh frey Dkk, lily sudah muak melihat frey. Di tambah lagi mulut mereka seperti perempuan.

Lili menggantungkan tas nya pada sandaran kursi kayu itu. Lily kemudian menopang kepala nya di atas meja. "Hu lelah, seharusnya tadi aku lanjut tidur lima menit." Ucap lili. Bagaimana bisa siswi seperti lily bisa bicara seperti itu.

Saat melihat ke samping, lily tanpa sengaja melihat tempat duduk joshua. Lily mengerutkan kening nya. "Ternyata jo datang lebih pagi dari gue" Guman lily sambil tersenyum. Tatapan lily berpindah pada tempat bekal berwarna hijau dengan hiasan daun keberuntungan. Lily memberanikan diri untuk melihat tempat bekal milik joshua.

"Kosong??." Ucap lily karena tempat bekal joshua sangat ringan. Dan benar saja saat lili membuka nya, tepat bekal itu kosong. Hanya ada beberapa serpihan roti yang sudah mengering.

"Dia nggak bawa pulang tempat bekal nya." Lily kembali meletakkan tempat bekal jo di atas meja nya.

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat lima belas, satu persatu murid mulai memasuki kelas itu. Namun lily tak kunjung melihat keberadaan joshua. Lily terus menatap pada pintu masuk, berharap melihat kedatangan anak istimewa itu. Hingga lonceng masuk di pukul, lily tidak melihat joshua.

BRAK..

"Woi bangsat!." Umpat lily sambil memegang dada nya. Ternyata jery lah yang memukul meja nya. Tidak tanggung tanggung jery memukul meja lily sangat keras, bukan hanya lily terkejut namun deretan meja lily semua nya terkejut.

"Lagian lo ngelamun mulu, mikirin frey??." Jery tampak tersenyum tipis menatap lili. "Gue mikirin Frey? Mending gue mikirin pelajaran dari pada mikirin ketua palak kayak frey." Ucap lily dengan tatapan mengejek.

"Awas lo ya, gue aduin sama frey." Ancam jery.

"Lo pikir gue takut ama ketua palak?." Lily menatap tajam pada jery.

Namun tatapan sengit mereka berubah saat seorang guru tua dengan kacamata persegi panjang membawa penggaris berukuran raksasa beserta beberapa buku cetak. Dia pak dodi, guru matematika yang sangat galak. Salah sedikit bisa bisa penggaris raksasa itu menghantam punggung dan telapak tangan.

"Selamat pagi!" Sapa pak dodi.

"Pagi pak."Jawab semua murid yang ada di kelas itu secara serentak.

***

Lily duduk di sebuah bangku kayu, sambil menikmati sepiring lontong sayur kesukaan nya. " kenapa jo nggak datang ya??. Tapi tas nya ada di kelas." Guman lily.

"Ly!!."

Lily segera membalikkan badan nya menatap pada gadis yang memanggil nya dengan suara yang melengking.
"Jangan teriak teriak Zar." Ucap lily sambil menggeser posisi nya agar zahra bisa duduk di sebelah nya.
"Bagi dong laper!" Zahra mengambil alih sendok dari tangan lily.

Gadis itu adalah sahabat lily satu satu nya. Lily sendiri bingung dari banyak nya gadis yang berteman dengan nya kenapa ia malah tertarik pada Zahra yang punya otak pas pasan ples bar bar.

"Lo ada masalah ya?, gue liat dari tadi lo ngelamun terus." Ucap Zahra sambil sambil mengunyah lontong di mulut nya.

"Nggak sih, gue cuma lagi kepikiran sama seseorang." Lily menghela nafas nya.

"What!!, lo suka sama seseorang??. Siapa??, kok lo nggak ngasih tau gue?." Seketika tatapan Zahra berubah, Zahra menatap lily dengan penuh intimidasi.

"Nggak, gue lagi nggak suka sama siapa siapa. Cuma gue kepikiran sama joshua. Lo tau joshua nggak??." Tanya lily pada Zahra.

"Ya tau lah, anak bodoh itu kan??." Zahra berucap tanpa merasa bersalah.

Plak..

"Nggak boleh bilang anak orang bodoh, mana tau dia lebih pintar dari lo." Lily menepuk lengan Zahra.

"Lo tau, joshua lagi jadi bahan pembicaraan di kelas gue. Semalam ada anak kelas gue yang melihat joshua di pukulin sama frey ddk. Dia bilang juga kepala joshua terbentur meja. Ngeri gue, takut tambah amnesia." Ucap Zahra sambil terkekeh pelan.

"Ly mau kemana??." Tanya Zahra saat melihat sahabat nya itu meninggalkan nya. "Ada urusan, lo abisin aja. Jangan lupa di bayar." Ucap lily sebelum meninggalkan kantin.

SEE YOU NEXT PART

I'M IS JEONGWOO WIFE

Joshua Kingston ChevalierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang