Bab 11 | Spesifikasi Ukhti

29 5 3
                                    

Setelah merasa lelahnya hilang, Jason pun segera meninggalkan rumah.

Dia memasang jaket jeans-nya dan segera masuk ke mobil. Dia menyetir dan Mang Anton duduk di sampingnya.

Dalam perjalanan pun mereka mengobrol. Tak ada perbedaan di antara mereka, walaupun bisa dibilang Jason adalah majikan.

Mereka terlihat seperti selaras walaupun Mang Anton hanya seorang ART.

Perbedaan hanya sedikit yaitu tampilan pakaiannya. Jason memakai celana selutut, kaos hitam bermerek, jaket jeans harga enam ratus ribuan serta kacamata hitam yang menutupi matanya. Sementara Mang Anton hanya memakai celana cargo lusuh dan kaos oblong pudar warnanya.

Jason sendiri tak keberatan duduk berdampingan. Toh sama-sama manusia nggak ada bedanya.

Di dalam mobil Jason memutar lagu. Kadang dia pun sambil menyanyi random. Hanya sekedar hiburan.

Tak lama, mereka pun telah sampai di tempat. Lalu turun dari mobil. Mang Anton kembali ke belakang untuk melanjutkan pekerjaannya, sementara Jason masuk ke rumah.

Di rumah yang besar itu sudah terkumpul keluarganya.

Di ruang tamu, sudah tertata rapi hantaran yang akan dibawa besok.

Tampilannya cukup bagus karena kakaknya menyewa vendor yang cukup terkenal.

Jason bergabung dengan saudaranya itu di ruang keluarga. Dia pun tiduran di kursi sambil memainkan hape. Tiga keponakannya pun tengah bermain di dekatnya.

Perlahan banyak orang yang berdatangan untuk memberi selamat. Istri dari Jefri menyambut tamu itu dan mengobrol.

Jason tengah membalas beberapa chat dari temannya. Rencananya mereka akan datang besok.

Dia pun mendapati pesan dari Kang Acep, partner bisnisnya dari Lembang.

[Assalamualaikum, A. Kemarin teh harga sayur kol sama tomat lagi mahal. Alhamdulillah, tadi pencarian. Jadi mau ditransfer sekarang?]

[Boleh, Kang. Sekarang, saja.]

Tak lama, notif hapenya yang berbeda pun muncul. Hal itu membuat dirinya sumringah karena uang dengan jumlah yang lumayan sudah masuk ke rekeningnya.

Dua bulan lalu pun, rekeningnya sudah dimasuki uang sebanyak lima puluh juta. Komisi yang dia dapatkan sebagai broker. Uang itulah yang dia pakai untuk biaya pernikahannya. Ilmu dari ayahnya memang sangat bermanfaat.

Menjelang sore, rumah pun semakin sepi. Yang tertinggal hanya kakaknya dan beberapa saudara.

Jason mendapatkan pesan dari Darwin lewat grup chat. Dia ingat anak keturunan Bali yang memiliki nama cukup panjang yaitu I Ketut Darwin Mahendra Alexander
akan terbang ke Prancis pekan depan mengikuti ayah dan ibunya.

Darwin
[Gais, Starbucks, kuy! Besok Jason nikah, sementara Minggu depan gue nggak ada di tanah air.]

Tak ada balasan. Lalu Darwin pun mengirim chat lagi.

[Gue traktir. Asalkan menu kopinya sama.]

Secepat kilat, anggota grup yang diisi lima orang itu, membalas chat.

Jason tertawa kecil melihat kelakuan temannya di grup. Giliran ada gratisan begitu cepat membalas.

Malamnya sekitar pukul sembilan, Jason sudah meninggalkan rumah dan sudah berada di tempat yang dijanjikan.

Ditemani suasana malam yang dingin, mereka pun nongkrong bersama di tempat itu. Jason dan ke empat temannya menikmati kopi sambil mengobrol dan bercanda.

KALAU SUDAH JODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang