"Pagi semuanya." Lianne menyapa riang tatkala membuka pintu Maret Market. Senyum indah terbit di bibir mungilnya, seolah sedang membagi energi positif pada karyawannya yang sudah sibuk dengan tugas masing-masing.
Tentu saja, kedatangannya langsung disambut. Para karyawan membalas sapaan dengan kompak.
Didepan kasir, Lianne meletakkan paper bag yang berisikan kopi cup yang dibelinya di jalan tadi. "Guys, sini-sini ... ayo minum kopi dulu!" teriaknya yang membuat semua karyawan langsung mendekat dengan sumringah. Mereka langsung menyerbu meja kasir dan mengambil kopi bagian mereka sendiri.
"Terima kasih, Bu Lianne," ucap mereka kompak.
"Sama-sama. Jangan berebut, semua dapet, kok."
"Dalam rangka apa, nih, Bu?" tanya Biantara sembari menyesap perlahan kopinya yang terasa sedikit panas.
Lianne tersenyum. "Em ... tidak ada apa-apa, sih. Hanya saja hari ini aku lagi bahagia."
"Bahagia kenapa, Bu?" Biantara yang masih penasaran, bertanya kembali. Alisnya saling bertaut menatap manajernya itu dengan lekat.
Mata Lianne memicing ke arah pria itu. "Tidak boleh kepo," katanya kemudian terkekeh.
"Kalau begitu sering-sering bahagia aja, Bu. Biar kita dapat traktiran kayak gini terus," cengir Isvara yang mendapat sahutan positif dari temannya yang lain.
Sambil menggeleng, Lianne senyuman tipis. Detik kemudian dia menatap satu per-satu semua karyawannya yang ada di sana untuk mengabsen. "Di mana Aroon?" tanyanya sebab tidak melihat kehadiran pria itu.
"Dia sedang mengambil stok barang di gudang, Bu," jawab Biantara.
Lianne mengangguk paham. "Kalau Aruna?" tanyanya lagi sambil celingukan mencari. Sudah dapat ditebak jika sedang berkumpul seperti ini, wanita itu sering menghindar.
"Di mana lagi? Bu Lianne pasti sudah tahu," cibir Isvara dengan nada sirik. "Dia pasti sedang sembunyi. Kenapa, sih, Bu Lianne terima dia kerja? Dia, kan tidak waras."
“Hust, kamu ini. Kalau bicara hati-hati!“ peringat Lianne sambil melambaikan tangan. Malas baginya meladeni Isvara, apalagi dia tahu sejak kedatangan Aruna, Isvara sudah terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya. Mengalihkan pembicaraan, dia akhirnya berkata, “Kalau sudah selesai menikmati kopi, ayo kembali bekerja. Semangat, tetap fokus, dan ingat visi misi toko ini!"
"Siap, Bu!" balas mereka serempak
"Oke ... ayo, ayo, ayo!" Lianne bertepuk tangan dengan meriah untuk mengundang semangat semua karyawan.
Dia masih berdiri diam untuk memastikan semua orang kembali ke tempat semula. Setelah beberapa saat, Lianne berjalan ke gudang berniat memberikan kopi pada Aroon. Namun, setibanya di sana, bukan Aroon yang dia temukan, melainkan Aruna yang tengah memilah barang sambil dibersihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARCH: Summer In Your Eyes
Romance[Romansa, Lengkap] •A Month In A Day•• Masa lalu kelam membuat Aruna tanpa sadar menderita bipolar dan penyakitnya itu membawa dampak dalam pekerjaan. Sebagian teman kerjanya di Maret Market menyebutnya sebagai wanita aneh, tetapi Aroon selalu mema...