Paginya semua orang di rumah sudah sibuk termasuk dua kakak iparnya. Mereka tengah memakaikan make up dan riasan lainnya. Para keponakannya pun ikut andil membuat suasana semakin riweuh. Ada yang rewel, juga ada yang nangis hanya karena ingin sesuatu.
Keluarganya yang lain pun ada yang sudah siap. Sudah rapi dengan gaunnya dan kemejanya.
Ada yang duduk-duduk sambil ngobrol, ada yang sambil berdiri juga ada yang sibuk memilih kotak seserahan yang akan dibawa berlomba mengambil yang beratnya ringan. Segala bentuk aktivitas dilakukan hal itu semata-mata untuk mempersiapkan acara sakral yang akan terjadi beberapa jam lagi.
Ketika orang lain sudah sibuk, Jason sendiri malah masih tertidur pulas padahal jam sudah menunjukkan pukul enam pagi. Mungkin karena semalam dia habis pulang nongkrong jadi agak kecapean sedikit.
Melihat pemandangan itu kakak iparnya menepuk jidat.
"Hey! Jason, bangun!"
"Udah jam enam, ini!"
"Cepetan siap-siap kamu kan mau nikah,"
Jason setengah tersadar dari tidurnya. Matanya terbuka sambil menyipit.
Setelah mengumpulkan nyawa, dia pun bangkit dari tidurnya dan meregangkan tubuh sambil menguap.
Setelah beberapa detik berpikir, akhirnya dia pun ingat bahwa hari ini dia mau nikah. Dia pun langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Aduh! Ini calon manten jam segini baru bangun, cepetan keburu kehabisan!" ejek Pamannya yang sedang merokok di dapur.
Jason tak mempedulikan ejekan itu. Matanya masih terlihat lelah mungkin karena masih ngantuk. Rambutnya pun acak-acakan ditambah warnanya yang coklat jadi tambah terlihat jelek sekali.
Dia meraih handuk lalu masuk ke dalam toilet.
Jason pun melepas baju, dia pun mulai membersihkan badannya. Kegiatannya pun beres dalam waktu lima menit.
Lalu dia pun ke luar dan berjalan ke kamar yang ditempati tidur tadi. Di sana dia pun memakai pakaian yang sudah disiapkan kakak iparnya.
Pertama, dia memakaikan celana dalam diikuti celana resmi warna putih.
Dia pun mamasangkan kemeja, dasi dan dilapisi jas. Warna dominan yang dipakai adalah putih.
Setelah itu, dia dirapikan oleh kakak iparnya.
Wajahnya dibubuhi pelembab dan sunscreen. Rambutnya dikeringkan menggunakan hairdryer dan ditata rapi.
Jason terdiam membiarkan kakak iparnya itu mengotak-atik rambutnya.
Seperti seorang anak kecil yang didandani ibunya.Setelah tepat pukul tujuh, dia pun sudah rapi dan terlihat sangat tampan dan berwibawa.
Jason pun sudah siap diantarkan menuju pernikahannya di rumah mempelai wanita.
Kini rombongan pengantin pria pun sudah berada di perjalanan menuju tujuan.
....
Saat Raisa tengah dirias, tiba-tiba dia merasa mulas. Dia baru ingat tiap tanggal enam tamu bulanannya datang. Dia pun mulai gelisah dan tak enak. Dia belum bilang kepada Gita--yang meriasnya bahwa dirinya sedang berada di tanggal merah.
Tak lama kemudian, setelah kerudung dan headpiece dipasang, tamunya pun benar-benar keluar. Dia pun lupa tidak memakai pembalut. Dia juga tidak punya stok di rumah.
"Gita, kayaknya aku datang bulan, deh" ucapnya memberanikan diri.
"Hah? Masa? Coba dicek dulu,"
"Di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KALAU SUDAH JODOH
ChickLitKetika batu kerikil dan berlian disatukan dalam ikatan pernikahan. Ketika Raisa yang taat pada Tuhan dan orang tuanya, berjodoh dengan Jason. Ujian rumah tangganya terletak pada suaminya sendiri. Lalu, apakah dia bisa melewati semuanya? Bagaimana si...