Chapter 3

6.4K 508 24
                                    

" Astaga Kakakkkkk!!! "

Teriakan Winwin sang Ibu menggema di dapur ketika melihat Renjun 'menghancurkan' dapur rumah. Bagaimana tidak tepung berserakan dimana-mana, belum lagi gula, garam dan semua bahan makanan untuk membuat kue. Winwin sampai histeris melihat sang anak menghancurkan dapur kesayangannya.

" Kamu ngapain sih kak, ini dapur bunda di acak-acak " keluh Winwin sambil membereskan semua kekacauan yang dilakukan anaknya.

" Masak cookies buat crush aku bun " pamer Renjun sambil melihat satu toples yang berisi kue buatannya.

" Kenapa gak minta tolong sama bibi sih? "

" Gak ah, biar berasa perjuangannya bun "

" Ya udah sekarang kamu beresin semuanya " perintah Winwin sambil menyodorkan sapu kepada anaknya.

Renjun terdiam sejenak dan menatap dapur yang sangat berantakan seperti kapal pecah. Renjun hanya tersenyum manis dan perlahan mundur ke belakang.

" GAAAKKK MAAUUUU " teriak Renjun langsung kabur meningalkan dapur.

" KAKAKKKKK!! "

Winwin menyerah sang anak memang spesialis kabur dari masalah. Akhirnya dia meminta bantuan ART membantunya membereskan dapur.


• * ' " ' * •.
(\_/)
(>.<)
(") (")
○  ••••••••••••••••  ○
===============
>>> ♥️ 503 ♥️ <<<
===============
○  ••••••••••••••••  ○

Renjun menatap Donghyuck yang sedang istirahat setelah latihan basket. Perlahan Renjun mendekati sambil membawa cookies buatannya.

" Donghyuukkk~ " panggilnya manja.

" Njun, kenapa? " tanya Donghyuck sambil minum.

" Aku buat cookies nih, cobain dong " kata Renjun sambil menyodorkan cookies buatannya.

" Tumben? Buat sendiri? "

Renjun mengangguk dan Donghyuck mengambil satu cookies lalu memakannya.

Hoek

Donghyuck langsung memuntahkan cookies itu setelah tidak lama mengunyahnya.

" Kenapa hyuck? Kamu keselek apa gimana? " tanya Renjun panik.

" Ini cookies apaan? Kok pedes banget? " tanya Donghyuck kembali minum.

" Serius? Gak enak ya? "

" Ini rasa merica semua mana pait banget lagi, bener gak sih lu masukinnya? "

" Lah itu vanilinya udah pas, gulanya aku banyakin malahan " jelas Renjun bingung.

" Emang lu gak coba dulu? " tanya Donghyuck sambil menggeleng kepala.

" Gak takut keracunan " jawab Renjun santai.

" Lu takut keracunan tapi kasih gue?? Lu mau gue mati duluan?? " protes Donghyuck kembali.

" Ya udah deh kalau gak mau, sini " Renjun kembali mengambil paksa cookies yang sudah dibuatnya. " Rese lu "

Renjun kesal dan langsung pergi meninggalkan Donghyuck yang masih dengan rasa pedas dilidahnya.

" Harus berobat nih gue " gumam Donghyuck lalu minum kembali.

• * ' " ' * •.
(\_/)
(>.<)
(") (")
○  ••••••••••••••••  ○
===============
>>> ♥️ 503 ♥️ <<<
===============
○  ••••••••••••••••  ○

Renjun masih kesal dan nyaman dengan posisinya bersandar pada tembok kelas dalam posisi duduk di bangkunya paling belakang.

" Kenapa lu? " tanya Yangyang heran melihat wajah Renjun yang kusut lalu duduk di sebelahnya.

" Bete " jawab Renjun singkat.

" Kenapa lagi sih? Donghyuck? " tebak Yangyang.

" Udahlah jangan sebut nama dia dulu! Masih kesel gue ama dia " gerutu Renjun sambil membenturkan kepalanya pelan ke dinding kelas.

" Eh apa nih? Ada makanan "

Yangyang dengan cepat langsung mengambil cookies di depannya dan memakannya.

Hoek

Tidak lama setelah itu dia langsung memuntahkannya karena rasanya tidak enak.

" Racun model baru nih bentuk cookies. Intel mana nih yang buat racun model gini. Kreatif banget " puji Yangyang sambil menatap cookies itu.

Renjun semakin kesal lalu mengambil cookies di depannya dan membuangnya ke tong sampah.

" Nyebeliinn " Renjun kesal dan menghentakan kakinya berjalan pergi keluar kelas.

" Fix bokapnya Renjun pasti kerjasama Intel buat racun model baru " tebak Yangyang dengan pikirannya.

• * ' " ' * •.
(\_/)
(>.<)
(") (")
○  ••••••••••••••••  ○
===============
>>> ♥️ 503 ♥️ <<<
===============
○  ••••••••••••••••  ○

Renjun pulang dengan supir jemputannya dan melihat sosok Yuta yang 'tumben' kurang dari jam tiga sore sudah ada di rumah. Padahal biasanya sang ayah sampai ke rumah lewat tengah malam.

" Papa, tumben?? " Renjun mendekat dan duduk disamping Yuta yang sedang menonton TV.

" Kak, iya lagi pengen di rumah aja. Gimana sekolah? Bisa rangking satu gak tahun ini? "

" Idih papa pertanyaannya bikin males ngobrol "

Yuta terkekeh dan menepuk tempat disebelahnya yang kosong. Renjun duduk mendekat dan Yuta merangkul bahu anaknya sambil menepuk pelan.

" Kamu belajar yang bener, sampai kapanpun pendidikan itu penting nak. Kamu satu-satunya anak papa, jadi kamu penerus papa " nasehat Yuta.

" Iya berat banget bahasannya pa. Aku ke kamar aja deh "

" Kata bunda kamu kemarin renovasi dapur? "

" Hah? Enggak kapan? "

" Iya katanya dapur yang rapi jadi kapal pecah? "

" Papa apaan sih!! Nyebeliin "

Renjun kesal karena diledek sang ayah langsung pergi meninggalkan Yuta yang langsung hilang senyum dari wajahnya setelah memastikan anaknya masuk ke kamarnya.

" Semoga setelah ini kamu tetap bahagia ya sayang " gumam Yuta sambil menatap map cokelat yang memang tadi tergeletak diatas meja.





Tbc

Jangan lupa vote, comment & follow
Happy Reading 👨‍💻👩‍💻

503 || HYUCKREN 🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang